Perang Dunia Kedua (biasa disingkat menjadi PDII atau PD2), adalah sebuah perang global yang berlangsung mulai tahun 1939 sampai 1945. Perang ini melibatkan banyak sekali negara di dunia. Pada akhirnya Perang Dunia 2 ini membentuk dua aliansi militer yang saling bertentangan: Sekutu dan Poros.
Para pelaku perang utama adalah kekuatan Poros — Jerman, Italia, dan Jepang — dan Sekutu — Prancis, Inggris, Amerika Serikat, Uni Soviet, dan, pada tingkat lebih rendah, negara Cina. Perang itu dalam banyak hal merupakan kelanjutan, setelah kekosongan 20 tahun yang tidak mudah, dari perselisihan yang ditinggalkan oleh Perang Dunia I.
Perang Dunia 2 ini merupakan perang terluas dalam sejarah yang melibatkan lebih dari 100 juta orang di berbagai pasukan militer. Dalam keadaan “perang total”, negara-negara besar memaksimalkan seluruh kemampuan ekonomi, industri, dan ilmiahnya untuk keperluan perang, sehingga menghapus perbedaan antara sumber daya sipil dan militer.
Ditandai oleh sejumlah peristiwa penting yang melibatkan kematian massal warga sipil, termasuk Holocaust dan pemakaian senjata nuklir dalam peperangan, perang ini memakan korban jiwa sebanyak 50 juta sampai 70 juta jiwa. Jumlah kematian ini menjadikan Perang Dunia II konflik paling mematikan sepanjang sejarah umat manusia.
Tanggal Penting Perang Dunia 2
1 September 1939 – 2 September 1945 (6 tahun, 1 hari)
Lokasi Perang Dunia 2
Eropa, Pasifik, Atlantik, Asia Tenggara, Tiongkok, Timur Tengah, Mediterania dan Afrika, secara singkat Amerika Utara dan Selatan.
Apa penyebab Perang Dunia 2?
Perang Dunia 2 dimulai di Eropa pada tanggal 1 September 1939, ketika Jerman menginvasi Polandia. Inggris dan Prancis menanggapi dengan menyatakan perang terhadap Jerman pada 3 September.
Perang antara AS dan Jerman dimulai pada 22 Juni 1941, dengan invasi Jerman ke Uni Soviet.
Perang di Pasifik dimulai pada 7/8 Desember 1941, ketika Jepang menyerang pangkalan angkatan laut Amerika di Pearl Harbor dan instalasi militer Amerika, Belanda, dan Inggris lainnya di seluruh Asia.
Siapa Pemimpin Selama Perang Dunia 2?
Kekuatan Sekutu dipimpin oleh:
Winston Churchill (Inggris) Joseph Stalin (Uni Soviet)
Charles de Gaulle (Prancis)
Franklin D. Roosevelt
Harry S. Truman (Amerika Serikat)
Kekuatan Poros dipimpin oleh:
Adolf Hitler (Jerman)
Benito Mussolini (Italia)
Hideki Tojo (Jepang)
Negara apa yang bertempur di Perang Dunia 2?
Para pejuang utama adalah kekuatan Poros (Jerman, Italia, dan Jepang) dan Sekutu (Prancis, Inggris, Amerika Serikat, Uni Soviet, dan, pada tingkat lebih rendah, negara Cina).
Apa titik balik dari Perang Dunia 2?
Perang di Pasifik berbalik melawan Jepang selama Pertempuran Tengah (3–6 Juni 1942), kemenangan Amerika yang menghancurkan pasukan pengangkut garis pertama Jepang dan, bersama dengan Pertempuran Guadalcanal, mengakhiri kemampuan Jepang untuk mengadili serangan perang.
Gelombang perang di Eropa bergeser dengan kemenangan Soviet pada Pertempuran Stalingrad (Februari 1943). Lebih dari 1 juta pasukan Soviet dan puluhan ribu warga sipil tewas dalam pertahanan kota, tetapi penghancuran dua tentara Jerman menandai dimulainya akhir Reich Ketiga.
Kemunculan Amerika Serikat dan Uni Soviet menjadi negara berkekuatan super (adidaya)
Awal Perang Dingin (lainnya…)
Bagaimana Perang Dunia 2 Berakhir?
Pendudukan Sekutu di Normandia pada tanggal 6 Juni 1944, membuka front kedua di Eropa, dan serangan Jerman yang gagal di Ardennes pada musim dingin 1944–45 menandai desakan terakhir Reich Ketiga (NAZI) di barat. Tentara Merah maju dari timur dan secara efektif mengklaim semua wilayah di bawah kendalinya untuk lingkup Soviet. Tentara Sekutu berkumpul di Berlin
Hitler bunuh diri pada 30 April 1945, dan perang di Eropa berakhir pada 8 Mei.
Kampanye “island hopping” Amerika telah menghancurkan instalasi utama Jepang di seluruh Pasifik sementara memungkinkan pulau-pulau yang dilewati untuk layu di atas pohon anggur. Ratusan ribu orang tewas dalam pemboman di kota-kota Jepang, dan pemboman atom Hiroshima dan Nagasaki pada Agustus 1945 membuat Jepang keluar dari perang.
Alur Perang Dunia 2
Pecah Perang Dunia 2 di Eropa (1939)
Tanggal 1 September 1939, Jerman dan Slowakia—negara klien pada tahun 1939—menyerang Polandia.
Tanggal 3 September, Perancis dan Britania Raya, diikuti negara-negara Persemakmuran, menyatakan perang terhadap Jerman, tetapi memberi sedikit dukungan kepada Polandia ketimbang serangan kecil Perancis ke Saarland. Britania dan Perancis juga mulai memblokir perairan Jerman pada tanggal 3 September untuk melemahkan ekonomi dan upaya perang negara ini.
Tanggal 17 September, setelah menandatangani gencatan senjata dengan Jepang, Soviet juga menyerbu Polandia. Wilayah Polandia terbagi antara Jerman dan Uni Soviet, dengan Lituania dan Slowakia mendapat bagian kecil. Polandia tidak menyerah; mereka mendirikan Negara Bawah Tanah Polandia dan Pasukan Dalam Negeribawah tanah, dan terus berperang bersama Sekutu di semua front di luar Polandia.
Sekitar 100.000 personel militer Polandia diungsikan ke Rumania dan negara-negara Baltik; sebagian besar tentara tersebut kemudian berperang melawan Jerman di teater perang yang lain. Pemecah kode Enigma Polandia juga diungsikan ke Perancis. Pada saat itu pula, Jepang melancarkan serangan pertamanya ke Changsha, sebuah kota Tiongkok yang strategis, tetapi digagalkan pada akhir September.
Mesin Enigma adalah sebuah mesin penyandi yang digunakan untuk mengenkripsikan dan mendekripsikan pesan rahasia. Enigma dipatenkan oleh insinyur Jerman Arthur Scherbius, dan awalnya digunakan untuk tujuan komersial, namun nantinya terkenal karena digunakan oleh tentara dan pemerintah Jerman Nazi sebelum dan selama Perang Dunia 2. Secara teknis, mesin Enigma termasuk keluarga mesin rotor elektromekanik, yang memiliki berbagai model. Nama Enigma diambil dari bahasa Latin aenigma, yang artinya teka-teki.
Setelah invasi Polandia dan perjanjian Jerman-Soviet atas Lituania, Uni Soviet memaksa negara-negara Baltik mengizinkan mereka menempatkan tentara Soviet di negara mereka atas alasan “bantuan bersama”. Finlandia menolak permintaan wilayah dan diserang oleh Uni Soviet pada bulan November 1939.
Konflik Perang Dunia 2, yang kemudian pecah berakhir pada bulan Maret 1940 dengan konsesi oleh Finlandia. Perancis dan Britania Raya, menyebut serangan Soviet ke Finlandia sebagai alasan memasuki kancah perang di pihak Jerman, menanggapi invasi Soviet dengan mendukung dikeluarkannya Uni Soviet dari Liga Bangsa-Bangsa.
Di Eropa Barat Perang Dunia 2, tentara Britania dikerahkan ke benua ini, namun pada fase yang dijuluki Perang Phoney oleh Britania dan “Sitzkrieg” (perang duduk) oleh Jerman tak satupun pihak yang melancarkan operasi besar-besaran terhadap satu sama lain sampai April 1940. Uni Soviet dan Jerman membuat pakta dagang pada bulan Februari 1940, yang berarti Soviet menerima bantuan militer dan industri dengan imbalan menyediakan bahan mentah untuk Jerman agar bisa mengakali pemblokiran oleh Sekutu.
Pada bulan April 1940, Jerman menginvasi Denmark dan Norwegia untuk mengamankan pengiriman bijih besi dari Swedia, yang hendak dihadang oleh Sekutu. Denmark langsung menyerah, dan meski dibantu Sekutu, Norwegia berhasil dikuasai dalam waktu dua bulan.
Bulan Mei 1940, Britania menyerbu Islandia untuk mencegah kemungkinan invasi Jerman ke pulau itu. Ketidakpuasan Britania atas kampanye Norwegia mendorong penggantian Perdana Menteri Neville Chamberlain dengan Winston Churchill pada tanggal 10 Mei 1940.
Jerman menyerbu Perancis, Belgia, Belanda, dan Luksemburg pada tanggal 10 Mei 1940. Belanda dan Belgia kewalahan menghadapi taktik blitzkrieg dalam beberapa hari dan minggu. Jalur Maginot yang dipertahankan Perancis dan pasukan Sekutu di Belgia diakali dengan bergerak secara mengapit melintasi hutan lebat Ardennes, yang disalahartikan oleh perencana perang Perancis sebagai penghalang alami bagi kendaraan lapis baja.
Tentara Britania terpaksa keluar dari Eropa melalui Dunkirk, meninggalkan semua peralatan beratnya pada awal Juni.
Tanggal 10 Juni, Italia menyerbu Perancis, menyatakan perang terhadap Perancis dan Britania Raya; 12 hari kemudian Perancis menyerah dan langsung dibelah menjadi zona pendudukan Jerman dan Italia, dan sebuah negara sisa yang tak diduduki di bawah Rezim Vichy.
Pada tanggal 3 Juli, Britania menyerang armada Perancis di Aljazair untuk mencegah perebutan oleh Jerman.
Bulan Juni, pada hari-hari terakhir Pertempuran Perancis, Uni Soviet memaksa aneksasi Estonia, Latvia, dan Lituania, lalu menganeksasi wilayah Bessarabia yang dipertentangkan Rumania. Sementara itu, kesesuaian politik dan kerja sama ekonomi Nazi-Soviet perlahan-lahan buntu, dan kedua negara mulai bersiap untuk perang.
Dengan Perancis dinetralkan:
Jerman memulai kampanye superioritas udara atas Britania (Pertempuran Britania) untuk mempersiapkan sebuah invasi. Kampanye ini gagal, dan rencana invasi tersebut dibatalkan pada bulan September.
Menggunakan pelabuhan-pelabuhan Perancis yang baru dicaplok, Angkatan Laut Jerman menikmati kesuksesan melawan Angkatan Laut Kerajaan dengan memakai kapal-U untuk menyerang kapal-kapal Britania di Atlantik.
Italia memulai operasinya di Mediterania, memulai pengepungan Malta bulan Juni, menguasai Somaliland Britania bulan Agustus, dan menerobos wilayah Mesir Britania bulan September 1940.
Jepang meningkatkan pemblokirannya terhadap Tiongkok pada bulan September dengan merebut sejumlah pangkalan di wilayah utara Indochina Perancis yang saat ini terisolasi.
Sepanjang periode ini, Amerika Serikat yang netral melakukan sejumlah hal untuk membantu Tiongkok dan Sekutu Baratnya. Pada bulan November 1939, Undang-Undang Netralitas diamendemen untuk memungkinkan pembelian “beli dan angkut” oleh Sekutu. Tahun 1940, setelah pencaplokan Paris oleh Jerman, ukuran Angkatan Laut Amerika Serikat meningkat pesat dan, setelah serbuan Jepang ke Indochina, Amerika Serikat memberlakukan embargo besi, baja, dan barang-barang mekanik terhadap Jepang.
Pada bulan September, Amerika Serikat menyetujui penukaran kapal penghancur AS dengan pangkalan Britania Raya. Tetap saja, mayoritas rakyat Amerika Serikat menentang intervensi militer langsung apapun terhadap konflik ini sampai tahun 1941.
Pada akhir September 1940, Pakta Tiga Pihak:
Menyatukan Jepang, Italia, dan Jerman untuk meresmikan Kekuatan Poros.
Pakta Tiga Pihak ini menegaskan bahwa negara apapun, kecuali Uni Soviet, yang tidak terlibat dalam perang yang menyerang Kekuatan Poros apapun akan dipaksa berperang melawan ketiganya.
Pada saat itu, Amerika Serikat terus mendukung Britania Raya dan Tiongkok dengan memperkenalkan kebijakan Lend-Lease yang mengizinkan pengiriman material dan barang-barang lain dan membuat zona keamanan yang membentang hingga separuh Samudra Atlantik agar Angkatan Laut Amerika Serikat bisa melindungi konvoi Britania. Yang mengakibatkan, Jerman dan Amerika Serikat terlibat dalam peperangan laut di Atlantik Utara dan Tengah pada Oktober 1941, bahkan meski Amerika Serikat secara resmi tetap netral.
Blok Poros meluas bulan November 1940 ketika Hongaria, Slowakia, dan Rumania bergabung dengan Pakta Tiga Pihak ini. Rumania akan memberi kontribusi besarterhadap perang Poros melawan Uni Soviet, sebagian untuk merebut kembali wilayah yang diserahkan kepada Soviet, sebagian lagi demi memenuhi keinginan pemimpinnya, Ion Antonescu, untuk melawan komunisme.
Pada bulan Oktober 1940, Italia menyerbu Yunani, tetapi beberapa hari kemudian digagalkan dan dipukul sampai Albania yang berakhir dengan kebuntuan.
Desember 1940, pasukan Persemakmuran Britania Raya memulai serangan balasan terhadap pasukan Italia di Mesir dan Afrika Timur Italia.
Pada awal 1941, dengan pasukan Italia dipukul hingga Libya oleh Persemakmuran, Churchill memerintahkan pengerahan tentara dari Afrika untuk membantu Yunani. Angkatan Laut Italia juga menderita kekalahan besar, dengan Angkatan Laut Kerajaan membuat tiga kapal perang Italia tidak berfungsi melalui serangan kapal induk di Taranto, dan menetralisasi beberapa kapal perang lain pada Pertempuran Tanjung Matapan.
Jerman segera turun tangan untuk membantu Italia. Hitler mengirimkan pasukan Jerman ke Libya pada bulan Februari, dan pada akhir Maret mereka melancarkan seranganterhadap pasukan Persemakmuran yang semakin sedikit. Dalam kurun sebulan, pasukan Persemakmuran dipukul mundur ke Mesir dengan pengecualian pelabuhan Tobruk yang dikepung. Persemakmuran berupaya mengusir pasukan Poros pada bulan Mei dan lagi pada bulan Juni, tetapi keduanya gagal.
Pada awal April, setelah penandatanganan Pakta Tiga Pihak oleh Bulgaria, Jerman turun tangan di Balkan dengan menyerbu Yunani dan Yugoslavia setelah terjadi kudeta; di sini mereka membuat kemajuan besar, sehingga memaksa Sekutu pindah setelah Jerman menguasai pulau Kreta, Yunani pada akhir Mei.
Sekutu sempat beberapa kali berhasil pada saat itu:
Di Timur Tengah, pasukan Persemakmuran pertama menggagalkan kudeta di Irak yang dibantu pesawat Jerman dari pangkalan-pangkalan di Suriah Vichy, kemudian dengan bantuan Perancis Merdeka, menyerbu Suriah dan Lebanon untuk mencegah peristiwa seperti itu lagi.
Di Atlantik, Britania berhasil menaikkan moral publik dengan menenggelamkan kapal perang Jerman Bismarck. Mungkin yang terpenting adalah pada Pertempuran Britania, Angkatan Udara Kerajaan berhasil bertahan dari serangan Luftwaffe dan kampanye pengeboman Jerman yang berakhir bulan Mei 1941.
Di Asia, meski sejumlah serangan dari kedua pihak, perang antara Tiongkok dan Jepang buntu pada tahun 1940. Demi meningkatkan tekanan terhadap Tiongkok dengan memblokir rute-rute suplai, dan untuk memosisikan pasukan Jepang dengan tepat andai pecah perang dengan negara-negara Barat, Jepang merebut kendali militer di Indochina selatan.
Pada Agustus 1940, kaum komunis Tiongkok melancarkan serangan di Tiongkok Tengah; sebagai balasan, Jepang menerapkan kebijakan keras (Kebijakan Serba Tiga) di daerah-daerah pendudukan untuk mengurangi sumber daya manusia dan bahan mentah untuk pasukan komunis. Antipati yang terus berlanjut antara pasukan komunis dan nasionalis Tiongkok memuncak pada pertempuran bersenjata pada bulan Januari 1941, secara efektif mengakhiri kerja sama mereka.
Dengan stabilnya situasi di Eropa dan Asia, Jerman, Jepang, dan Uni Soviet mempersiapkan diri. Dengan kekhawatiran Soviet terhadap meningkatnya ketegangan dengan Jerman dan rencana Jepang untuk memanfaatkan Perang Eropa dengan merebut jajahan Eropa yang kaya sumber daya alam di Asia Tenggara, kedua kekuatan ini menandatangani Pakta Netralitas Soviet–Jepang pada bulan April 1941. Kebalikannya, Jerman bersiap-siap menyerang Uni Soviet dengan menempatkan pasukan dalam jumlah besar di perbatasan Soviet.
Perang global (1941) – Perang Dunia 2
Pada tanggal 22 Juni 1941, Jerman, bersama anggota Poros Eropa lainnya dan Finlandia, menyerbu Uni Soviet dalam Operasi Barbarossa. Target utama serangan kejutan ini adalah kawasan Baltik, Moskwa dan Ukraina dengan tujuan utama mengakhiri kampanye 1941 dekat jalur Arkhangelsk-Astrakhan yang menghubungkan Laut Kaspiadan Laut Putih.
Tujuan Hitler adalah menghancurkan Uni Soviet sebagai sebuah kekuatan militer, menghapus komunisme, menciptakan Lebensraum (“ruang hidup”) dengan memiskinkan penduduk asli dan menjamin akses ke sumber daya strategis yang diperlukan untuk mengalahkan musuh-musuh Jerman yang tersisa.
Meski Angkatan Darat Merah mempersiapkan serangan balasan strategis sebelum perang, Barbarossa memaksa komando tertinggi Soviet mengadopsi pertahanan strategis. Sepanjang musim panas, Poros berhasil menerobos jauh ke dalam wilayah Soviet, mengakibatkan kerugian besar dalam hal personel dan material.
Pada pertengahan Agustus, Perang Dunia 2, Komando Tinggi Angkatan Darat Jerman memutuskan menunda serangan oleh Army Group Centre yang kecil dan mengalihkan Satuan Panzer ke-2untuk membantu tentara yang maju melintasi Ukraina tengah dan Leningrad.
Serangan Kiev sukses besar dan berakhir dengan pengepungan dan penghancuran empat unit pasukan Soviet, serta memungkinkan pergerakan lebih lanjut di Krimea dan Ukraina Timur yang industrinya maju (Pertempuran Kharkov Pertama). Sayangnya, pembagian kekuatan ini membuat momentum serangan ke Moscow hilang, dan Sovyet memiliki waktu untuk memperkuat diri.
Pengalihan ¾ pasukan Poros dan sebagian besar angkatan udaranya dari Perancis dan Mediterania tengah ke Front Timur membuat Britania mempertimbangkan kembali strategi besarnya. Pada bulan Juli, Britania Raya dan Uni Soviet membentuk aliansi militer melawan Jerman, Britania dan Soviet menyerbu Iran untuk melindungi Koridor Persia dan ladang minyak Iran. Bulan Agustus, Britania Raya dan Amerika Serikat bersama-sama meresmikan Piagam Atlantik.
Pada bulan Oktober, ketika tujuan operasional Poros di Ukraina dan Baltik tercapai, dengan pengepungan Leningrad dan Sevastopol yang masih berlanjut, sebuah serangan besar ke Moskwa (Moskow) dilancarkan kembali. Setelah dua bulan bertempur sengit, pasukan Jerman hampir mencapai pinggiran terluar Moskwa, tempat tentara-tentaranya yang lelah terpaksa menunda serangan mereka.
Pencaplokan teritorial besar dilakukan oleh pasukan Poros, tetapi kampanye mereka gagal mencapai tujuan utamanya: 2 kota utama masih dikuasai Soviet, kemampuan memberontak Soviet gagal dipadamkan, dan Uni Soviet mempertahankan banyak sekali potensi militernya. Fase blitzkrieg perang di Eropa telah berakhir.
Pada awal Desember, pasukan cadangan yang baru dimobilisasi memungkinkan Soviet menyamakan jumlah tentaranya dengan Poros. Hal ini, bersama data intelijen yang menetapkan:
Jumlah minimum tentara Soviet di Timur yang cukup untuk mencegah serangan apapun oleh Angkatan Darat Kwantung Jepang, yang memungkinkan Soviet memulai serangan balasan massal yang dimulai tanggal 5 Desember di front sepanjang 1.000 kilometer (620 mi).
Mendesak tentara Jerman mundur 100–250 kilometer (62–155 mi) ke barat.
Keberhasilan Jerman di Eropa menggugah Jerman untuk meningkatkan tekanannya terhadap pemerintah-pemerintah Eropa di Asia Tenggara. Pemerintah Belanda setuju menyediakan minyak untuk Jepang dari Hindia Timur Belanda, namun menolak menyerahkan kendali politik atas koloninya. Perancis Vichy, sebaliknya, menyetujui pendudukan Jepang di Indochina Perancis.
Pada bulan Juli 1941, Amerika Serikat, Britania Raya, dan pemerintah Barat lainnya bereaksi terhadap pendudukan Indochina dengan membekukan aset-aset Jepang, sementara Amerika Serikat (yang menyediakan 80% minyak Jepang merespon dengan menerapkan embargo minyak secara penuh.
Ini berarti Jepang terpaksa memilih antara mengabaikan ambisinya di Asia dan perang melawan Tiongkok, atau merebut sumber daya alam yang diperlukan melalui kekuatan; militer Jepang tidak menganggap yang pertama sebagai pilihan, dan banyak pejabat menganggap embargo minyak sebagai pernyataan perang tidak langsung.
Jepang berencana merebut koloni-koloni Eropa di Asia dengan cepat untuk menciptakan perimeter defensif besar yang membentang hingga Pasifik Tengah; Jepang kemudian bebas mengeksploitasi sumber daya di Asia Tenggara sambil menyibukkan Sekutu dengan melancarkan perang defensif. Untuk mencegah intervensi Amerika Serikat sambil mengamankan perimeter, Jepang berencana menetralisasi Armada Pasifik Amerika Serikat dari kancah perang.
Pada tanggal 7 Desember (8 Desember di Asia) 1941, Jepang menyerang aset-aset Britania dan Amerika Serikat dengan serangan di Asia Tenggara dan Pasifik Tengah secara nyaris bersamaan. Peristiwa ini meliputi:
Serangan ke armada Amerika Serikat di Pearl Harbor.
Pendaratan di Thailand dan Malaya.
Pertempuran Hong Kong.
Serangan-serangan ini mendorong Amerika Serikat, Britania Raya, Tiongkok, Australia, dan beberapa negara lain secara resmi menyatakan perang terhadap Jepang. Sementara itu, Uni Soviet, karena sedang terlibat dalam perang besar-besaran dengan blok Poros Eropa, memilih untuk tetap netral dengan Jepang.
Jerman dan negara-negara Poros menanggapi dengan menyatakan perang terhadap Amerika Serikat.
Pada bulan Januari, Empat Besar (Amerika Serikat, Britania Raya, Uni Soviet, Tiongkok), dan 22 pemerintahan kecil atau terasingkan mengeluarkan Deklarasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, sehingga memperkuat Piagam Atlantik, dan melakukan kewajiban untuk tidak menandatangani perjanjian damai terpisah dengan negara-negara Poros.
Sejak 1941, Stalin terus meminta Churchill, dan kemudian Roosevelt, untuk membuka ‘front kedua’ di Perancis. Front Timur menjadi teater perang besar di Eropa dan jumlah korban Soviet yang berjumlah jutaan menciutkan jumlah korban Sekutu Barat yang hanya ratusan ribu orang; Churchill dan Roosevelt mengatakan mereka butuh lebih banyak waktu untuk persiapan, sehingga memunculkan klaim bahwa mereka sengaja buntu untuk menyelamatkan orang-orang Barat dengan mengorbankan orang-orang Soviet.
Sementara itu, pada akhir April 1942, Jepang dan sekutunya Thailand hampir menguasai seluruh Burma, Malaya, Hindia Timur Belanda, Singapura dan Rabaul, sehingga menambah kerugian bagi tentara Sekutu dan banyak di antara mereka yang ditawan. Meski memberontak habis-habisan di Corregidor, Filipina akhirnya ditaklukkan pada bulan Mei 1942 dan memaksa pemerintah Persemakmuran Filipina mengasingkan diri.
Pasukan Jepang juga memenangkan pertempuran laut di Laut Tiongkok Selatan, Laut Jawa, dan Samudra Hindia, dan mengebom pangkalan laut Sekutu di Darwin, Australia. Satu-satunya kesuksesan sejati Sekutu melawan Jepang adalah kemenangan Tiongkok di Changsha pada awal Januari 1942. Kemenangan-kemenangan mudah atas lawan yang kurang memiliki persiapan ini membuat Jepang terlalu percaya diri dan berlebihan.
Jerman juga mewujudkan inisiatifnya. Dengan mengeksploitasi keputusan komando laut Amerika Serikat yang ragu-ragu, Angkatan Laut Jerman mengacaukan jalur kapal Sekutu di lepas pesisir Atlantik Amerika Serikat. Meskipun kalah besar, anggota Poros Eropa menghentikan serbuan Soviet di Rusia Tengah dan Selatan, sehingga melindungi sebagian besar jajahan yang mereka peroleh pada tahun sebelumnya.
Di Afrika Utara, Jerman melancarkan sebuah serangan pada bulan Januari, Perang Dunia 2; yang memukul Britania kembali ke posisinya di Garis Gazala pada awal Februari, diikuti oleh meredanya pertempuran untuk sementara yang dimanfaatkan Jerman untuk mempersiapkan serangan mereka selanjutnya.
Kebuntuan serbuan Poros (1942) – Perang Dunia 2
Pada awal Mei 1942, Jepang memulai operasi untuk menduduki Port Moresby dengan serangan amfibi dan memutuskan komunikasi dan jalur suplai antara Amerika Serikat dan Australia. Akan tetapi, Sekutu berhasil mencegah invasi ini dengan mencegat dan mengalahkan pasukan laut Jepang pada Pertempuran Laut Koral.
Rencana Jepang selanjutnya, termotivasi oleh Serangan Doolittle sebelumnya, adalah merebut Atol Midway dan memancing kapal induk Amerika Serikat ke kancah perang untuk dihancurkan; sebagai aksi pengalihan, Jepang juga mengirimkan pasukan untuk menduduki Kepulauan Aleut di Alaska.
Pada awal Juni, Jepang melaksanakan operasinya, tetapi Amerika Serikat, setelah berhasil memecahkan kode laut Jepang pada akhir Mei, mengetahui semua rencana dan pemindahan pasukan mereka dan memakai pengetahuan ini untuk memperoleh kemenangan telak di Midway atas Angkatan Laut Kekaisaran Jepang.
Dengan kapasitasnya untuk bertindak secara agresif hilang akibat Pertempuran Midway, Jepang memilih fokus pada upaya menduduki Port Moresby melalui kampanye darat di Teritori Papua. Amerika Serikat merencanakan serangan balasan terhadap posisi Jepang di selatan Kepulauan Solomon, terutama Guadalcanal, sebagai tahap pertama menduduki Rabaul, pangkalan utama Jepang di Asia Tenggara.
Kedua rencana ini dimulai bulan Juli, namun pada pertengahan September, Pertempuran Guadalcanal dimenangkan Jepang, dan tentara-tentara di Nugini diperintahkan mundur dari Port Moresby ke bagian utara pulau, tempat mereka menghadapi tentara Australia dan Amerika Serikat dalam Pertempuran Buna-Gona. Guadalcanal segera menjadi titik fokus bagi kedua pihak dengan komitmen besar tentara dan kapal dalam pertempuran Guadalcanal.
Pada awal 1943, Jepang dikalahkan di pulau ini dan menarik tentara mereka. Di Burma, pasukan Persemakmuran melancarkan dua operasi:
Pertama, ofensif ke wilayah Arakan pada akhir 1942 gagal dan memaksa pasukan mundur ke India bulan Mei 1943.
Kedua, penyisipan pasukan ireguler ke belakang garis depan Jepang bulan Februari yang, pada akhir April, memperoleh hasil yang diragukan.
Di front timur Jerman, pasukan Poros mematahkan serangan Soviet di Semenanjung Kerch dan Kharkov, dan kemudian melancarkan serangan musim panas utamanya terhadap Rusia Selatan pada bulan Juni 1942 untuk menguasai ladang minyak di Kaukasus dan menduduki stepa Kuban, sementara mempertahankan posisi di wilayah front sebelah utara dan tengah.
Jerman membagi Grup Angkatan Darat Selatan menjadi 2 grup:
Grup Angkatan Darat A bergerak ke Sungai Don.
Grup Angkatan Darat B bergerak ke sebelah tenggara Kaukasus menuju Sungai Volga.
Uni Soviet memutuskan bertahan di Stalingrad yang berada di jalur pergerakan pasukan Jerman.
Pada pertengahan November, Jerman hampir berhasil menduduki Stalingrad dalam pertempuran jalanan saat Soviet memulai serangan balasan musim dingin keduanya, dimulai dengan mengepung pasukan Jerman di Stalingrad dan serangan ke unggulan Rzhev dekat Moskwa, meski upaya terakhir gagal besar.
Pada awal Februari 1943, Angkatan Darat Jerman menderita kekalahan besar; tentara Jerman di Stalingrad dipaksa menyerah dan garis depan dimundurkan hingga posisinya sebelum serangan musim panas. Pada pertengahan Februari, setelah desakan Soviet meruncing, Jerman melancarkan serangan lain ke Kharkov dan membentuk unggulan baru di garis depan mereka di sekitar kota Kursk, Rusia.
Pada bulan November 1941, pasukan Persemakmudan mengadakan serangan balasan, Operasi Crusader, di Afrika Utara dan mengklaim kembali semua wilayah yang direbut Jerman dan Italia. Di Barat, kekhawatiran bahwa Jepang mungkin memakai pangkalan di Madagaskar Vichy mendorong Britania menyerbu pulau ini pada awal Mei 1942.
Kesuksesan ini tidak bertahan lama setelah Poros berhasil memukul Sekutu kembali ke Mesir dalam serangan di Libya sampai pasukan Poros dihentikan di El Alamein. Di Eropa, serangan komando Sekutu terhadap target-target strategis, berakhir dengan Serangan Dieppe yang menghancurkan, menunjukkan ketidakmampuan Sekutu Barat untuk melancarkan invasi ke daratan Eropa tanpa persiapan, perlengkapan, dan keamanan operasional yang lebih baik.
Pada bulan Agustus 1942, Sekutu sukses mematahkan serangan kedua terhadap El Alamein dan, dengan banyak korban, berupaya mengirimkan suplai ke Malta yang sedang dikepung. Beberapa bulan kemudian, Sekutu melancarkan serangan di Mesir, memecah pasukan Poros dan mendorong mereka ke barat melintasi Libya.
Serangan ini tidak lama kemudian dilanjutkan dengan invasi Inggris-Amerika Serikat ke Afrika Utara Perancis, yang berakhir dengan bergabungnya wilayah ini dengan Sekutu. Hitler menanggapi pendudukan koloni Perancis ini dengan memerintahkan pendudukan Perancis Vichy; meski pasukan Vichy sendiri tidak melawan pelanggaran gencatan senjata ini, mereka berusaha menenggelamkan armadanya sendiri agar tidak direbut pasukan Jerman. Pasukan Poros yang sekarang kewalahan di Afrika mundur hingga Tunisia, yang kemudian dikuasai Sekutu pada bulan 1943.
Sekutu menguasai medan (1943) – Perang Dunia 2
Setelah Kampanye Guadalcanal, Sekutu memulai sejumlah operasi melawan Jepang di Pasifik. Pada bulan Mei 1943, pasukan Sekutu dikirim untuk mengusir pasukan Jepang dari Kepulauan Aleut, dan segera memulai operasi besar untul mengisolasi Rabaul dengan menduduki pulau-pulau sekitarnya, dan menembus perimeter Pasifik Tengah Jepang di Kepulauan Gilbert dan Marshall.
Pada akhir Maret 1944, Sekutu menyelesaikan kedua misi ini, dan selain itu menetralisasi pangkalan Jepang di Truk di Kepulauan Caroline. Bulan April, Sekutu melancarkan operasi mencaplok kembali Nugini Barat.
Di Uni Soviet, baik Jerman dan Soviet menghabiskan musim semi dan awal musim panas 1943 dengan bersiap-siap untuk serangan besar di Rusia Tengah.
Tanggal 4 Juli 1943, Jerman menyerang pasukan Soviet di sekitar Kursk Bulge. Dalam satu minggu, pasukan Jerman lelah menghadapi pertahanan Soviet yang sangat teratur dan, untuk pertama kalinya dalam perang ini, Hitler membatalkan sebuah operasi sebelum memperoleh kesuksesan taktis atau operasional. Keputusan ini sebagian dipengaruhi oleh invasi Sisilia oleh Sekutu Barat pada 9 Juli yang, bersama kegagalan-kegagalan Italia sebelumnya, berujung pada penggulingan dan penahanan Mussolini pada akhir bulan itu.
Tanggal 12 Juli 1943, Soviet melancarkan serangan balasannya sendiri, sehingga memupuskan harapan apapun bagi Angkatan Darat Jerman untuk memenangkan pertempuran atau buntu di timur. Kemenangan Soviet di Kursk menandai kejatuhan superioritas Jerman dan memberi Uni Soviet inisiatif di Front Timur. Jerman berusaha menstabilkan front timur mereka di sepanjang garis Panther-Wotan yang sangat dipertahankan, namun Soviet berhasil mendobraknya di Smolenskdan Serangan Dnieper Hilir.
Pada awal September 1943, Sekutu Barat menyerbu daratan Italia, diikuti gencatan senjata Italia dengan Sekutu. Jerman menanggapinya dengan melumpuhkan pasukan Italia, mengambil alih kendali militer di wilayah Italia, dan membuat serangkaian garis pertahanan.
Pasukan khusus Jerman kemudian menyelamatkan Mussolini, yang kemudian mendirikan negara klien baru di Italia dudukan Jerman bernama Republik Sosial Italia. Sekutu Barat berperang melintasi beberapa garis hingga garis pertahanan utama Jerman pada pertengahan November.
Operasi Jerman di Atlantik juga terganggu. Pada Mei 1943, dengan efektifnya serangan balasan Sekutu, kerugian kapal selam Jerman yang besar memaksa kampanye laut Atlantik Jerman ditunda.
Pada bulan November 1943, Franklin D. Roosevelt dan Winston Churchill bertemu dengan Chiang Kai-shek di Kairo dan Joseph Stalin di Teheran. Konferensi pertama menentukan pengembalian teritori Jepang pascaperang, sementara yang terakhir menghasilkan perjanjian bahwa Sekutu Barat akan menyerbu Eropa pada tahun 1944 dan Uni Soviet akan menyatakan perang terhadap Jepang dalam tiga bulan setelah kekalahan Jerman.
Sejak November 1943, selama tujuh minggu di Pertempuran Changde, Tiongkok memaksa Jepang memasuki perang atrisi yang merugikan sambil menunggu bantuan Sekutu.
Bulan Januari 1944, Sekutu melancarkan serangkaian serangan di Italia terhadap garis di Monte Cassino dan berupaya menembusnya dengan mendarat di Anzio. Pada akhir Januari, serangan besar Soviet mengusir pasukan Jerman dari wilayah Leningrad, dan mengakhiri pengepungan paling mematikan dan terlama sepanjang sejarah.
Serangan Soviet selanjutnya terhalang di perbatasan Estonia sebelum perang oleh Grup Angkatan Darat Utara Jerman yang dibantu penduduk Estonia yang berharap menetapkan kembali kemerdekaan nasional mereka. Penundaan ini memperlambat operasi Soviet selanjutnya di kawasan Laut Baltik.
Pada akhir Mei 1944, Soviet berhasil membebaskan Krimea, mengusir pasukan Poros besar-besaran dari Ukraina, dan melakukan terobosan ke teritori Rumania, yang dipukul balik oleh pasukan Poros. Serangan Sekutu di Italia berhasil dan, dengan mengizinkan sejumlah divisi Jerman mundur, pada tanggal 4 Juni Roma ditaklukkan.
Sekutu mengalami berbagai keberhasilan di daratan Asia. Bulan Maret 1944,Jepang melancarkan invasi pertama dari 2 rencananya, operasi melawan posisi Britania di Assam, India, dan kemudian mengepung posisi Persemakmuran di Imphal dan Kohima.
Bulan Mei 1944, pasukan Britania melakukan serangan balasan yang mendorong tentara Jepang kembali ke Burma, dan pasukan Tiongkok yang menyerbu Burma utara pada akhir 1943 mengepung tentara Jepang di Myitkyina. Invasi Jepang kedua berupaya menghancurkan pasukan tempur utama Tiongkok, melindungi jalur kereta api di antara teritori dudukan Jepang dan menduduki lapangan udara Sekutu.
Bulan Juni, Jepang telah menguasai provinsi Henan dan memulai serangan baru terhadap Changsha di provinsi Hunan.
Sekutu mendekat (1944) – Perang Dunia 2
Pada tanggal 6 Juni 1944 (dikenal sebagai D-Day), setelah tiga tahun ditekan Soviet, Sekutu Barat menyerbu Perancis Utara. Setelah menyusun kembali beberapa divisi Sekutu dari Italia, mereka juga menyerang Perancis Selatan. Semua pendaratan ini berhasil dan berakhir dengan kekalahan unit Angkatan Darat Jerman di Perancis.
Paris dibebaskan oleh pemberontak lokal yang dibantu “Pasukan Perancis Merdeka” pada tanggal 25 Agustus dan Sekutu Barat terus memukul pasukan Jerman di Eropa Timur sepanjang paruh terakhir tahun ini. Sebuah upaya bergerak maju melintasi Jerman Utara yang diawali dengan operasi udara besar-besaran di Belanda tidak berhasil.
Setelah itu, Sekutu Barat pelan-pelan masuk wilayah Jerman, namun gagal menyeberangi Sungai Rur dalam serangan besar. Di Italia, serbuan Sekutu juga terhambat saat mereka melintasi garis pertahanan besar Jerman terakhir.
Pada tanggal 22 Juni, Soviet mengadakan serangan strategis di Belarus (“Operasi Bagration”) yang berakhir dengan nyaris kehancuran total Pusat Grup Angkatan DaratJerman. Tidak lama selepas itu, serangan strategis Soviet lainnya mengusir tentara Jerman dari Ukraina Barat dan Polandia Timur.
Pergerakan Soviet sukses memaksa pasukan pemberontak di Polandia memulai sejumlah pemberontakan, meski yang terbesar di Warsawa, serta Pemberontakan Slowakia di selatan, tidak dibantu Soviet dan dipadamkan oleh pasukan Jerman.
Serangan strategis Pasukan Merah di Rumania timur memecah belah dan menghancurkan pasukan Jerman di sana sekaligus berhasil menggulingkan pemerintahan di Rumania dan Bulgaria, diikuti dengan memihaknya negara-negara tersebut ke Sekutu.
Pada bulan September 1944, tentara Angkatan Darat Merah Soviet melaju hingga Yugoslavia dan memaksa penarikan cepat Grup Angkatan Darat Jerman E dan F di Yunani, Albania, dan Yugoslavia untuk menyelamatkan mereka dari kehancuran.
Pada saat ini, Partisan Komunis pimpinan Marsekal Josip Broz Tito, yang memulai kampanye gerilya sukses melawan pendudukan sejak 1941, menguasai sebagian besar teritori Yugoslavia dan terlibat dalam menunda serangan terhadap pasukan Jerman di selatan. Di Serbia utara, Pasukan Merah, dengan bantuan terbatas dari pasukan Bulgaria, membantu Partisan dalam pembebasan bersama ibu kota Belgrade tanggal 20 Oktober.
Beberapa hari kemudian, Soviet melancarkan serangan massal terhadap Hongaria dudukan Jerman yang berlangsung sampai jatuhnya Budapest pada bulan Februari 1945. Kebalikan dengan kemenangan impresif Soviet di Balkan, pemberontakan Finlandia terhadap serangan Soviet di Tanah Genting Karelia menggagalkan pendudukan Soviet di Finlandia dan berakhir dengan penandatanganan gencatan senjata Soviet-Finlandia pada kondisi relatif kondusif, disertai memihaknya Finlandia ke Sekutu.
Pada awal Juli, pasukan Persemakmuran di Asia Tenggara menggagalkan pengepungan Jepang di Assam, memukul pasukannya kembali hingga Sungai Chindwin; sementara Tiongkok mencaplok Myitkyina. Di Tiongkok, Jepang menuai kesuksesan besar, berhasil mencaplok Changsha pada pertengahan Juni dan kota Hengyang pada awal Agustus. Selepas itu, mereka menyerbu provinsi Guangxi, memenangkan pertempuran besar melawan pasukan Tiongkok di Guilin dan Liuzhou pada akhir November dan berhasil menyatukan pasukan mereka di Tiongkok dan Indochina pada pertengahan Desember.
Di Pasifik, pasukan Amerika Serikat terus menekan mundur perimeter Jepang. Pada pertengahan Juni 1944, mereka memulai serangan ke Kepulauan Mariana dan Palau, dan dengan telak mengalahkan pasukan Jepang pada Pertempuran Laut Filipina. Kekalahan-kekalahan ini memaksa Perdana Menteri Jepang Tōjō mengundurkan diri dan memberi Amerika Serikat keunggulan atas pangkalan udara baru untuk melancarkan serangan bom besar-besaran di kepulauan utama Jepang.
Pada akhir Oktober, pasukan Amerika Serikat menyerbu pulau Leyte, Filipina; tidak lama kemudian, angkatan laut Sekutu mencetak kemenangan besar pada Pertempuran Teluk Leyte, salah satu pertempuran laut terbesar sepanjang sejarah.
Poros runtuh, Sekutu menang (1945) – Perang Dunia 2
Tanggal 16 Desember 1944, Jerman mengupayakan kesuksesan terakhirnya di Front Barat dengan mengerahkan sisa-sisa pasukan cadangannya untuk melancarkan serangan balasan massal di Ardennes untuk memecah belah Sekutu Barat, mengepung sebagian besar tentara Sekutu Barat dan menaklukkan pelabuhan suplai utama mereka di Antwerp demi mencapai penyelesaian politik. Pada Januari, serangan ini digagalkan tanpa satu tujuan strategis pun yang tercapai.
Di italia, Sekutu Barat tetap buntu di garis pertahanan Jerman. Pada pertengahan Januari 1945, Soviet menyerbu Polandia, bergerak dari Sungai Vistula ke Sungai Oder di Jerman, dan menduduki Prusia Timur. Tanggal 4 Februari, para pemimpin A.S., Britania Raya, dan Soviet bertemu di Konferensi Yalta. Mereka menyetujui pendudukan di Jerman pascaperang, dan Uni Soviet bergabung dalam perang melawan Jepang.
Pada bulan Februari, Soviet menginvasi Silesia dan Pomerania, sementara Sekutu Barat memasuki Jerman Barat dan mendekati Sungai Rhine. Bulan Maret, Sekutu Barat melintasi Rhine di utara dan selatan Ruhr, mengepung Grup Agkatan Darat Jerman B, sementara Soviet melaju ke Wina. Pada awal April, Sekutu Barat akhirnya berhasil membuat kemajuan di Italia dan bergerak melintasi Jerman Barat, sementara pasukan Soviet menyerbu Berlin pada akhir April; kedua pasukan bertemu di sungai Elbe tanggal 25 April. Tanggal 30 April 1945, Reichstag diduduki dan menandakan kekalahan militer Reich Ketiga.
Sejumlah perubahan kepemimpinan terjadi pada masa ini. Tanggal 12 April, Presiden A.S. Roosevelt meninggal dunia dan digantikan oleh Harry Truman. Benito Mussolini dibunuh oleh partisan Italia tanggal 28 April.
Pasukan Jerman menyerah di Italia pada tanggal 29 April. Instrumen Penyerahan Diri Jerman ditandatangani tanggal 7 Mei di Reims, dan diratifikasi tanggal 8 Mei di Berlin. Pusat Grup Angkatan Darat Jerman bertahan di Praha sampai 11 Mei.
Di teater Pasifik, pasukan Amerika Serikat dibantu Persemakmuran Filipina bergerak maju di Filipina, membebaskan Leyte pada akhir April 1945. Mereka mendarat di Luzonbulan Januari 1945 dan mencaplok Manila bulan Maret setelah pertempuran yang menghancurkan kota ini. Pertempuran berlanjut di Luzon, Mindanao dan pulau-pulau lain di Filipina sampai berakhirnya perang.
Bulan Mei 1945, tentara Australia mendarat di Kalimantan dan menduduki ladang minyak di sana. Pasukan Britania, Amerika Serikat, dan Tiongkok mengalahkan Jepang di Burma utara pada bulan Maret, dan Britania mencapai Rangoon pada tanggal 3 Mei. Pasukan Tiongkok mulai balas menyerang pada Pertempuran Hunan Barat yang pecah antara 6 April dan 7 Juni 1945.
Pasukan Amerika Serikat juga bergerak ke Jepang, mencaplok Iwo Jima pada bulan Maret, dan Okinawa pada akhir Juni. Pesawat pengebom Amerika Serikat menghancurkan kota-kota Jepang dan kapal selam Amerika Serikat memutuskan impor Jepang.
Tanggal 11 Juli, para pemimpin Sekutu bertemu di Potsdam, Jerman. Mereka menyetujui perjanjian awal tentang Jerman, dan menegaskan tuntutan penyerahan diri semua pasukan Jepang oleh Jepang, dengan menyatakan bahwa “alternatif bagi Jepang adalah kehancuran dalam waktu singkat”. Dalam konferensi ini, Britania Raya mengadakan pemilu dan Clement Attlee menggantikan Churchill sebagai Perdana Menteri.
Saat Jepang terus mengabaikan persyaratan Potsdam, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, pada awal Agustus. Di antara kedua pengeboman ini, Soviet, sesuai perjanjian Yalta, menyerbu Manchuria dudukan Jepang dan dengan cepat mengalahkan Angkatan Darat Kwantung yang saat itu merupakan pasukan tempur Jepang terbesar.Pasukan Merah juga menduduki Pulau Sakhalin dan Kepulauan Kuril.
Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah dengan penandatanganan dokumen penyerahan diri di atas geladak kapal perang Amerika Serikat USS Missouri pada tanggal 2 September 1945, sehingga mengakhiri perang ini.