Siapa Yang Menemukan Antibiotik? Dia Menyelamatkan Miliaran Nyawa!
2 min read
Siapa Yang Menemukan Antibiotik?
Antibiotik sudah ada di zaman kuno dalam bentuk jamur. Siapa yang menemukan antibiotik? Ilmuwan Inggris, Sir Alexander Fleming menemukan penisilin, zat kerja pertama ampuh yang bersifat antibakteri, pada tahun 1928.
Beliau belajar di Universitas St Mary’s Hospital Medical School (1903–1906) di kota London.
Setelah pergi berlibur, ia melihat bahwa pertumbuhan bakteri yang ditinggalkannya untuk dibudidayakan telah berheni secara tidak sengaja olehjamur yang terkontaminasi.
Ia hampir membuang budidaya tersebut, ketika seorang rekan mendesaknya untuk menyelidiki lebih lanjut. Cetakan budidaya tersebut terbukti adalah penisilin, yang Fleming sedang pelajari, akan tetapi ia temukan sangat tidak stabil. Setelah itu, ia menerbitkan sebuah makalah yang ia tulis bahwa semua itu memungkinkan untuk menjadi sebuah pengobatan, kemudian ia tinggalkan begitu saja.
Istilah Antibiotik – Siapa yang menemukan antibiotik?
Selman Waksman menciptakan istilah antibiotik pada tahun 1941, menurut Pusat Nasional untuk Biotechnology Information, National Institutes of Health.
Pada abad ke-19, beberapa ilmuwan, termasuk Joseph Lister, John Tyndall dan Joseph Tyndall, mengamati tindakan antibakteri dari jamur Penicillium dalam tubuh manusia, menurut About.com.
Pada tahun 1904, Paul Ehrlich memberi ide dan usulan seperti “peluru ajaib,” zat itu menargetkan penyakit yang disebabkan oleh mikroba saja, seperti antibiotik.
Obat itu, dijual di bawah nama merek Salvarsan. Obat Salvarsan yang paling sering diresepkan untuk penisilin, sampai penisilin menjadi banyak diproduksi di tahun 1940-an.
Antibiotik Untuk Penggunaan Medis
Antibiotik digunakan untuk mengobati infeksi bakteri atau kadang-kadang untuk mencegah infeksi protozoa. (Metronidazole efektif melawan terrhadap sejumlah penyakit parasit).
Ketika infeksi yang diduga menjadi bertanggung jawab untuk tujuan penyakit patogen (bakteri, virus, atau mikroorganisme lain yang dapat menyebabkan penyakit) yang bertanggung jawab Memiliki tidak-pernah persetujuan, terapi empiris adalah yang digunakan.
Terapi Berdasarkan Pengalaman
Terapi empiris adalah terapi yang berdasarkan pengalaman. Lebih khususnya, terapi dimulai atas dasar dari tebakan klinis ilmiah dengan tidak adanya informasi yang lengkap / sempurna.
Ini melibatkan pemberian antibiotik dalam gambaran luas, yang berdasarkan tanda-tanda dan gejala yang diperoleh. Biasanya dimulai dengan hasil laboratorium yang kadang-kadang dapat memberi hasil beberapa hari lagi. Ketika mikroorganisme patogen yang bertanggung jawab sudah diketahui atau telah diidentifikasi, terapi / pemberian obat sudah bisa dimulai.
Penggunaan antibiotik harus mendapatkan persetujuan, petunjuk dan anjuran dari Dokter
Yang perlu diketahui adalah jenis antibiotik bukan hanya ada satu. Perbedaan infeksi membutuhkan jenis dan dosis antibiotik yang berbeda-beda. Jangan percaya pada rekomendasi teman, kerabat, atau petugas apotik yang menyarankan minum antibiotik tertentu tanpa rekomendasi seorang Dokter.
Biasanya antibiotika bekerja sangat spesifik pada suatu proses, mutasi yang mungkin terjadi pada bakteri memungkinkan munculnya kumpulan strain bakteri yang ‘kebal‘ terhadap antibiotika. Itulah sebabnya, pemberian antibiotik biasanya diberikan dalam dosis yang menyebabkan bakteri segera mati dan dalam jangka waktu yang agak panjang agar mutasi tidak terjadi.
Penggunaan antibiotika dengan dosis ‘tanggung’ bisa membuka peluang munculnya tipe bakteri yang ‘kebal’. Oleh karena itu satu dosis lengkap atau satu cure / pengobatan dengan antibiotik harus dihabiskan semuanya, walaupun kadang-kadang baru setengah pengobatan saja tampaknya sudah sembuh.
“Antibiotik Tidak Diberikan Secara Otomatis Lagi” – Kampanye Nasional Perancis untuk menurunkan penggunaan Antibiotik secara berlebihan!