Vaksin Tetanus
Vaksin tetanus juga dikenal sebagai tetanus toksoid (TT), adalah vaksin tidak aktif yang digunakan untuk mencegah tetanus.
Lima dosis vaksin ini disarankan untuk anak-anak, sementara dosis keenam akan diberikan saat remaja. Dosis tambahan sebaiknya diberikan setiap 10 tahun sekali.
Baca juga ? Tetanus – Pengobatan, Pencegahan, Penyebab dan Suntik Tetanus untuk Ibu Hamil
Jenis-jenis Vaksin Tetanus
Vaksin tetanus biasanya dikombinasikan dengan vaksin untuk mencegah penyakit lain, seperti batuk rejan atau pertusis. Oleh karena itu, vaksin tetanus tersedia dalam beberapa jenis, seperti:
1. Vaksin DPT
Vaksin DPT merupakan vaksin kombinasi yang digunakan untuk mencegah penyakit difteri, tetanus, dan pertusis. Pada anak, vaksin ini diberikan sebanyak 5 kali. Tiga dosis awal diberikan saat usianya 2, 3, dan 4 bulan, lalu dilanjutkan dengan pemberian vaksin ulangan atau booster saat anak berusia 18 bulan dan 5 tahun.
2. Vaksin DPT/Hib
Selain DPT, tersedia juga vaksin DPT/Hib yang sama-sama efektif mencegah tetanus. Vaksin DPT/Hib memiliki jadwal pemberian yang sama dengan vaksin DPT.
Selain melindungi dari penyakit difteri, tetanus, dan pertusis, vaksin ini juga menghasilkan kekebalan terhadap bakteri Haemophilus influenzae type b yang menjadi penyebab sejumlah infeksi berat, seperti meningitis dan pneumonia.
Haemophilus influenzae type b (Hib) adalah bakteri yang dapat menyebabkan infeksi di berbagai bagian organ tubuh, seperti otak, saluran pernapasan, paru-paru, tulang, hingga jantung.
3. Vaksin TD
Vaksin TD (tetanus dan difteri) atau TDaP (tetanus, difteri, pertusis) merupakan vaksin lanjutan dan diberikan sebagai dosis keenam dan ketujuh, pada anak yang sebelumnya rutin menerima vaksin DPT atau DPT/Hib. Pemberiannya dilakukan ketika anak berusia 10–12 tahun dan 18 tahun.
Vaksin TD juga dapat diberikan pada anak di atas usia 10 tahun dan orang dewasa yang belum pernah menerima vaksin tetanus sebelumnya. Pada orang yang belum pernah mendapatkan vaksin tetanus sebelumnya, vaksin TD atau TDaP diberikan 1 kali dengan dosis pemberian vaksin TD ulang setiap 10 tahun.
Selain vaksin-vaksin di atas, vaksin tetanus juga ada yang tersedia dalam kombinasi 5 vaksin, yaitu vaksin DPT-HIB-HB. Vaksin ini memberikan perlindungan terhadap penyakit difteri, pertusis, tetanus, infeksi Haemophilus influenza type B, serta hepatitis B. Jadwal pemberian vaksin ini sama dengan vaksin DPT/Hib.
Kombinasi Vaksin Tetanus
Terdapat beberapa kombinasi vaksin antara vaksin tetanus dengan vaksin lain, seperti:
- DTaP dan Tdap yang mengandung vaksin difteri, tetanus, dan pertusis.
- DT dan Td yang mengandung vaksin difteri dan tetanus.
- DTaP dan DT diberikan kepada anak-anak yang berusia kurang dari tujuh tahun, sementara Tdap dan Td diberikan untuk mereka yang berusia tujuh tahun atau lebih. “d” dan “p” kecil melambangkan kekuatan vaksin difteri dan pertusis.
Pemberian Tetanus Toksoid saat terjadi luka
Tetanus toksoid diberikan pada semua jenis luka apabila Anda belum pernah memperoleh vaksinasi atau vaksinasi yang didapat belum cukup dari dosis yang dibutuhkan, yaitu 3 dosis.
Apabila Anda telah menerima vaksinasi tetanus sebanyak lebih dari tiga kali dengan vaksin terakhir dalam kurun waktu kurang dari 5 tahun, tetanus toksoid hanya diberikan ketika Anda mengalami jenis luka di bawah ini:
- Luka terkontaminasi dengan tanah, feses, dan air liur
- Luka tertusuk
- Luka tembak
- Kecelakaan yang mengakibatkan luka terbuka
- Luka bakar
- Frostbite
Tidak terbatas pada jenis luka di atas, apabila luka yang dialami dianggap mampu menjadi tempat perkembangbiakan tetanus, maka sebaiknya Anda mendapat suntikan tetanus toksoid. Jika vaksin terakhir Anda lebih dari 10 tahun, Anda tetap perlu divaksin walaupun luka yang dialami kecil dan bersih.
Baca juga ? Daftar Imunisasi Wajib, Lengkap dan Penting, Beserta Rekomendasi (dari lahir sampai 60 tahun+)
Pemberian Vaksin Tetanus Toksoid
Di Indonesia, tetanus toksoid diberikan dalam bentuk vaksin DTP-HB-HiB, yaitu vaksin gabungan yang memberikan pencegahan terhadap difteri, tetanus, pertusis, hepatitis B, dan infeksi Haemophilus influenzae B. Penyuntikan vaksin ini akan dilakukan pada paha atas atau lengan pada bayi yang lebih besar.Pemberian vaksin berisi tetanus toksoid diberikan paling cepat pada bayi berusia 6 minggu.
Sesuai rekomendasi dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), vaksin ini direkomendasikan untuk diberikan pada usia 2, 3, dan 4 bulan apabila memperoleh DTPw, serta pada usia 2, 4, dan 6 bulan apabila vaksin yang diberikan DTPa.
Vaksin ini tidak bisa diberikan pada anak dengan kejang, kelainan saraf, atau kelainan otak pada bayi baru lahir.Salah satu penelitian di NCBI, menyatakan bahwa 2 dosis imunisasi tetanus toksoid yang diberikan setidaknya 4 minggu, akan memberikan hasil yang signifikan untuk mengurangi risiko kematian tetanus neonatal.
Baca juga ? Penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin
Efek samping dan reaksi
Efek samping yang dapat ditimbulkan berupa reaksi lokal pada tempat suntikan berupa bengkak, nyeri, dan kemerahan. Selain itu, dapat disertai demam pada sebagian besar kasus.
Umumnya, Anda akan diberikan obat penurun panas untuk mengantisipasi terjadinya demam.Pada reaksi yang berat, dapat terjadi demam tinggi, anak menjadi rewel, dan menangis dengan nada tinggi. Hal ini bisa berlangsung dalam 24 jam setelah pemberian.
Sejarah dan Penemu Vaksin Tetanus
Vaksin pertama untuk imunologi pasif ditemukan oleh sekelompok ilmuwan Jerman di bawah kepemimpinan Emil von Behring pada tahun 1890.
Toksoid tetanus tidak aktif pertama ditemukan dan diproduksi pada tahun 1924. Versi vaksin teradsorpsi yang lebih efektif, dibuat pada tahun 1938, adalah terbukti berhasil ketika digunakan untuk mencegah tetanus di militer selama Perang Dunia II.
DTP (yang merupakan vaksin gabungan untuk difteri, tetanus, dan pertusis) pertama kali digunakan pada tahun 1948, dan dilanjutkan hingga tahun 1991, ketika diganti dengan bentuk aseluler dari vaksin pertusis karena alasan keamanan.
Separuh dari mereka yang menerima vaksin DTP mengalami kemerahan, bengkak, dan nyeri di sekitar tempat suntikan, yang meyakinkan para peneliti untuk menemukan vaksin pengganti.
Dua vaksin baru diluncurkan pada tahun 1992. Ini kombinasi tetanus dan difteri dengan pertusis aseluler (TDaP atau DTaP), yang dapat diberikan kepada remaja dan orang dewasa (berbeda dengan sebelumnya ketika vaksin hanya diberikan kepada anak-anak).
Suntik Vaksin Tetanus untuk Ibu Hamil
Rekomendasi WHO tentang vaksinasi tetanus toksoid untuk wanita hamil.
Vaksinasi tetanus toksoid direkomendasikan untuk semua wanita hamil, tergantung pada paparan vaksinasi tetanus sebelumnya, untuk mencegah kematian neonatal dari tetetus.
Rekomendasi ini konsisten dengan rekomendasi dari pedoman WHO 2006 tentang imunisasi maternal terhadap tetanus [1]. GDG (Guideline Development Group) mendukung pendekatan pedoman 2006, yang merekomendasikan hal-hal berikut.
– Jika seorang wanita hamil belum pernah divaksinasi sebelumnya, atau jika status imunisasinya tidak diketahui, ia harus menerima dua dosis vaksin yang mengandung toksoid tetanus (TT-CV: toxoid-containing vaccine) satu bulan terpisah dengan dosis kedua diberikan setidaknya dua minggu sebelum pengiriman . Dua dosis melindungi terhadap infeksi tetanus selama 1-3 tahun pada kebanyakan orang. Dosis ketiga direkomendasikan enam bulan setelah dosis kedua, yang harus memperpanjang perlindungan setidaknya 5 tahun.
–– Dua dosis lebih lanjut untuk wanita yang divaksinasi pertama terhadap tetanus selama kehamilan harus diberikan setelah dosis ketiga, dalam dua tahun berikutnya atau selama dua kehamilan berikutnya.
–– Jika seorang wanita memiliki 1-4 dosis TT-CV di masa lalu, dia harus menerima satu dosis TT-CV selama setiap kehamilan berikutnya hingga total lima dosis (5 dosis melindungi sepanjang masa subur).
[1] Imunisasi ibu terhadap tetanus: penatalaksanaan terpadu kehamilan dan persalinan (IMPAC: integrated management of pregnancy and childbirth). Standar untuk perawatan ibu dan bayi baru lahir 1.1. Jenewa: Departemen Kehamilan Membuat Lebih Aman, Organisasi Kesehatan Dunia; 2006 (http://www.who.int/reproductivehealth/ publications / maternal_perinatal_health / immunization_tetanus.pdf, diakses 28 September 2016).Jangka waktu perlindungan pada wanita setelah diberikan 1–5 dosis vaksin TT
Tabel dibawah ini menunjukkan berapa lama proteksi terhadap tetanus pada wanita yang tidak pernah mendapat imunisasi TT dan kemudian mendapat TT pada saat mereka mencapai usia subur (15–49 tahun).
Dosis (0,5 ml) | Kapan di berikan | Lama proteksi terhadap |
---|---|---|
TT1 | Diberikan kepada WUS pada kotak pertama atau pada usia kehamilan muda. | Tidak ada pelindungan sama sekali |
TT2 | Diberikan paling tidak 4 minggu setelah TT1. | Perlindungan 3 tahun |
TT3 | Diberikan paling tidak 6 bulan setelah TT2. | Perlindungan 5 tahun |
TT4 | Diberikan paling tidakl 1 tahun setelah TT3. | Perlindungan 10 tahun |
TT5 | Diberikan paling tidak 1 tahun setelah TT4. | Perlindungan selama usia subur |
Penyakit dari A-Z & Daftar Lengkap, Nama, Jenis, Contoh
Nama Obat dan Untuk Penyakit Apa ? – Daftar Nama Obat Esensial diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Bacaan Lainnya
- Penyakit Kusta Penularan, Penyebab, Gejala, Perawatan dan Pencegahan
- Penyakit Alzheimer / Pelupa Apa yang Terjadi di Otak?
- Seperti Apa Psikopat Itu Sebenarnya?
- Cara Membeli Tiket Pesawat Murah Secara Online Untuk Liburan Atau Bisnis
- Tulisan Menunjukkan Kepribadian Anda & Bagaimana Cara Anda Menulis?
- Kepalan Tangan Menandakan Karakter Anda & Kepalan nomer berapa yang Anda miliki?
- 10 Kebiasaan Baik Yang Dapat Mengasah Otak Menjadi Lebih Efektif
- Top 10 Cara Menjadi Kaya Dan Sudah Terbukti Nyata
- Tes Ketelitian: Semua Penguin Identik Kecuali 1 – Beserta Fakta Tentang Penguin: Spesies & Habitat
- Jarak Matahari Ke Bumi Yang Paling Tepat Adalah 149.597.870.700 Meter
- Arti Mimpi ~ Tafsir, Definisi, Penjelasan Mimpi Secara Psikologi
- Tempat Wisata Yang Harus Dikunjungi Di Jakarta – Top 10 Obyek Wisata Yang Harus Anda Kunjungi
Unduh / Download Aplikasi HP Pinter Pandai
Respons “Ooo begitu ya…” akan sering terdengar jika Anda memasang applikasi kita!
Siapa bilang mau pintar harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat Anda menjadi lebih smart!
Informasi: Pinter Pandai bukan sebagai pengganti Dokter. Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda. Tubuh masing-masing orang / individu berbeda. Selalu konsultasikan ke Dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda.
Sumber bacaan: National Center for Biotechnology Information (NCBI), World Health Organization (WHO), Medline Plus
Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”
Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya | Business & Marketing