Surah Nuh نوح Nabi Nuh
Surah Nuh adalah surah ke 71 dalam Al-Qur’an, berisi 28 ayat. Sura itu termasuk bagian dari Al-Qur’an yang diwahyukan pada periode Mekah kedua (615-620). Judulnya mengacu pada ayat pertama.
Sura ini hampir seluruhnya terdiri dari pidato Nuh, yang dihormati sebagai nabi dalam Islam. Dia mengatakan kepada Tuhan bagaimana dia telah gagal mencoba untuk menegur umat-Nya dengan permohonan dan ancaman. Mereka menolak untuk meninggalkan dewa-dewa mereka, yang disebutkan dalam ayat 23: Wadd, Suwa’, Yaguth, Ya’uq dan Nasr. Akhirnya, menurut ayat 25, mereka akan dihukum karena dosa-dosa mereka dengan ditenggelamkan di dunia ini dan dengan api neraka di akhirat.
Surat ke-71 Nuh, artinya Nabi Nuh, lengkap ayat 1-28. Mengisahkan tentang kesabaran para dai dan kesungguhan mereka dalam berdakwah melalui cerita Nabi Nuh -‘alaihissalām- untuk meneguhkan orang-orang yang beriman sekaligus ancaman bagi orang-orang yang mendustakan.
Berikut isi Surah Nuh dalam text bahasa Arab, latin dan terjemahan bahasa Indonesia
إِنَّآ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِۦٓ أَنْ أَنذِرْ قَوْمَكَ مِن قَبْلِ أَن يَأْتِيَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Arab-Latin: innā arsalnā nụhan ilā qaumihī an anżir qaumaka ming qabli ay ya`tiyahum ‘ażābun alīm
Artinya: 1. Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan memerintahkan): “Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih”,
قَالَ يَٰقَوْمِ إِنِّى لَكُمْ نَذِيرٌ مُّبِينٌ
qāla yā qaumi innī lakum nażīrum mubīn
2. Nuh berkata: “Hai kaumku, sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu,
أَنِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَٱتَّقُوهُ وَأَطِيعُونِ
ani’budullāha wattaqụhu wa aṭī’ụn
3. (yaitu) sembahlah olehmu Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku,
يَغْفِرْ لَكُم مِّن ذُنُوبِكُمْ وَيُؤَخِّرْكُمْ إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى ۚ إِنَّ أَجَلَ ٱللَّهِ إِذَا جَآءَ لَا يُؤَخَّرُ ۖ لَوْ كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
yagfir lakum min żunụbikum wa yu`akhkhirkum ilā ajalim musammā, inna ajalallāhi iżā jā`a lā yu`akhkhar, lau kuntum ta’lamụn
4. niscaya Allah akan mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu sampai kepada waktu yang ditentukan. Sesungguhnya ketetapan Allah apabila telah datang tidak dapat ditangguhkan, kalau kamu mengetahui”.
قَالَ رَبِّ إِنِّى دَعَوْتُ قَوْمِى لَيْلًا وَنَهَارًا
qāla rabbi innī da’autu qaumī lailaw wa nahārā
5. Nuh berkata: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang,
فَلَمْ يَزِدْهُمْ دُعَآءِىٓ إِلَّا فِرَارًا
fa lam yazid-hum du’ā`ī illā firārā
6. maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran).
وَإِنِّى كُلَّمَا دَعَوْتُهُمْ لِتَغْفِرَ لَهُمْ جَعَلُوٓا۟ أَصَٰبِعَهُمْ فِىٓ ءَاذَانِهِمْ وَٱسْتَغْشَوْا۟ ثِيَابَهُمْ وَأَصَرُّوا۟ وَٱسْتَكْبَرُوا۟ ٱسْتِكْبَارًا
wa innī kullamā da’autuhum litagfira lahum ja’alū aṣābi’ahum fī āżānihim wastagsyau ṡiyābahum wa aṣarrụ wastakbarustikbārā
7. Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat.
ثُمَّ إِنِّى دَعَوْتُهُمْ جِهَارًا
ṡumma innī da’autuhum jihārā
8. Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan,
ثُمَّ إِنِّىٓ أَعْلَنتُ لَهُمْ وَأَسْرَرْتُ لَهُمْ إِسْرَارًا
ṡumma innī a’lantu lahum wa asrartu lahum isrārā
9. kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan dan dengan diam-diam,
فَقُلْتُ ٱسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّكُمْ إِنَّهُۥ كَانَ غَفَّارًا
fa qultustagfirụ rabbakum innahụ kāna gaffārā
10. maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-,
يُرْسِلِ ٱلسَّمَآءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا
Arab-Latin: yursilis-samā`a ‘alaikum midrārā
Artinya: 11. niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,
وَيُمْدِدْكُم بِأَمْوَٰلٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّٰتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَٰرًا
wa yumdidkum bi`amwāliw wa banīna wa yaj’al lakum jannātiw wa yaj’al lakum an-hārā
12. dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.
مَّا لَكُمْ لَا تَرْجُونَ لِلَّهِ وَقَارًا
mā lakum lā tarjụna lillāhi waqārā
13. Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?
وَقَدْ خَلَقَكُمْ أَطْوَارًا
wa qad khalaqakum aṭwārā
14. Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian.
أَلَمْ تَرَوْا۟ كَيْفَ خَلَقَ ٱللَّهُ سَبْعَ سَمَٰوَٰتٍ طِبَاقًا
a lam tarau kaifa khalaqallāhu sab’a samāwātin ṭibāqā
15. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat?
وَجَعَلَ ٱلْقَمَرَ فِيهِنَّ نُورًا وَجَعَلَ ٱلشَّمْسَ سِرَاجًا
wa ja’alal-qamara fīhinna nụraw wa ja’alasy-syamsa sirājā
16. Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita?
وَٱللَّهُ أَنۢبَتَكُم مِّنَ ٱلْأَرْضِ نَبَاتًا
wallāhu ambatakum minal-arḍi nabātā
17. Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya,
ثُمَّ يُعِيدُكُمْ فِيهَا وَيُخْرِجُكُمْ إِخْرَاجًا
ṡumma yu’īdukum fīhā wa yukhrijukum ikhrājā
18. kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu (daripadanya pada hari kiamat) dengan sebenar-benarnya.
وَٱللَّهُ جَعَلَ لَكُمُ ٱلْأَرْضَ بِسَاطًا
wallāhu ja’ala lakumul-arḍa bisāṭā
19. Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan,
لِّتَسْلُكُوا۟ مِنْهَا سُبُلًا فِجَاجًا
litaslukụ min-hā subulan fijājā
20. supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi itu”.
قَالَ نُوحٌ رَّبِّ إِنَّهُمْ عَصَوْنِى وَٱتَّبَعُوا۟ مَن لَّمْ يَزِدْهُ مَالُهُۥ وَوَلَدُهُۥٓ إِلَّا خَسَارًا
Arab-Latin: qāla nụḥur rabbi innahum ‘aṣaunī wattaba’ụ mal lam yazid-hu māluhụ wa waladuhū illā khasārā
Artinya: 21. Nuh berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku dan telah mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya melainkan kerugian belaka,
وَمَكَرُوا۟ مَكْرًا كُبَّارًا
wa makarụ makrang kubbārā
22. dan melakukan tipu-daya yang amat besar”.
وَقَالُوا۟ لَا تَذَرُنَّ ءَالِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَلَا سُوَاعًا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا
wa qālụ lā tażarunna ālihatakum wa lā tażarunna waddaw wa lā suwā’aw wa lā yagụṡa wa ya’ụqa wa nasrā
23. Dan mereka berkata: “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwwa’, yaghuts, ya’uq dan nasr”.
وَقَدْ أَضَلُّوا۟ كَثِيرًا ۖ وَلَا تَزِدِ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا ضَلَٰلًا
wa qad aḍallụ kaṡīrā, wa lā tazidiẓ-ẓālimīna illā ḍalālā
24. Dan sesudahnya mereka menyesatkan kebanyakan (manusia); dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kesesatan.
مِّمَّا خَطِيٓـَٰٔتِهِمْ أُغْرِقُوا۟ فَأُدْخِلُوا۟ نَارًا فَلَمْ يَجِدُوا۟ لَهُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ أَنصَارًا
mimmā khaṭī`ātihim ugriqụ fa udkhilụ nāran fa lam yajidụ lahum min dụnillāhi anṣārā
25. Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka, maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Allah.
وَقَالَ نُوحٌ رَّبِّ لَا تَذَرْ عَلَى ٱلْأَرْضِ مِنَ ٱلْكَٰفِرِينَ دَيَّارًا
wa qāla nụḥur rabbi lā tażar ‘alal-arḍi minal-kāfirīna dayyārā
26. Nuh berkata: “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.
إِنَّكَ إِن تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا۟ عِبَادَكَ وَلَا يَلِدُوٓا۟ إِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا
innaka in tażar-hum yuḍillụ ‘ibādaka wa lā yalidū illā fājirang kaffārā
27. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir.
رَّبِّ ٱغْفِرْ لِى وَلِوَٰلِدَىَّ وَلِمَن دَخَلَ بَيْتِىَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ وَلَا تَزِدِ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا تَبَارًۢا
rabbigfir lī wa liwālidayya wa liman dakhala baitiya mu`minaw wa lil-mu`minīna wal-mu`mināt, wa lā tazidiẓ-ẓālimīna illā tabārā
28. Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan”.
Bacaan Lainnya
- Agama Islam – Pengertian, Sejarah, Tradisi, Hari Raya dan Besar
- Kalender Hijriyah terdiri dari 12 bulan | Kalender Islam Bahasa Indonesia, Inggris, Arab dan Artinya
- Doa Tobat Islam | Tata Cara dan Niat Sholat Taubat
- Tata Cara Sholat Idul Fitri | Ibadah dan tradisi pada Idulfitri
- Doa Pagi Islam | Setelah Bangun Tidur Agar Siap Untuk Beraktifitas
- Populasi Penduduk Dunia Berdasarkan Agama, Benua, Presentase Populasi dan Populasi Terbanyak
- Daftar Hari Penting Di Indonesia – Hari Libur – Hari Besar / Hari Raya Keagamaan
- Minuman Buah Jus Mangga, Resep, Manfaat Kesehatan, Vitamin dan Mineral
Sumber bacaan: Wikipedia, Quran.com, Islam Suci Beriman