Malaria memiliki beberapa komplikasi yang serius

4 min read

Komplikasi malaria Anak malaria-vulnerable

Komplikasi Malaria

Komplikasi malaria memiliki beberapa komplikasi yang sangat serius. Di antaranya adalah pengembangan gangguan pernapasan, yang terjadi di hingga 25% dari orang dewasa dan 40% dari anak-anak dengan malaria P. falciparum parah.

 

Malaria memiliki beberapa komplikasi yang serius

Infeksi P. falciparum dapat juga mengakibatkan malaria serebral (mempengaruhi otak), bentuk malaria berat yang melibatkan ensefalopati (penyakit pada otak). Hal ini terkait dengan memutihnya retina, yang mungkin merupakan tanda klinis yang berguna dalam membedakan malaria dari penyebab lain dari demam.

Splenomegali, sakit kepala parah, hepatomegali (pembesaran hati), hipoglikemia dan juga hemoglobinuria dengan gagal ginjal dapat terjadi. Komplikasi dapat mencakup perdarahan spontan dan koagulopati yang dapat menyebabkan pasien syok.

 

Malaria dengan komplikasi (Malaria Berat): diagnosis dan tatalaksana

Malaria berat, yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum, cukup serius mengancam jiwa anak. Penyakit ini diawali dengan demam dan muntah yang sering. Anak bertambah parah dengan cepat dalam waktu 1-2 hari, menjadi koma (malaria serebral) atau syok, atau mengalami kejang, anemia berat dan asidosis.

Diagnosis

Anamnesis

Menjelaskan perubahan perilaku, penurunan kesadaran dan kondisi yang sangat lemah (prostration).

Pemeriksaan

  • Demam
  • Letargis atau tidak sadar
  • Kejang umum
  • Asidosis (ditandai dengan timbulnya napas yang dalam dan berat)
  • Lemah yang sangat, sehingga anak tidak bisa lagi berjalan atau duduk tanpa bantuan
  • Ikterik
  • Distres pernapasan, edema paru
  • Syok
  • Kecenderungan untuk terjadi perdarahan
  • Sangat pucat.

Pemeriksaan Laboratorium

  • anemia berat (hematokrit < 15%; hemoglobin < 5 g/dl)
  • hipoglikemia (glukosa darah < 2.5 mmol/liter atau < 45 mg/dl).

Pada anak yang mengalami penurunan kesadaran dan/atau kejang, lakukan pemeriksaan glukosa darah.

Selain itu, pada semua anak yang dicurigai malaria berat, lakukan pemeriksaan:

  • Tetes tebal (dan apusan darah tipis untuk identifikasi spesies)
  • Hematokrit

Bila dicurigai malaria serebral (misalnya pada anak yang mengalami koma tanpa sebab yang jelas) dan bila tidak ada kontra-indikasi, lakukan pungsi lumbal untuk menyingkirkan meningitis bakteri —(lihat lampiran A 1.4). Jika meningitis bakteri tidak dapat disingkirkan, beri pula pengobatan untuk hal ini (lihat bagian 6.5).

Jika hasil temuan klinis mencurigai malaria berat dan hasil asupan darah negatif, ulangi apusan darah.

 

Tatalaksana

Tindakan gawat darurat – harus dilakukan dalam waktu satu jam pertama:

  • Bila terdapat hipoglikemia atasi sesuai dengan tatalaksana hipoglikemia
  • Atasi kejang sesuai dengan tatalaksana kejang
  • Perbaiki gangguan sirkulasi darah
  • Jika anak tidak sadar, pasang pipa nasogastrik dan isap isi lambung secara teratur untuk mencegah risiko pneumonia aspirasi
  • Atasi anemia berat.
  • Mulai pengobatan dengan obat anti malaria yang efektif (lihat bawah).

 

Pengobatan Antimalaria

Jika konfirmasi apusan darah untuk malaria membutuhkan waktu lebih dari satu jam, mulai berikan pengobatan antimalaria sebelum diagnosis dapat dipastikan atau sementara gunakan RDT.

  • Artesunat intravena. Berikan 2.4 mg/kgBB intravena atau intramuskular, yang diikuti dengan 2.4 mg/kg IV atau IM setelah 12 jam, selanjutnya setiap hari 2.4 mg/kgBB/hari selama minimum 3 hari sampai anak bisa minum obat anti malaria per oral. Bila artesunat tidak tersedia bisa diberikan alternatif pengobatan dengan:
  • Artemeter intramuskular. Berikan 3.2 mg/kg IM pada hari pertama, diikuti dengan 1.6 mg/kg IM per harinya selama paling sedikit 3 hari hingga anak bisa minum obat. Gunakan semprit 1 ml untuk memberikan volume suntikan yang kecil.
  • Kina-dehidroklorida intravena. Berikan dosis awal (20 mg/kgBB) dalam cairan NaCl 0.9% 10 ml/kgBB selama 4 jam. Delapan jam setelah dosis awal, berikan 10 mg/kgBB dalam cairan IV selama 2 jam dan ulangi tiap 8 jam sampai anak bisa minum obat. Kemudian, berikan dosis oral untuk menyelesaikan 7 hari pengobatan atau berikan satu dosis SP bila tidak ada resistensi terhadap SP tersebut. Jika ada resistensi SP, berikan dosis penuh terapi kombinasi artemisinin. Dosis awal kina diberikan hanya bila ada pengawasan ketat dari perawat terhadap pemberian infus dan pengaturan tetesan infus. Jika ini tidak memungkinkan, lebih aman untuk memberi obat kina intramuskular.
  • Kina intramuskular. Jika obat kina melalui infus tidak dapat diberikan, quinine dihydrochloride dapat diberikan dalam dosis yang sama melalui suntikan intramuskular. Berikan garam kina 10 mg/kgBB IM dan ulangi setiap 8 jam. Larutan parenteral harus diencerkan sebelum digunakan, karena akan lebih mudah untuk diserap dan tidak begitu nyeri.

 

 

Bacaan Lainnya

 

Unduh / Download Aplikasi HP Pinter Pandai

Respons “Ooo begitu ya…” akan sering terdengar jika Anda memasang applikasi kita!

Siapa bilang mau pintar harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat Anda menjadi lebih smart!

 

Foto: Anak malaria-vulnerable
Sumber: NHSHospital Care For Children

                      

Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”
Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *