Perancis secara tidak langsung menguasai pulau Jawa

1 min read

Sejarah Perancis Secara Tidak Langsung Menguasai Pulau Jawa pada Periode 1806-1811

Tahukah Anda bahwa Perancis pernah secara tidak langsung menguasai Pulau Jawa pada periode 1806-1811? Hal ini terjadi setelah Kerajaan Belanda jatuh di bawah kekuasaan Napoleon Bonaparte. Meski tidak secara langsung menguasai Jawa, Prancis melalui Kerajaan Belanda memegang kendali atas Hindia Belanda, termasuk Jawa, selama masa ini.

1806-1811: Hindia Belanda di Bawah Pemerintahan Perancis

Pada awal abad ke-19, Perancis, di bawah pemerintahan Napoleon Bonaparte, secara tidak langsung mengontrol Hindia Belanda setelah Belanda menjadi kerajaan boneka Prancis. Kekalahan Belanda dalam peperangan dan kebangkrutan VOC (Perusahaan Hindia Timur Belanda) membawa perubahan besar dalam sistem administrasi kolonial di Nusantara. Meskipun kekuasaan Prancis di Jawa berlangsung singkat, periode ini penuh dengan perombakan besar, terutama dalam pembangunan infrastruktur dan pertahanan.

Baca juga: Trowulan | Bekas ibu kota Kerajaan Majapahit (Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur)

Eropa dan Perang Napoleon

Pada saat yang sama, Eropa dilanda perang Napoleon. Belanda menjadi Republik Batavia, dan kemudian menjadi bagian dari Kerajaan Belanda, yang diperintah oleh saudara Napoleon, Louis Bonaparte. Hal ini menyebabkan Hindia Belanda secara efektif menjadi koloni Perancis, meskipun masih dikelola dari Amsterdam.

Perebutan Kekuasaan di Asia

Persaingan antara Inggris dan Prancis di berbagai belahan dunia, termasuk Asia, membuat situasi semakin tegang. Inggris yang sudah memegang kekuasaan di wilayah seperti Bengkulu dan Selat Malaka terus bersiap untuk menghadapi ancaman dari Hindia Belanda yang dikuasai oleh Perancis.

Peran Herman Willem Daendels di Jawa

Pada tahun 1806, Louis Napoleon mengangkat Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Tugas utamanya adalah memperkuat pertahanan di Jawa dari ancaman invasi Inggris. Daendels tiba di Batavia (sekarang Jakarta) pada 5 Januari 1808 dan segera melakukan banyak perbaikan, seperti:

  • Memperkuat tentara Hindia Belanda
  • Membangun jalan baru, seperti Jalan Raya Pos yang membentang sepanjang Jawa dari Anyer hingga Panarukan.
  • Mendirikan benteng baru di Surabaya dan Jatinegara.
  • Membangun rumah sakit, barak militer, dan pabrik senjata di Semarang dan Surabaya.

Napoleon Bonaparte (Napoleon I) – Sejarah, Undang-Undang, Pengaruh Eropa dan Liberalisme

Dampak Pemerintahan Daendels

Meski berprestasi dalam pembangunan, pemerintahan Daendels terkenal keras, terutama dalam penggunaan kerja paksa (Rodi) untuk membangun infrastruktur. Ini memicu pemberontakan, seperti di daerah Cadas Pangeran. Daendels juga menaklukkan Kesultanan Banten, menjadikan wilayah itu bagian dari Hindia Belanda.

Di sisi lain, Daendels juga memperkenalkan reformasi hukum dan mengakhiri diskriminasi terhadap umat Katolik, yang sebelumnya hanya diberikan hak ibadah kepada Protestan.

Akhir Pengaruh Perancis di Jawa

Setelah kekalahan Prancis dalam Perang Napoleon, kekuasaan di Jawa beralih ke Inggris pada 1811, di bawah kepemimpinan Thomas Stamford Raffles. Pada 1815, melalui perjanjian Inggris-Belanda, Jawa kembali ke kendali Belanda secara penuh. Periode ini menandai dimulainya kembali kekuasaan kolonial Belanda hingga penaklukan penuh atas Nusantara.

Kesimpulan

Meski tidak memerintah langsung, Perancis memegang kendali atas Jawa melalui Kerajaan Belanda antara 1806-1811 selama periode kekuasaan Napoleon Bonaparte. Masa ini penuh dengan perubahan besar dalam pembangunan infrastruktur, pertahanan militer, dan reformasi kolonial, yang memengaruhi sejarah Jawa dan Nusantara secara keseluruhan.

Baca juga: Raja Prancis | Penguasa Monarki Prancis (481-1870)

Sumber bacaan: Science Direct, Britannica

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *