Menghubungkan Saintis Muda Melalui Media Sosial
Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan bagi sebagian besar penduduk Bumi tanpa terkecuali. Orang awam, artis hingga pejabat negara aktif di media sosial untuk berbagi, namun sebagian besar postingan berisikan hal-hal pribadi penggunanya. Ada banyak media sosial, beberapa yang populer antara lain Facebook, Instagram, Twitter, LinkedIn, Google Plus dan WhatsApp.
Ber-media sosial merupakan sesatu yang menyenangkan karena apapun dapat dibagikan ke khalayak tanpa halangan, selain itu murah, bahkan ada yang gratis.
Media Sosial Khusus Sains?
Apakah pernah terbayang ada sebuah media sosial khusus sains? Disana membahas nuklir, penerbangan luar angkasa, membongkar rahasia alam semesta, menciptakan bakteri baru, dan sebagainya? Mungkin saintis senior enggan ber-media sosial karena beberapa alasan antara lain:
– Menganggap media sosial hanyalah tempat pamer, curhat, dan hal-hal tak serius lainnya yang tidak pantas dilakukan oleh saintis.
– Tidak ingin dianggap melakukan promosi diri melalui media sosial. Saintis tidak perlu promosi, biarlah orang tahu kepakaran keilmuan mereka dengan sendirinya, demikian pemikiran konvensional yang ada dalam benak para saintis senior.
– Tidak memiliki waktu untuk bermedia sosial.
– Adanya resiko penyederhanaan bahasa ilmiah dengan bahasa populer yang dapat mengaburkan fakta ilmiah.
– Anggapan bahwa masyarakat umum tidak memiliki minat terhadap hal-hal ilmiah sehingga tidak perlu dikomunikasikan secara terbuka.
Saintis Muda VS Saintis Senior
Namun lambat laun pola pikir tersebut akan berubah seiring bergesernya saintis-saintis senior. Saintis junior saat ini hidup dalam dunia penuh dengan koneksi internet. Itu artinya saintis muda terpapar manfaat ber-internet salah satunya media sosial.
Berceloteh gosip-gosip artis di media sosial sudah menyenangkan, apalagi kalau bahasannya jauh lebih besar dari sekegar gosip artis, seperti membongkar rahasia alam yang hanya bisa dilakukan menggunakan sains. Tentu jauh lebih menyenangkan dan pastinya bermanfaat untuk ilmu pengetahuan.
Menghubungkan Saintis Muda Indonesia dengan Coenocyte
Saintis muda di Indonesia tergolong banyak dan sangat berbakat, itu terbukti, beberapa kali Indonesia menjadi juara Olimpiade Sains Internasional. Inovasi dan bahasan yang luar biasa hebat akan muncul jika saintis-saintis muda dan berbakat dapat saling terhubung melalui Coenocyte, Media Sosial Sains.
Di Coenocyte, saintis muda akan bertemu dengan saintis muda lainnya dari seluruh Indonesia. Membahas masalah-masalah global seperti ancaman benda angkasa, virus, dan banyak lagi.
Semoga misi Coenocyte untuk menghugungkan saintis agar tercipta kehidupan yang lebih baik dapat segera dicapai. Karenanya dukungan dari berbagai pihak yang perduli akan sains sangat dibutuhkan. Ayo saintis muda Indonesia, dukung Coenocyte di www.coenocyte.com
Bacaan Lainnya
- Bagaimana Albert Einstein mendapatkan rumus E=mc² ?
- Indonesia Juga Memiliki 3 Reaktor Nuklir – Rumus Kimia Uranium U92
- Planet Venus Terpanas Dalam Tata Surya
- Planet Biru – Blue Planet
- Apakah Anda Tahu Bagaimana Bumi Terbentuk? Inilah Penjelasannya
- Peta NASA Menunjukkan Seperti Apa Antartika Tanpa Es
- Penyebab darah tinggi: keturunan, usia, makanan dan masih banyak lagi
- Cara Mengenal Karakter Orang Dari 5 Pertanyaan Berikut Ini
- 7 Cara Untuk Menguji Apakah Dia, Adalah Teman Sejati Anda Atau Bukan BFF
- Kepalan Tangan Menandakan Karakter Anda & Kepalan nomer berapa yang Anda miliki?
Unduh / Download Aplikasi HP Pinter Pandai
Respons “Ooo begitu ya…” akan lebih sering terdengar jika Anda mengunduh aplikasi kita!
Siapa bilang mau pintar harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat Anda menjadi lebih smart!
Artikel disumbang oleh: Rahman
Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”
Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya