Kolera

Kolera

Penyakit taun atau kolera (juga disebut Asiatic cholera) adalah penyakit menular di saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakterium Vibrio cholerae. Bakteri ini biasanya masuk ke dalam tubuh melalui air minum yang terkontaminasi oleh sanitasi yang tidak benar atau dengan memakan ikan yang tidak dimasak benar, terutama kerang.

 

Gejala awal kolera

Gejalanya termasuk diare, perut keram, mual, muntah dan dehidrasi. Kematian biasanya disebabkan oleh dehidrasi. Kalau dibiarkan tak terawat, maka penderita berisiko kematian tinggi.

 

Perawatan kolera

Perawatan dapat dilakukan dengan rehidrasi agresif “regimen”, biasanya diberikan secara intravena secara berkelanjutan sampai diare berhenti.

 

Kolera
Seseorang dengan dehidrasi berat karena kolera menyebabkan mata cekung dan tangan dan kulit berkerut. Sumber foto: CDC / Wikimedia Commons

 

Pengobatan kolera

Rehidrasi

Pengobatan utama dilakukan dengan mengembalikan cairan tubuh yang hilang atau rehidrasi yang cukup hingga masa penyakit selesai (biasanya 1 hingga 5 hari tanpa pemberian antibiotik). [1] Rehidrasi dapat dilakukan cara infus intravena cairan (pada kasus yang parah) atau dengan rehidrasi oral dengan oralit (oral rehydration solution).[2] [3]

Antibiotik

Antibiotik memiliki peran sekunder namun penting dengan mengurangi derajat penyakit dan durasi ekskresi penyakit. Pemberian antibiotik sebaiknya dilakukan setelah gejala muntah-muntah mereda (atau setelah rehidrasi pertama dan pemulihan dari asidosis).

Pilihan pertama antibiotik yang digunakan di Indonesia adalah tetrasiklin dan pilihan keduanya adalah trimethoprim/sulfamethoxazole (bila V. cholerae pada pasien resisten terhadap tetrasiklin).

 

Vaksin kolera

Vaksin kolera adalah vaksin yang efektif untuk mencegah penyakit kolera. Vaksin ini 85% efektif selama enam bulan pertama, dan 50-60% efektif selama tahun pertama Efektivitasnya berkurang hingga kurang dari 50% setelah dua tahun. Saat populasi telah divaksinasi dalam jumlah yang signifikan, maka keuntungan dari imunitas kelompok akan didapatkan oleh mereka yang tidak terimunisasi.
Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan penggunaan vaksin bersama dengan tindakan-tindakan lain untuk mereka yang memiliki risiko tinggi. Dua atau tiga dosis vaksin secara oral biasanya direkomendasikan.
Jenis vaksin yang dapat disuntikkan tersedia di beberapa wilayah, namun ketersediannya terbatas.
Kotoran orang terkena kolera
Kotoran orang yang terkena kolera, terlihat seperti “air beras”.. Keadaan pasien yang serius. Sumber foto: F1jmm / Wikimedia Commons

 

Bagaimana seseorang bisa terkena kolera?

Seseorang bisa terkena kolera dengan minum air atau makan makanan yang terkontaminasi dengan bakteri kolera. Dalam sebuah epidemi, sumber kontaminasi biasanya adalah kotoran dari orang yang terinfeksi yang mencemari air dan / atau makanan.

Penyakit ini dapat menyebar dengan cepat di daerah-daerah dengan pengolahan limbah dan air minum yang tidak memadai. Penyakit ini tidak mungkin menyebar langsung dari satu orang ke orang lain; Oleh karena itu, kontak biasa dengan orang yang terinfeksi bukanlah risiko untuk menjadi sakit.

 

Bagaimana saya bisa menghindari kolera?

Semua orang (pengunjung atau penduduk) di daerah di mana kolera sedang terjadi atau telah terjadi harus memperhatikan rekomendasi berikut:

  • Minum hanya air kemasan, direbus, atau diolah secara kimia dan minuman berkarbonasi dalam botol atau kaleng.
  • Saat menggunakan minuman botolan, pastikan bahwa segelnya belum pecah.
  • Untuk mendisinfeksi air Anda sendiri: rebus selama 1 menit atau saring air dan tambahkan 2 tetes pemutih rumah tangga atau ½ tablet yodium per liter air.
  • Hindari air keran, air mancur, dan es batu.
  • Cuci tangan Anda sering dengan sabun dan air bersih.
  • Jika tidak ada air dan sabun yang tersedia, gunakan pembersih tangan berbasis alkohol (dengan setidaknya 60% alkohol).
  • Bersihkan tangan Anda terutama sebelum Anda makan atau menyiapkan makanan dan setelah menggunakan kamar mandi.
  • Gunakan air botol, direbus, atau diolah secara kimia untuk mencuci piring, sikat gigi, cuci dan siapkan makanan, atau membuat es.
  • Makan makanan yang dikemas atau yang baru dimasak dan disajikan panas.
  • Jangan makan daging mentah dan makanan laut mentah atau setengah matang, atau buah-buahan dan sayuran mentah atau setengah matang kecuali mereka dikupas.
  • Buang kotoran dengan cara saniter untuk mencegah kontaminasi air dan sumber makanan.

 

Informasi: Pinter Pandai bukan sebagai pengganti Dokter. Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala atau pertanyaan lainnya tentang penyakit, konsultasikanlah dengan dokter Anda. Tubuh masing-masing orang / individu berbeda. Selalu konsultasikan ke Dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda.

Sumber bacaan: CDC

                      

Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”
Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *