Tanpa Batu Rosetta, Kita Tidak Tahu Tentang Perabadan Mesir Kuno
Batu Rosetta ditemukan oleh orang Perancis, Kapten Pierre François Xavier Bouchard pada tanggal 15 Juli 1799, pada saat perang yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte. Tempat penemuan batu ini di Fort St. Julien di El-Rashid, Mesir dan Batu ini diperkirakan dibuat pada tahun 196 SM.
Artikel ini akan mengeksplorasi sejarah Batu Rosetta, penemuannya, dan pengaruhnya terhadap pemahaman kita tentang Mesir kuno.
Ekspedisi ini telah mengantarkan banyak ilmuwan untuk menemukan keindahan negeri ini. Teks tersebut baru diterjemahkan pada tahun 1822 oleh Jean-François Champollion.
Batu Rosetta adalah satu penemuan arkeologi dalam ilmu pengetahuan modern yang sangat penting. Dikarenan batu ini merupakan kunci yang bisa saja membuka peradaban masa silam. Dengan ditemukannya batu ini, selangkah lagi, mungkin, sejarah bisa kita intip kebenarannya.
Batu Rosetta adalah sebuah batu granodiorit (mirip granit) yang membantu peneliti modern dalam penerjemahan teks kuno dalam 2 tulisan berbahasa Mesir dan Yunani. Batu tersebut menggunakan tiga skrip, yaitu hieroglif, Demotik Mesir dan Yunani.
Pengertian:
– Hiroglif adalah sistem tulisan formal yang digunakan masyarakat Mesir kuno Mesir.
– Demotik (dari δημοτικά dimotika) menunjuk pada naskah Mesir Kuno yang berasal dari hieratik bagian utara yang digunakan di Delta Sungai Nil. Juga merupakan tahapan bahasa Mesir yang menyambung dengan bahasa “Mesir Akhir” dan digantikan oleh bahasa “Koptik”.
Batu Rosetta ini sekarang berada di British Museum – London.
Usaha Penerjemahan Batu Rosetta
Pada tahun 1814, orang Inggris, Thomas Young selesai menerjemahkan enchorial (demotik) teks dan mulai bekerja pada naskah hieroglif, tetapi ia tidak berhasil dalam menerjemahkan bagian itu.
Dari 1822-1824, seorang peneliti Perancis, Jean-François Champollion, memperluas penelitian dan usaha penerjemahan batu ini dengan bekerja bersama para penerjemah lainnya. Mereka biasanya disebut-sebut sebagai penerjemah utama Batu Rosetta, seperti:
- Athanasius Kircher
- Silvestre de Sacy
- Johan David Akerblad
- William John Bankes
Champollion bisa membaca dengan baik bahasa Yunani dan Koptik, dan tahu apa yang merupakan tujuh tanda Demotik di Koptik itu. Dengan melihat bagaimana tanda-tanda itu digunakan dalam bahasa Koptik, ia bekerja mencari tahu apa artinya. Kemudian ia menelusuri tanda-tanda Demotik kembali ke tanda hieroglif.
Dengan meneliti beberapa hieroglif, ia menerjemahkan teks dari Demotik (atau lebih Koptik) dan Yunani ke hieroglif dengan pertama-tama menerjemahkan nama Yunani yang aslinya dalam bahasa Yunani. Kemudian ia bekerja terhadap nama-nama kuno yang tidak pernah ditulis dalam lainnya bahasa. Champollion kemudian menciptakan alfabet menguraikan teks yang tersisa.
Pada 1858, Society Philomathean dari University of Pennsylvania menerbitkan terjemahan bahasa Inggris yang lengkap pertama dari Batu Rosetta seperti dilakukan oleh tiga anggota sarjana yaitu: Charles R Hale, S Huntington Jones, dan Henry Morton.
Isi Dari Batu Rosetta
Isi batu Rosetta ini adalah dekret yang dikeluarkan oleh para pendeta dalam sidang umum di kota besar Memphis, pada saat memperingati 8 tahun pertama pada masa pemerintahan Ptomely V. Pernyataan tersebut berupa rentetan gelar Ptolemy V sebagai raja diseluruh daerah Mesir utara dan selatan. Pernyataan tersebut disusun pada tanggal 4 bulan Yunani Kandikas, tahun 196 SM.
Telah disinggung juga di prasasti tersebut, serangkaian sanjungan dan jasa baik raja sehubungan dengan tindakan dan sikapnya yang terpuji terhadap para dewa, rakyat Mesir dan negara.
Raja Ptomely V merupakan sosok raja yang menjadi pujian rakyat Mesir sehingga dalam sidang tersebut diputuskan untuk melksanakan beberapa hal sebagai tanda terima kasih kepada raja. Diantaranya adalah, membuat patung-patung & merayakan hari penobatan & kelahiran Ptolemy V. Akan tetapi, realisasi dari seua itu masih diragukan keadaannya.
Alfabet Hieroglif Mesir Kuno adalah Sistem Penulisan Figuratif | Rahasia dan Sejarah Ukiran Suci
Dampak
Penemuan dan penerjemahan Batu Rosetta berdampak besar pada pemahaman kita tentang Mesir kuno. Itu memungkinkan para sarjana untuk membaca teks-teks kuno, memahami praktik keagamaan, dan mendapatkan wawasan tentang kehidupan sehari-hari orang-orang yang hidup di peradaban yang menakjubkan ini. Batu Rosetta juga memiliki dampak yang bertahan lama di bidang arkeologi dan studi budaya kuno pada umumnya, berfungsi sebagai model bagaimana mendekati studi prasasti dan teks.
Kesimpulan
Batu Rosetta tetap menjadi salah satu artefak terpenting di dunia, dan signifikansinya tidak dapat dilebih-lebihkan. Tanpanya, kita hanya tahu sedikit tentang orang Mesir kuno dan budaya mereka. Penemuan dan penerjemahannya telah membuka jendela ke masa lalu, dan memungkinkan kita untuk lebih menghargai kekayaan dan kompleksitas peradaban yang luar biasa ini.
Bacaan Lainnya
- Nefertiti Ratu Mesir Kuno (1370–1330 SM) | Biografi, Patung Dada, Pemerintahan, Fakta & Kematian
- 10 Fakta Mesir Kuno – Temukan Rahasia Peradaban Kuno Ini
- 10 Tulah Mesir (Kemalangan Akibat Kutukan) – Sesuai Urutannya di dalam Alkitab
- Penjelasan Ilmiah 10 Tulah Mesir (Kemalangan Akibat Kutukan) – Terinspirasi oleh Ledakan Gunung Thera (Santorini) – Plagues of Egypt
- Botol Coca Cola Kuno Dan Unik – Dimulai Dari Tahun 1899
- Kode Rahasia yang Membuka Fitur Tersembunyi di Ponsel Anda – Protokol USSD
- Cara Memilih Asuransi Kesehatan Untuk Pembeli Yang Pintar
- Kuis Naluri Atau Insting Kehidupan: Apa Yang Anda Lakukan Pada Saat Kebakaran? Tips Cara Mencegah Kebakaran Di Rumah
- 10 Cara Belajar Pintar, Efektif, Cepat Dan Mudah Di Ingat – Untuk Ulangan & Ujian Pasti Sukses!
Sumber: CleverlySmart, Khan Academy, Unexplained Mysteries, All About Archaelogy
Sumber foto utama: © Hans Hillewaert (CC BY-SA 4.0) via Wikimedia Commons
Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya | Business & Marketing
Mesir Kuno: Sejarah peradaban lebih dari 5000 tahun yang lalu