Ontologi
Ontologi adalah studi filsafat yang membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Merupakan salah satu kajian filsafat yang paling kuno dan berasal dari Yunani.
Tokoh Yunani yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis dikenal seperti Thales, Plato, dan Aristoteles . Pada masanya, kebanyakan orang belum membedaan antara penampakandengan kenyataan.
Thales terkenal sebagai filsuf yang pernah sampai pada kesimpulan bahwa air merupakan substansi terdalam yang merupakan asal mula segala sesuatu.
Namun yang lebih penting ialah pendiriannya bahwa mungkin sekali segala sesuatu itu berasal dari satu substansi belaka (sehingga sesuatu itu tidak bisa dianggap ada berdiri sendiri).
Hakikat kenyataan atau realitas memang bisa didekati ontologi dengan dua macam sudut pandang:
- kuantitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan itu tunggal atau jamak?
- Kualitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan (realitas) tersebut memiliki kualitas tertentu, seperti misalnya daun yang memiliki warna kehijauan, bunga mawar yang berbau harum.
Secara sederhana ontologi bisa dirumuskan sebagai ilmu yang mempelajari realitas atau kenyataan konkret secara kritis.
Ontologi adalah studi tentang keberadaan.
Ini berfokus pada beberapa pertanyaan terkait:
- Benda apa yang ada? (bintang ya, unicorn tidak, angka … ya?)
- Apa kategori milik mereka? (Apakah angka sifat fisik atau hanya ide?)
- Adakah yang disebut realitas objektif?
- Apa arti kata “menjadi”?
Beberapa dari pertanyaan ini mungkin tampak sangat abstrak dan tidak terlalu berguna, tetapi itu dan selalu sangat penting bagi beberapa filsuf, terutama bagi mereka yang percaya pada fondasionalisme. Para filsuf fondasionalis percaya bahwa untuk sampai pada kebenaran, perlu untuk memulai dengan masalah yang paling mendasar — untuk memastikan dasar-dasar filsafat — dan kemudian mulai dari sana ke pertanyaan yang lebih spesifik. Jika Anda percaya pada fondasionalisme, maka mungkin pertanyaan yang paling penting adalah pertanyaan ontologis!
Ontologi juga sangat relevan dengan agama dan spiritualitas
Apa pun kepercayaan Anda tentang kerohanian, mereka memiliki dimensi ontologis. Semua yang berikut ini adalah pernyataan ontologis:
- Semuanya terbuat dari atom dan energi
- Semuanya terbuat dari kesadaran
- Anda punya jiwa
- Anda punya pikiran
Ontologi vs Metafisika
Ontologi umumnya dianggap sebagai sub-bidang metafisika. Metafisika memiliki banyak definisi, tetapi itu berarti sesuatu seperti “studi tentang sifat dasar realitas.” Jelas, ini terkait erat dengan pertanyaan ontologis. Ada tumpang tindih antara ontologi dan metafisika, yang mencakup pertanyaan seperti “apa itu keberadaan?” Atau “bagaimana hal-hal itu ada?”
Namun, sebagai patokan kita dapat mengatakan bahwa ontologi menanyakan pertanyaan apa, sedangkan metafisika menanyakan bagaimana pertanyaan.
Contoh
Perbedaan antara ontologi dan metafisika mungkin lebih mudah dipahami jika kita melihat dunia yang dibuat-buat. Ambil dunia fantasi seperti J.R.R. Middle-Earth Tolkien. Ontologinya berbeda dengan ontologi kita karena ontologi memiliki segala macam hal seperti elf, orc, dan penguasa gelap, yang tidak ada di dunia kita. Tetapi metafisikanya berbeda karena sifat dasarnya berbeda, melibatkan sihir. Middle-Earth tidak hanya memiliki hal-hal yang berbeda di dalamnya; hal-hal dimainkan oleh aturan yang berbeda. Ontologi mempelajari hal-hal tersebut, sementara metafisika mempelajari aturannya.
Ontologi vs Epistemologi
Ontologi dan metafisika keduanya menjadi bingung dengan epistemologi, tetapi epistemologi lebih mudah untuk dipisahkan. Epistemologi adalah studi tentang pengetahuan, tentang bagaimana kita tahu apa yang kita ketahui. Sedangkan ontologi dan metafisika adalah tentang realitas, epistemologi adalah tentang bagaimana kesadaran manusia dapat berinteraksi dengan realitas itu.
Ontology | Metaphysics | Epistemology |
Apakah jiwa ada? Apakah mereka jenis hal yang mematuhi hukum fisik? Apakah ada Tuhan? | Hukum fisik apa yang harus benar agar jiwa ada? Apa yang mengatur, jika ada, yang mengatur tindakan Tuhan? | Bagaimana kita bisa tahu apakah ada jiwa? Bisakah manusia tahu apakah ada Tuhan? |
The Ontology of Things, Properties dan Powers
Sebenarnya apa itu realitas?
Apakah manusia lebih istimewa atau penting daripada objek non-manusia yang kita rasakan?
Bagaimana ini mengubah cara kita memahami dunia?
Sementara konsep kekuatan sebab-akibat adalah pusat bagi banyak ilmu sosial pasca-positivis pada umumnya, dan bagi realisme kritis khususnya, ia belum dikembangkan secara signifikan oleh para realis kritis sejak karya awal Harré dan Madden dan Bhaskar pada pertengahan 1970-an. Untuk memperdalam pemahaman kita tentang kekuatan, kita perlu mulai dengan ‘paket’ istilah terkait. Dalam § 1 makalah saya memperkenalkan paket ini, menjernihkan beberapa ambiguitas dan inkonsistensi termi-nologis, dan memfokuskan diskusi pada hal-hal, properti dan kekuatan. Masalah sebenarnya dimulai ketika kita mencoba mencari tahu bagaimana hal-hal, sifat, dan kekuatan saling berhubungan satu sama lain.
Dalam §2 saya memperkenalkan dan mengevaluasi tiga kemungkinan ontologi: ontologi di mana kekuatan adalah yang utama; ontologi di mana properti adalah yang utama; dan ontologi di mana tidak ada sifat, kekuatan (atau benda) yang utama, tetapi semua muncul untuk membentuk satu kesatuan. Ontologi terakhir dipertahankan. §3 berurusan dengan ambiguitas di sekitar tiga istilah lain yang sering muncul ketika membahas kekuatan, yaitu, sifat disposisional, transfaktual, dan proses. Hasil akhirnya adalah konsep kekuasaan yang jauh lebih tidak ambigu, dengan kuat ditambatkan dalam ontologi benda, properti, dan kekuasaan sebagai satu kesatuan.
Aliran Bidang Antologi
Beberapa aliran dalam bidang ontologi, yakni Monisme, Dualisme, Materialisme, Idelalisme, Agnostisisme
Monisme
Aliran yang mempercayai bahwa hakikat dari segala sesuatu yang ada adalah satu saja, baik yang asa itu berupa materi maupun ruhani yang menjadi sumber dominan dari yang lainnya. Para filosof pra-Socrates seperti Thales, Demokritos, dan Anaximander termasuk dalam kelompok Monisme, selain juga Plato dan Aristoteles. Sementara filosof Modern seperti I. Kant dan Hegel adalah penerus kelompok Monisme, terutama pada pandangan Idealisme mereka.
Ontologi merupakan salah satu diantara lapangan-lapangan penyelidikan filsafat yang paling kuno. Pertama kali diperkenalkan oleh filosof Yunani bernama Thales atas pernungannya terhadap air yang terdapat dimana-mana, dan sampai pada kesimpulan bahwa “air merupakan substansi terdalam yang merupakan asal mula dari segala sesuatu”. Yang penting bagi kita bukanlah mengenai kesimpulannya tersebut melainkan pendiriannya bahwa mungkin segala sesuatu berasal dari satu substansi saja.
Dualisme
Kelompok ini meyakini sumber asal segala sesuatu terdiri dari dua hakikat, yaitu materi(jasad) dan jasmani(spiritual). Kedua macam hakikat itu masing-masing bebas dan berdiri sendiri, sama-sama abadi dam azali. Perhubungan antara keduanya itulah yang menciptakan kehidupan dalam alam ini. Contoh yang paling jelas tentang adanya kerja sama kedua hakikat ini ialah dalam diri manusia.
Descartes adalah contoh filosof Dualis dengan istilah dunia kesadaran (ruhani) dan dunia ruang (kebendaan). Aristoteles menamakan kedua hakikat itu sebagai materi dan forma (bentuk yang berupa rohani saja). Umumnya manusia dengan mudah menerima prinsip dualisme ini, karenaa kenyataan lahir dapat segera ditangkap panca indera kita, sedangkan kenyataan batin dapt segera diakui adanya dengan akal dan perasaan hidup.
Materialisme
Aliran ini menganggap bahwa yang ada hanyalah materi dan bahwa segala sesuatu yang lainnya yang kita sebut jiwa atau roh tidaklah merupakan suatu kenyataan yang berdiri sendiri. Menurut pahan materialisme bahwa jiwa atau roh itu hanyalah merupakan proses gerakan kebendaan dengan salah satu cara tertentu.
Materialisme terkadang disamakan orang dengan naturalisme.Namun sebenarnya terdapat perbedaan antara keduanya. Naturalisme merupakan aliran filsafat yang menganggap bahwa alam saja yang ada, yang lainnya di luar alam tidak ada. (Tuhan yang di luar alam tidak ada). Sedangkan yang dimaksud alam (natural) disana ialah segala-galanya meliputi benda dan roh. Sebaliknya materialisme menganggap roh adalah kejadian dari benda, jadi tidak sama nilainya dengan benda.
Filsafat Yunani yang pertama kali muncul juga berdasarkan materialisme, mereka disebut filsafat alam (natuur filosofie). Mereka menyelidiki asal-usul kejadian alam ini pada unsur-unsur kebendaan yang pertama. Thales (625-545 s.M) menganggap bahwa unsur asal itu air. Anaximandros (610-545 s.M) menganggap bahwa unsur asal itu apeironyakni suatu unsur yang tak terbatas. Anaximenes (585-528 s.M) menganggap bahwa unsur asal itu udara. Dan tokoh yang terkenal dari aliran ini adalah Demokritos (460-360 s.M) menggap bahwa hakikat alam ini merupakan atom-atom yang banyak jumlahnya tak dapat dihitung dan sangat halus. Atom-atom itulah yang menjadi asal kejadian peristiwa alam. Pada Demokritos inilah tampak pendapt materialisme klasik yang lebih tegas.
Idealisme
Idealisme merupakan lawan dari materialisme yang juga dinamakan spiritualisme. Aliran menganggap bahwa hakikat kenyataan yang beraneka warna itu semua berasal dari roh (sukma) atau yang sejenis dengan itu. Intinya sesuatu yang tidak berbentuk dan yang tidak menempati ruang. Menurut aliran ini materi atau zat itu hanyalah suatu jenis dari pada penjelmaan roh. Alasan yang terpenting dari aliran ini adalah “manusia menganggap roh lebih berharga, lebih tinggi nilainya dari materi bagi kehidupan manusia. Roh dianggap sebagai hakikat yang sebenarnya, sehingga materi hanyalah badannya, bayngan atau penjelmaan saja.
Agnostisisme
Pada intinya Agnostisisme adalah paham yang mengingkari bahwa manusia mampu mengetahui hakikat yang ada baik yang berupa materi ataupun yang ruhani. Aliran ini juga menolak pengetahuan manusia tentang hal yang transenden. Contoh paham Agnostisisme adalah para filosof Eksistensialisme, seperti Jean Paul Sartre yang juga seorang Ateis. Sartre menyatakan tidak ada hakikat ada (being) manusia, tetapi yang ada adalah keberadaan (on being)-nya.
Istilah Penting dalam Ontologi
Istilah istilah terpenting yang terkait dengan ontologi adalah:
- yang-ada (being)
- kenyataan/realitas (reality)
- eksistensi (existence)
- esensi (essence)
- substansi (substance)
- perubahan (change)
- tunggal (one)
- jamak (many)
Apa pentingnya ontologi?
Ontologi ini pantas dipelajari bagi orang yang ingin memahami secara menyeluruh tentang dunia ini dan berguna bagi studi ilmu-ilmu empiris (misalnya antropologi, sosiologi, ilmu kedokteran, ilmu budaya, fisika, ilmu teknik dan sebagainya).
Contoh Ahli Ontologi Terkemuka
Anselmus dari Canterbury
Uskup Agung Canterbury, lahir di Aosta, Italia, sekitar tahun 1033. Ia menolak keinginan ayahnya agar ia meniti karier di bidang politik dan mengembara keliling Eropa untuk beberapa tahun lamanya. Seperti anak-anak muda lainnya yang cerdas dan bergejolak, ia bergabung ke biara. Di biara Bec, Normandia, di bawah asuhan seorang guru yang hebat, Lanfranc, Anselmus memulai karier yang patut dicatat. Karyanya yang terkenal adalah Cur Deus Homo dan Proslogion.
Anselmus menuliskan teori tentang bagaimana kematian Kristus di kayu salib, yang mendamaikan manusia dengan Allah. Menurut Anselmus, Allah adalah Tuhan alam semesta, yang kemuliaan-Nya dinodai oleh dosa manusia. Meskipun Ia ingin mengampuni manusia, agar ketertiban moral pulih kembali di jagat raya, Ia tak dapat begitu saja “menutup mata” atas dosa…
Thomas Aquinas
Santo Thomas Aquinas adalah seorang frater Dominikan Italia, imam Katolik, dan Doktor Gereja (Pujangga Gereja). Ia adalah seorang yuris, teolog, dan filsuf yang sangat berpengaruh dalam tradisi skolastisisme, yang di dalamnya ia juga dikenal sebagai Doctor Angelicus dan Doctor Communis. Nama Aquinas merupakan identifikasi daerah asal leluhurnya di comune Aquino dalam regione Lazio masa kini.
Ia adalah pendukung klasik teologi kodrat yang paling menonjol dan dikenal sebagai bapak Thomisme, dengan argumennya bahwa daya pikir (akal) didapati dalam Allah. Pengaruhnya pada pemikiran Barat cukup signifikan, dan banyak filsafat modern yang mengembangkan ataupun menentang gagasan-gagasannya, khususnya dalam bidang etika, hukum kodrat, metafisika, dan teori politik. Tidak seperti paham-paham lain di dalam Gereja kala itu, Thomas merangkul beberapa gagasan yang dikemukakan oleh Aristoteles—yang disebutnya “sang Filsuf“—dan berupaya untuk menyintesis filsafat Aristotelian dengan prinsip-prinsip Kekristenan. Karya-karyanya yang paling dikenal adalah Summa Theologiae dan Summa contra Gentiles. Tafsir-tafsir yang ia hasilkan seputar Tulisan suci dan Aristoteles juga membentuk satu bagian penting dalam kumpulan karyanya. Selain itu, Thomas dikenal secara istimewa karena himne-himne ekaristis karyanya, yang dijadikan bagian dari liturgi Gereja.
Aristoteles
adalah seorang filsuf Yunani, murid dari Plato dan guru dari Alexander Agung. Ia menulis tentang berbagai subyek yang berbeda, termasuk fisika, metafisika, puisi, logika, retorika, politik, pemerintahan, etnis, biologi dan zoologi. Bersama dengan Socrates dan Plato, ia dianggap menjadi seorang di antara tiga orang filsuf yang paling berpengaruh di pemikiran Barat.
Gottfried Leibniz
Gottfried Wilhem Leibniz (1 Juli (21 Juni menurut tarikh kalender Julian) 1646 – 14 November 1716) adalah seorang filsuf Jerman keturunan Sorbia dan berasal dari Sachsen. Ia terutama terkenal karena paham Théodicée bahwa manusia hidup dalam dunia yang sebaik mungkin karena dunia ini diciptakan oleh Tuhan Yang Sempurna. Faham Théodicée ini menjadi terkenal karena dikritik dalam buku Candide karangan Voltaire.
Selain seorang filsuf, ia adalah ilmuwan, matematikawan, diplomat, fisikawan, sejarawan dan doktor dalam hukum duniawi dan hukum gereja. Ia dianggap sebagai Jiwa Universalis zamannya dan merupakan salah seorang filsuf yang paling berpengaruh pada abad ke-17 dan ke-18. Kontribusinya kepada subyek yang begitu luas tersebar di banyak jurnal dan puluhan ribu surat serta naskah manuskrip yang belum semuanya diterbitkan. Sampai sekarang masih belum ada edisi lengkap mengenai tulisan-tulisan Leibniz dan dengan ini laporan lengkap mengenai prestasinya belum dapat dilakukan.
Ketahuilah Filsuf Lainnya yang Terkenal bersama Filosofinya
Filosofi, yang secara harfiah berarti “cinta kebijaksanaan,” adalah salah satu disiplin tertua dalam sejarah. Ada banyak gagasan tentang para filsuf dan apa yang mereka lakukan. Beberapa bahkan menganggap bidang itu sebagai ilmu yang berhubungan dengan logika dan alasan. Banyak filsuf terkenal telah membuat kontribusi mereka diketahui dunia melalui tulisan-tulisan mereka dan siswa mereka. Klik disini untuk mengetahui daftar filsuf terkenal.
Bacaan Lainnya
- Filosofi dan Filsuf Terkenal dalam Sejarah (Filsafat)
- Peribahasa Indonesia dan Artinya – Pepatah, Kiasan & Kata-Kata Perumpamaan dari A sampai Z
- Kutipan Quote Terkenal – Kata Bijak, Kata Mutiara
- Partai Politik Pemilu 2019
- Ungkapan Cinta dalam Bahasa Latin – Kutipan Frasa Latin Yang Romantis
- Contoh Soal UN Bahasa Inggris Beserta Jawabannya
- Ungkapan Cinta dalam Bahasa Latin – Kutipan Frasa Latin Yang Romantis
- Contoh Soal UN Bahasa Inggris Beserta Jawabannya
- Tenses Bahasa Inggris – Rumus, Penjelasan, Contoh Soal dan Jawaban
- Mobil Tercepat Di Dunia 2018
- Puncak Gunung Tertinggi Di Dunia dimana?
- TOP 10 Gempa Bumi Terdahsyat Di Dunia
- Apakah Matahari Berputar Mengelilingi Pada Dirinya Sendiri?
- Test IPA: Planet Apa Yang Terdekat Dengan Matahari?
- 10 Cara Belajar Pintar, Efektif, Cepat Dan Mudah Di Ingat – Untuk Ulangan & Ujian Pasti Sukses!
Sumber bacaan: Philo Simply, Philosophy Terms, Britannica, Research Gate
Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”
Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya