Jenis-Jenis Vaksin Difteri (DPT, DTAP, DT, TDAP, TD)
Vaksin difteri merupakan langkah pencegahan terbaik untuk menangkal infeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae, yang dapat menyebabkan komplikasi serius pada saluran pernapasan. Dengan berbagai jenis yang tersedia, vaksin ini tidak hanya mencegah difteri tetapi juga melindungi dari tetanus dan pertusis (batuk rejan). Berikut adalah jenis-jenis vaksin difteri yang umum diberikan:
Jenis-jenis vaksin difteri: DPT, DTAP, DT, TDAP, TD:
1. DPT (difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus): vaksin ini mengandung toksoid difteri, toksoid tetanus, dan antigen pertusis utuh, diberikan pada bayi dan anak kecil untuk melindungi dari ketiga penyakit ini secara efektif.
2. DTaP (difteri, tetanus, acellular pertusis): mirip dengan DPT tetapi dengan komponen pertusis yang lebih aman (tidak utuh), mengurangi risiko efek samping.
3. DT (difteri dan tetanus): digunakan untuk anak-anak yang alergi terhadap komponen pertusis, melindungi dari difteri dan tetanus saja.
4. Tdap (tetanus, difteridan aselular pertusis): dosis booster untuk anak usia 10 tahun ke atas dan orang dewasa. Direkomendasikan setiap 10 tahun untuk mempertahankan kekebalan.
5. Td (tetanus dan difteri): booster tanpa komponen pertusis, terutama untuk orang dewasa.
Vaksin ini tersedia dalam bentuk vaksin gabungan, termasuk gabungan dengan vaksin tetanus (dikenali sebagai vaksin dT atau DT) dan dengan vaksin tetanus dan pertusis yang dikenali sebagai vaksin DPT.
Kenali lebih jauh mengenai jenis-jenis vaksin difteri, indikasi dan efek sampingnya berikut ini.
Baca juga: Penyakit Difteri Penularan, Penyebab, Gejala, Perawatan dan Pencegahan
Daftar Imunisasi Wajib, Lengkap dan Penting, Beserta Rekomendasi (dari lahir sampai 60 tahun+)
Perbedaan DTaP dengan Tdap, dan DT dengan Td
Perbedaan huruf kapital “D” dan “P” menunjukkan konsentrasi toksoid difteri dan antigen pertusis yang tinggi (D, P) untuk anak-anak, sementara huruf kecil (d, p) menunjukkan kadar yang lebih rendah untuk booster dewasa.
Cara Pemberian dan Jadwal Vaksin Difteri
- DTaP dan DT diberikan bertahap kepada anak-anak usia 2 bulan hingga 7 tahun, dimulai sejak usia 2 bulan. Suntikan booster diberikan pada usia pra-sekolah (5–6 tahun).
- Tdap dan Td diberikan sebagai booster pada usia 10–16 tahun dan diulang setiap 10 tahun untuk menjaga kekebalan tubuh.
![Vaksin Difteri - Jenis-Jenis: DPT, DTAP, DT, TDAP, TD dan Penjelasannya](https://www.pinterpandai.com/wp-content/uploads/2020/09/Contoh-vaksin-difteri.jpg.webp)
Efek Samping dan Perawatan Setelah Vaksinasi
Efek samping umumnya ringan, seperti demam, nyeri, kemerahan, atau bengkak di area suntikan. Untuk mengurangi efek samping, Anda bisa memberikan paracetamol atau ibuprofen, dan kompres area suntikan dengan air dingin.
Manfaat dan Pentingnya Vaksin Difteri
Vaksin difteri secara efektif mencegah penyebaran difteri, pertusis, dan tetanus, dengan tingkat keberhasilan mencapai 90% bila diberikan sesuai jadwal. Imunisasi ini sangat penting bagi anak-anak dan orang dewasa untuk mengurangi risiko infeksi berbahaya ini.
Pertimbangan untuk Vaksinasi Ulang (Booster)
Orang dewasa disarankan melakukan vaksinasi ulang setiap 10 tahun sekali, terutama jika belum pernah menerima vaksin difteri di masa kecil atau memiliki risiko tinggi, seperti petugas kesehatan atau ibu hamil. Pastikan kondisi kesehatan dalam keadaan baik saat jadwal vaksinasi.
Dengan informasi lengkap ini, Anda dapat lebih memahami pentingnya vaksin difteri dan jenis-jenisnya dalam upaya mencegah penyakit yang mudah menular ini.
Penyakit dari A-Z & Daftar Lengkap, Nama, Jenis, Contoh
Nama Obat dan Untuk Penyakit Apa ? – Daftar Nama Obat Esensial diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Bacaan Lainnya
Unduh / Download Aplikasi HP Pinter Pandai
Respons “Ooo begitu ya…” akan sering terdengar jika Anda memasang applikasi kita!
Siapa bilang mau pintar harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat Anda menjadi lebih smart!
Informasi: Pinter Pandai bukan sebagai pengganti Dokter. Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda. Tubuh masing-masing orang / individu berbeda. Selalu konsultasikan ke Dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda.
Sumber bacaan: Wikipedia, U.S. Department of Health & Human Services, Medical News Today, World Health Organization, National Hospital Service UK, Medline Plus
Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”
Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya | Business & Marketing