Penjelasan Rasio Keuangan: Rumus Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Leverage, Nilai Pasar | Rumus, Soal & Jawaban

9 min read

Rasio keuangan profitabilitas likuiditas solvabilitas aktivitas

7 Jenis Rasio Keuangan

Financial Ratio atau Rasio Keuangan adalah penggunaan angka-angka keuangan untuk mendapatkan informasi penting tentang suatu perusahaan. Angka-angka yang ditemukan di laporan keuangan perusahaan – neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas – digunakan untuk melakukan analisis kuantitatif dan menilai likuiditas, leverage, pertumbuhan, margin, profitabilitas, tingkat pengembalian, penilaian, dan banyak lagi perusahaan.

Rasio keuangan bisa digolongkan menjadi 7 kelompok tergantung dari kebutuhan perusahaan, yaitu:

1. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
2. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
3. Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)
4. Rasio Leverage (Leverage Ratio)
5. Rasio Efisiensi (Efficiency Ratio) atau Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
6. Rasio Nilai Pasar (Market Value Ratio)
7. Rasio Penilaian dan Rasio Pertumbuhan (Valuation and Growth)

Rasio keuangan adalah

Rasio keuangan adalah analisis keuangan yang membandingkan data berdasarkan laporan keuangan (neracalaporan laba/rugilaporan aliran kas) untuk menilai kinerja suatu perusahaan.

Dalam bahasa Inggris , rasio keuangan adalah Financial Ratio. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.

Rasio keuangan bisa digolongkan menjadi 7 kelompok tergantung dari kebutuhan perusahaan, yaitu:

1. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

Ratio profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan untuk perusahaan. Rasio profitabilitas dianggap memiliki peranan yang krusial bagi kelangsungan perusahaan karena “urat nadi” suatu perusahaan akan bergantung dari sejauh mana perusahaan bisa mendapatkan keuntungan.

Rumus Ratio Profitabilitas

Berikut ini beberapa ukuran ratio profitabilitas yang digunakan, diantaranya adalah :

1. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Membandingkan Laba Kotor dengan Penjualan. Semakin besar persentase atau rasionya, artinya semakin baik kondisi keuangan perusahaan.

Gross Profit Margin = Laba kotor ÷ Penjualan
2. Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin)

Ukuran dari Laba yang telah dikurangi dengan semua biaya dan pengeluaran kecuali bunga dan pajak, dibagi dengan Pendapatan. Hasil dari perhitungan tersebut merupakan gambaran laba bersih sebelum bunga dan pajak yang didapat dari setiap rupiah penjualan atau pendapatan.

Operating profit margin = Laba sebelum bunga dan pajak ÷ Penjualan
3. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Digunakan untuk mengukur persentase atau rasio laba bersih setelah dikurangi bunga dan pajak yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan atau pendapatan. Semakin tinggi rasionya berarti semakin baik perusahaan dalam menghasilkan laba.

Net profit margin = Laba bersih setelah bunga dan pajak ÷ penjualan
4. Return On Assets (ROA)

Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva atau asset yang dimilikinya. Laba yang dihitung adalah laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Earning Before Interest and Tax).

Return on asset = Laba sebelum bunga dan pajak ÷ Total asset
5. Return On Investment (ROI)

Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba terhadap investasi yang telah dikeluarkan. Laba yang digunakan adalah laba yang telah dikurangi pajak atau EAT ( Earning After Tax )

Return on investment = Laba setelah pajak ÷ Investasi x 100

2. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Ratio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar atau melunasi utang  atau kewajiban dalam skala jangka pendek yang harus segera dipenuhi.

Rumus Ratio Likuiditas

Berikut ini beberapa analisa dalam mengukur ratio likuiditas yang dapat digunakan, yaitu :

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menutup atau membayar kewajiban lancar dengan menggunakan aktiva lancarnya. Sebagai ilustrasi, apabila perbandingannya adalah 1:1 dimana artinya Current Ration-nya adalah 100%, berarti aktiva lancarnya memiliki jumlah yang sama banyak untuk melunasi semua kewajiban lancarnya. Semakin lebih besar dari 100% artinya semakin baik.

Current ratio = Aktiva lancar ÷ Hutang lancar x 100%
2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menutup atau membayar kewajiban lancar dengan menggunakan aktiva lancar tanpa memasukan nilai persediaannya.

Quick ratio = (Aktiva lancar – persedian) ÷ Hutang lancar x 100%
3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Digunakan untuk membandingkan antara kas dan aktiva lancar setara kas dengan kewajiban lancar. Yang dimaksud dengan aktiva lancar setara kas adalah aktiva yang dapat dengan mudah dan segera diuangkan.

Cash ratio = (Kas + Aktiva setara kas ÷ Hutang lancar) x 100%

3. Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio or Leverage Ratio)

Ratio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi semua kewajibannya, baik kewajiban jangka panjang maupun jangka pendek, utamanya apabila disaat perusahaan yang bersangkutan harus dilikuidasi.

Rumus Ratio (Solvency Ratio or Leverage Ratios)

Berikut ini beberapa analisa dalam mengukur ratio solvabilitas yang dapat digunakan, yaitu :

1. Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio)

Digunakan untuk mengukur persentase besarnya dana yang berasal dari hutang, baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang. Semakin rendah rasio ini artinya semakin baik bagi keuangan perusahaan, sebab keamanan dananya semakin baik.

Debt assets ratio = (Total hutang ÷ Total aktiva) x 100%
2. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)

Digunakan untuk mengukur hutang yang dimiliki dengan modal sendiri. Semakin kecil ratio ini maka akan semakin baik untuk perusahaan. Sebaiknya besarnya hutang tidak melebihi modal perusahaan itu sendiri.

Total debt to equity ratio = (Total hutang ÷ Modal) x 100%

4. Rasio Leverage

Rasio Hutang = Kewajiban Total ÷ Total Aset
Mengukur porsi aset perusahaan yang dibiayai oleh hutang (kewajiban kepada pihak ketiga). Rasio hutang juga dapat dihitung menggunakan rumus: 1 dikurangi Rasio Ekuitas.

Rasio Ekuitas = Ekuitas Total ÷ Total Aset
Menentukan porsi dari total aset yang disediakan oleh ekuitas (yaitu kontribusi pemilik dan akumulasi keuntungan perusahaan). Rasio ekuitas juga dapat dihitung dengan rumus: 1 dikurangi Debt Ratio.

Rasio timbal balik ekuitas dikenal sebagai pengganda ekuitas, yang sama dengan total aset dibagi dengan total ekuitas.

Rasio Hutang-Ekuitas = Total Liabilitas ÷ Total Ekuitas
Mengevaluasi struktur modal perusahaan. Rasio D / E lebih dari 1 menyiratkan bahwa perusahaan tersebut adalah perusahaan dengan leverage; kurang dari 1 menyiratkan bahwa itu adalah konservatif.

Times Interest Earned = EBIT ÷ Beban Bunga
Times interest earned adalah sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar biaya bunga dari laba sebelum perhitungan bunga dan pajak.
Mengukur berapa kali biaya bunga dikonversi menjadi pendapatan, dan apakah perusahaan dapat membayar biaya bunga menggunakan laba yang dihasilkan. EBIT adalah laba sebelum bunga dan pajak.

5. Rasio Efisiensi atau Rasio Aktivitas (Activity Ratio) (Efficiency Ratio or Activity Ratio)

Rasio Efisiensi
Perputaran Piutang = Penjualan Kredit Bersih ÷ Rata-rata Piutang Usaha
Mengukur efisiensi pemberian kredit dan penagihan yang sama. Ini menunjukkan frekuensi rata-rata dalam setahun perusahaan mengumpulkan rekening terbuka. Rasio yang tinggi menyiratkan proses kredit dan penagihan yang efisien.

Hari Penjualan Beredar = 360 Hari ÷ Perputaran Piutang
Juga dikenal sebagai “perputaran piutang dalam beberapa hari”, “periode penagihan”. Ini mengukur jumlah hari rata-rata yang dibutuhkan perusahaan untuk menagih piutang. Semakin pendek DSO-nya, semakin baik. Perhatikan bahwa beberapa menggunakan 365 hari, bukan 360.

Perputaran Persediaan = Biaya Penjualan ÷ Persediaan Rata-rata
Merepresentasikan berapa kali inventaris dijual dan diganti. Perhatikan bahwa beberapa penulis menggunakan Penjualan sebagai pengganti Harga Pokok Penjualan dalam rumus di atas. Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut efisien dalam mengelola persediaannya.

Inventaris Hari Beredar = 360 Hari ÷ Perputaran Inventaris
Juga dikenal sebagai “perputaran inventaris dalam beberapa hari”. Ini mewakili jumlah hari persediaan disimpan di gudang. Dengan kata lain, ini mengukur jumlah hari dari pembelian inventaris hingga penjualan yang sama. Seperti DSO, semakin pendek DIO semakin baik.

Perputaran Hutang = Pembelian Kredit Bersih ÷ Ave. Hutang
Merepresentasikan berapa kali perusahaan membayar hutang dagangnya selama suatu periode. Rasio yang rendah disukai karena lebih baik menunda pembayaran sebanyak mungkin agar uang tersebut dapat digunakan untuk tujuan yang lebih produktif.

Hari Hutang Beredar = 360 Hari ÷ Perputaran Hutang
Juga dikenal sebagai “perputaran hutang dalam beberapa hari”, “periode pembayaran”. Ini mengukur jumlah hari rata-rata yang dihabiskan sebelum membayar kewajiban kepada pemasok. Berbeda dengan DSO dan DIO, semakin lama DPO semakin baik (seperti dijelaskan di atas).

Siklus Operasi = Persediaan Hari Beredar + Hari Penjualan Beredar
Mengukur jumlah hari perusahaan membuat 1 siklus operasi lengkap, yaitu membeli barang dagangan, menjualnya, dan mengumpulkan jumlah yang harus dibayar. Siklus operasi yang lebih pendek berarti perusahaan menghasilkan penjualan dan mengumpulkan uang lebih cepat.

Siklus Konversi Tunai = Siklus Operasi – Hari Hutang Beredar
CCC mengukur seberapa cepat perusahaan mengubah uang tunai menjadi lebih banyak uang tunai. Ini mewakili jumlah hari perusahaan membayar untuk pembelian, menjualnya, dan mengumpulkan jumlah yang harus dibayar. Secara umum, seperti siklus operasi, semakin pendek CCC semakin baik.

Total Asset Turnover = Penjualan Bersih ÷ Total Aset Rata-rata
Mengukur efisiensi keseluruhan perusahaan dalam menghasilkan penjualan menggunakan asetnya. Rumusnya mirip dengan ROA, hanya saja penjualan bersih digunakan sebagai pengganti laba bersih.

Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur keefektifan atau efisiensi perusahaan dalam menggunakan aktiva – aktiva yang dimilikinya.

Rumus Ratio Aktivitas

Berikut ini beberapa analisa dalam mengukur ratio aktivitas yang dapat digunakan, yaitu :

1. Rasio Perputaran Piutang

Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan piutang. Semakin tinggi perputarannya maka semakin baik pula bagi perusahaan.

Perputaran piutang = Penjualan kredit ÷ Rata-rata piutang
2. Rasio Perputaran Persediaan

Rasio ini digunakan untuk menggambarkan likuiditas perusahaan. Semakin tinggi rasio perputaran persediaan maka semakin baik pula pengelolaan persediaannya.

Perputaran persediaan = Harga pokok penjualan ÷ Persediaan
3. Rasio Perputaran Aktiva Tetap

Rasio ini digunakan untuk melihat sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan penjualan dengan aktiva tetap yang dimiliki. Semakin besar rasio maka semakin baik bagi perusahaan.

Perputaran aktiva = Penjualan

Perputaran aktiva tetap = Penjualan ÷ Aktiva tetap
4. Rasio Perputaran Total Aktiva

Hampir sama dengan rasio perputaran aktiva tetap, hanya saja yang bedakan adalah pada perhitungan kali ini, yang dihitung adalah total aktiva yang dimiliki perusahaan.

Perputaran total aktiva = Penjualan ÷ Total aktiva

6. Rasio Nilai Pasar (Market Value Ratio)

Rasio nilai pasar digunakan untuk mengevaluasi harga saham perusahaan. Rasio nilai pasar yang umum meliputi:

Rasio nilai buku per saham menghitung nilai per saham perusahaan berdasarkan ekuitas yang tersedia bagi pemegang saham:

Rasio nilai buku per saham = (Ekuitas pemegang saham – Ekuitas pilihan) / Total saham biasa yang beredar

Rasio hasil dividen mengukur jumlah dividen yang diatribusikan kepada pemegang saham relatif terhadap nilai pasar per saham:

Rasio hasil dividen = Dividen per saham / Harga saham

Rasio laba per saham mengukur jumlah pendapatan bersih yang diperoleh untuk setiap saham yang beredar:

Rasio laba per saham = Penghasilan bersih / Jumlah saham yang beredar

Rasio harga-pendapatan membandingkan harga saham perusahaan dengan pendapatan per sahamnya:

Rasio harga-pendapatan = Harga saham / Penghasilan per saham

7. Rasio Penilaian dan Rasio Pertumbuhan (Valuation and Growth)

Rasio penilaian menunjukkan hubungan antara nilai pasar perusahaan atau ekuitasnya dan beberapa metrik keuangan fundamental (misalnya, pendapatan). Inti dari rasio penilaian adalah untuk menunjukkan harga yang Anda bayarkan untuk beberapa aliran pendapatan, pendapatan, atau arus kas (atau metrik keuangan lainnya).


Rasio keuangan profitabilitas likuiditas solvabilitas aktivitas
Penjelasan Rasio Keuangan: Rumus Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas. Ilustrasi dan sumber foto: Pixabay

⇒ 4 Jenis Rasio Keuangan ⇐

Rasio keuangan bisa digolongkan menjadi empat kelompok tergantung dari kebutuhan perusahaan, yaitu: Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio), Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio), Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio) dan Rasio Aktivitas (Activity Ratio).


Contoh Soal dan Jawaban Rasio Keuangan

1. Apa fungsi dari rasio keuangan?

Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek pada masa datang.

Salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan.

Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai dasar penilaiannya.

Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang pada masa yang akan datang.

Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan.

Tetapi bila hanya memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup, sehingga harus dilakukan pula analisis persaingan-persaingan yang sedang dihadapi oleh manajemen perusahaan dalam industri yang lebih luas, dan dikombinasikan dengan analisis kualitatif atas bisnis dan industri manufaktur, analisis kualitatif, serta penelitian-penelitian industri.

2. Analisis utama apa saja yang digunakan dalam menilai profitabilitas?

Analisis utama yang digunakan dalam menilai profitabilitas antara lain mencakup:

  • Margin Laba atas Penjualan
  • Pengembalian atas Total Aset
  • Rasio Kemampuan Dasar untuk Menghasilkan Laba
  • Pengembalian Ekuitas Biasa
  • Laba Per Saham Biasa
  • Rasio Harga Terhadap Laba
  • Dividen Pada Saham
  • Hasil Dividen
  • Catatan Ringan Rasio Profitabilitas – Strategi investasi

3. Berdasarkan dari data atau laporan apa saja yang diperlukan oleh rasio keuangan?

Angka-angka yang ditemukan dan berdasar dari laporan keuangan perusahaan, seperti: neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas digunakan untuk melakukan analisis kuantitatif dan menilai likuiditas, leverage, pertumbuhan, margin, profitabilitas, tingkat pengembalian, penilaian, dsb..

4. Jika diketahui data berdasarkan data dalam neraca sebagai berikut. Hitunglah rasio keuangan likuiditas perusahaan tersebut menurut rasio lancar, rasio kas, dan rasio cepat.

  • Kas: Rp   50.000.000
  • Piutang dagang Rp:100.000.000
  • Piutang lain-lain: Rp 2.000.000
  • Persediaan: Rp 75.000.000
  • Perlengkapan:  Rp 5.000.000
  • Hutang dagang: Rp 20.000.000
  • Hutang bank: Rp 10.000.000
  • Hutang lain-lain: Rp 15.000.000
Diminta:
Hitunglah rasio keuangan likuiditas perusahaan tersebut menurut rasio lancar, rasio kas, dan rasio cepat.
Penyelesaiannya adalah sebagai berikut:
Aktiva Lancar = Kas + piutang dagang + piutang lain-lain + persediaan + perlengkapan usaha
                = Rp 50.000.000 + Rp 100.000.000 + Rp 2.000.000 + Rp 75.000.000 + Rp 5.000.000
        = Rp 232. 000.000
Utang Lancar = Rp 20.000.000 + Rp 10.000.000 + Rp 15.000.000
        = Rp 45.000.000
a. Rasio lancar (current ratio)
Rumus untuk menghitung rasio lancar yaitu sebagai berikut:
Current Ratio =   Aktiva Lancar
                           Utang Lancar
Current Ratio = Rp 232. 000.000
                            Rp 45.000.000
                         = 5,15
Artinya adalah, setiap Rp 1 hutang lancar dijamin dengan Rp 5,15 aktiva lancar
b. Rasio cepat (quick ratio)
Rumus untuk menghitung rasio cepat yaitu sebagai berikut:
Quick ratio = Kas + Efek + Piutang      ,atau
                             Utang Lancar
Quick ratio = Aktiva Lancar – Persediaan
          Utang Lancar
           = Rp 232. 000.000 – Rp   75.000.000
                                  Rp 45.000.000
                   = Rp 157.000.000
                        Rp 45.000.000
                   = 3,48
Artinya adalah, kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancar dengan aktiva adalah setiap Rp 1 hutang lancar dengan Rp 3,48 aktiva lancar yang likuid.
c. Rasio kas (cash ratio)
Rumus untuk menghitung rasio kas yaitu sebagai berikut:
Cash ratio =   Kas atau Setara Kas     , atau
                          Utang Lancar
Cash ratio =     Kas + Bank   
                       Utang Lancar
         = Rp   50.000.000
                     Rp 45.000.000
                 = 1,1
Artinya adalah, kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancar dengan kas adalah setiap Rp 1 hutang lancar dengan Rp 1,1 kas perusahaan.

5. PT ABC memiliki data laporan rugi laba dan neraca tahun 2005-2006. Tentukan rasio likuiditas dengan metode Current Ratio!

Laporan Laba Rugi PT ABC

             AKHIRTAHUN
        2006     2005
 PenjualanHarga pokok brg dijual

Laba kotor

Biaya pemasaran adm dan umum

Laba sbl bunga dan pajak

Biaya bunga

Laba sbl pajak

Laba stl pajak

Deviden

Laba untuk saham biasa

Alokasi laba ditahan

Dividen

Rp 3.4052.041

1.368

812

552

31

521

193

328

10

318

291

27

Rp  3.1001.900

1.200

780

420

39

381

141

240

10

230

200

30

Neraca PT MR

Aktiva20062005Utang & modalpemilik20061995
Aktiva lancarKas & Surat bhrg

Piutang dgng

sediaan

Lain-lain

Total

Aktiva tetap

Gedung,tanah & perleng’an

Dikurangi akumulasi

Defresiaisi

Lain-lain

total

Total Aktiva

260

596

471

61

1,388

498

(152)

139

485

1.873

120

522

587

52

1.281

398

(105)

136

429

1.710

UtanglancarUtang dagang

Utang bank

Utang akrual

Total utang lancer

Utang jangka panjang & lain-lain

Total utang

Saham priferen

Saham biasa

Capital again

Laba ditahan

Total modal pemilik

Total utang dan modal pemilik

109

136

176

421

120

541

10

87

1235

1332

1873

301

166

148

615

61

676

10

80

944

1034

1710

Ditanya:

Tentukan rasio likuiditas dengan metode Current Ratio!

Jawaban:

Current Ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan utang lancar yang disebut juga Working Capital Ratio.

Current Rasio  PT MR = Aktiva Lancar : Utang Lancar

= 1388 : 421

= 3.30

Current Ratio menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya yang harus segera dipenuhi dan current ratio merupakan ukuran yang paling umum kesangggupan perusahaan untuk membayar jangka pendek.

6. Neraca Perusahaan ABCDEF sebagai berikut. Hitunglah Solvabilitas perusahaan memakai Rasio Modal dengan Aktiva!

–  Saham Rp420.000.000
–  Laba ditahan Rp145.000.000
–  Kas Rp25.000.000
–  Piutang Dagang Rp75.000.000
–  Barang dagangan Rp200.000.000
–  Mesin Rp250.000.000
–  Bangunan Rp350.000.000
–  Tanah Rp100.000.000
–  Obligasi Rp180.000.000

Ditanya:

Hitunglah Solvabilitas perusahaan memakai Rasio Modal dengan Aktiva!

Jawaban:

Rasio Modal dengan Aktiva    = (Modal Sendiri : Total Aktiva) x 100%

Rasio Modal dengan Aktiva = ((420.000.000 + 145.000.000): (25.000.000 + 75.000.000 + 200.000.000 + 250.000.000 + 350.000.000 + 100.000.000)) x 100% = (565.000.000 : 1.000.000.000) x 100% = 56,5% = 0,565.

7. Neraca suatu perusahaan yaitu Kas Rp25.000.000, Piutang Dagang Rp75.000.000, Barang Dagang Rp200.000.000, jumlah utang dagang, wesel, bunga dan pajak sebesar Rp255.000.000 yang tertera dengan jelas. Hitunglah Quick Ratio perusahaan tersebut!

Jawaban:

Aktiva Lancar yaitu kas + piutang dagang + barang dagang = 25.000.000 + 75.000.000 + 200.000.000 =  Rp300.000.000

Persediaan dalam akuntansi berarti barang dagang yang tersedia untuk dijual yaitu seharga Rp200.000.000, utang Lancar yaitu Rp255.000.000,-

Quick Ratio = ((Aktiva Lancar – Persediaan) : Utang Lancar) x 100% = ((300.000.000 – 200.000.000) : 255.000.000) x 100%       = 39,22% = 0,39


Bacaan Lainnya

Unduh / Download Aplikasi HP Pinter Pandai

Respons “Ooo begitu ya…” akan lebih sering terdengar jika Anda mengunduh aplikasi kita!

Siapa bilang mau pintar harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat Anda menjadi lebih smart!

Sumber bacaan: Wikipedia, Corporate Finance Institute

Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”
Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya | Business & Marketing

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *