Kapal Titanic Tidak Membutuhkan 4 Cerobong Asap
Semua orang dapat memperhatikan bahwa ada empat cerobong asap di kapal Titanic yang tenggelam pada 15 April 1912.
Cerobong yang ke-4, bagian paling belakang dari kapal, sebenarnya cerobong palsu, yang fungsinya hanya untuk keindahan saja, karena dia tidak mengeluarkan asap apapun dari penggunaan mesin-mesin kapal.
Hanya digunakan dari dapur untuk mengeluarkan asap dari proses pemasakan, tapi dia tidak memerlukan cerobong sebesar itu untuk fungsi ini.
Sekoci kapal ditempatkan di Boat Deck, dek paling atas. Di atas geladak terdapat empat cerobong, meski hanya tiga yang berfungsi – cerobong terakhir cuma hiasan untuk estetika saja – dan 2 menara, masing-masing setinggi 47 m, yang menopang derek untuk pemuatan kargo. Sebuah kabel komunikasi nirkabel dibentangkan di antara kedua menara
Berapa Jumlah Kamar di Kapal Titanic?
Total kamar Titanic berjumlah 840:
- 416 Kelas 1
- 162 Kelas 2
- 262 Kelas 3
Jumlah Korban Kapal Titanic
Tenggelamnya Titanic mengakibatkan kematian sebanyak 1.514 orang. Titanic merupakan kapal terbesar di dunia pada pelayaran perdananya. Satu dari tiga kapal samudra kelas Olympic dioperasikan oleh White Star Line. Kapal ini dibangun pada 1909 sampai 1911 oleh galangan kapal Harland and Wolff di Belfast. Kapal ini sanggup mengangkut 2.224 penumpang.
Jumlah korban tenggelamnya Titanic tidak jelas akibat adanya beberapa faktor, termasuk perbedaan daftar penumpang, yang mencakup nama-nama orang yang membatalkan perjalanan mereka pada menit terakhir dan fakta bahwa sejumlah penumpang memakai alias atas berbagai alasan dan terhitung 2 kali di daftar korban.
Jumlah korban tewas diperkirakan antara 1.490 dan 1.635 orang. Jumlah di bawah diperoleh dari laporan Board of Trade Britania Raya tentang bencana ini.
Kategori penumpang | Jumlah penumpang | Korban selamat | Korban tewas | Persentase selamat | Persentase tewas |
---|---|---|---|---|---|
Anak-anak, Kelas Satu | 6 | 5 | 1 | 83.4% | 16.6% |
Anak-anak, Kelas Dua | 24 | 24 | 0 | 100% | 0% |
Anak-anak, Kelas Tiga | 79 | 27 | 52 | 34% | 66% |
Wanita, Kelas Satu | 144 | 140 | 4 | 97% | 3% |
Wanita, Kelas Dua | 93 | 80 | 13 | 86% | 14% |
Wanita, Kelas Tiga | 165 | 76 | 89 | 46% | 54% |
Wanita, Awak | 23 | 20 | 3 | 87% | 13% |
Pria, Kelas Satu | 175 | 57 | 118 | 33% | 67% |
Pria, Kelas Dua | 168 | 14 | 154 | 8% | 92% |
Pria, Kelas Tiga | 462 | 75 | 387 | 16% | 84% |
Pria, Awak | 865 | 192 | 693 | 22% | 78% |
Total | 2224 | 710 | 1514 | 32% | 68% |
Jumlah Perbedaan Tingkat Keselamat Yang Mencolok
Kurang dari sepertiga penumpang Titanic selamat dari bencana ini. Beberapa korban selamat meninggal tidak lama setelah itu; luka dan dampak terpapar air dingin mengakibatkan kematian beberapa korban selamat di kapal Carpathia.
Jumlah ini menunjukkan perbedaan tingkat selamat yang mencolok dari berbagai kelas penumpang Titanic. Meski hanya 3% wanita kelas satu yang tewas, 54 persen wanita di kelas tiga tewas. Sama juga, lima dari enam anak-anak kelas satu dan semua anak-anak kelas dua selamat, tetapi 52 dari 79 anak-anak kelas tiga tewas.
Korban selamat terakhir yang masih hidup, Millvina Dean dari Inggris, yang pada usia sembilan minggu menjadi penumpang termuda di kapal ini, meninggal dunia tanggal 31 Mei 2009 pada usia 97 tahun.
Dua jam empat puluh menit setelah Titanic menabrak gunnug es, tingkat tenggelamnya tiba-tiba meningkat sementara dek depannya sudah berada di bawah air dan air laut mengalir masuk palka-palka yang terbuka.
Ketika buritannya (bagian belakang kapal) yang tidak tertopang naik dari air sampai menampakkan baling-balngnya, kapal ini terbelah antara cerobong ketiga dan keempat akibat tekanan yang luar biasa pada lunasnya.
Bagian buritan tetap terapung selama beberapa menit dengan sudut hampir vertikal dan ratusan orang yang bertahan di sana.
Fasilitas Penumpang di Kapal Titanic
Fasilitas penumpang di Titanic dibangun semewah mungkin. Kapal ini dapat menampung 739 penumpang Kelas Satu, 674 Kelas Dua dan 1.026 Kelas Tiga. Para awaknya berjumlah sekitar 900 orang; secara keseluruhan, kapal ini dapat menampung 3.339 orang.
Desain interiornya jauh berbeda dari kapal-kapal penumpang lainnya, yang umumnya didekorasi dengan gaya rumah puri atau rumah pedesaan Inggris. Titanicdirancang dengan gaya yang lebih ringan seperti hotel-hotel kontemporer kelas atas – Ritz Hotel menjadi rujukannya – dengan kabin Kelas Satu dibangun dengan gaya Kekaisaran.
Berbagai gaya dekoratif lain, mulai dari Renaisans sampai gaya Victoria, dipakai untuk mendekorasi kabin dan ruang umum di kawasan Kelas Satu dan Dua. Tujuannya adalah memberi kesan bahwa penumpang berada di hotel terapung alih-alih kapal penumpang; sebagaimana kesaksian seorang penumpang, ketika memasuki interior kapal, seseorang akan merasa “kehilangan perasaan bahwa kita berada di atas kapal, dan seolah-olah memasuki aula rumah besar di pesisir pantai.”
Penumpang dapat memanfaatkan sistem telepon kapal, perpustakaan pinjam buku, dan salon besar. Kelas Satu dilengkapi kolam renang, gimnasium, lapangan squash, pemandian Turki, pemandian listrik dan kafe teras.
Ruang umum Kelas Satu dilengkapi panel kayu ukiran, furnitur mahal dan dekorasi lainnya, sementara ruang umum Kelas Tiga dilengkapi panel kayu pinus dan furnitur jati. Café Parisien terletak di teras.
Kapal Titanic Memasuki Lorong Iceberg
Saat Titanic mendekati tabrakan fatalnya, Chief Officer Charles William Murdoch Charles Lightoller ke First Officer. Pengamatan Frederick Fleet dan Reginald Lee yang sedang menempati anjungan peneropong yang terletak di ketinggian 29 meter di atas dek. Suhu air turun hampir mendekati titik beku dan samudra benar-benar tenang. Kolonel Archibald Gracie, salah satu korban yang selamat dari bencana tersebut, kemudian menulis bahwa “laut itu seperti kaca, begitu halus sehingga bintang-bintang tercermin dengan jelas.” Sekarang diketahui bahwa air tenang yang luar biasa adalah tanda-tanda iceberg di dekatnya.
Meskipun udara tampak jelas, tidak ada bulan dan dengan laut begitu tenang, tidak ada yang bisa melepaskan perhatian pada posisi gunung es di dekatnya; Apakah laut menjadi lebih kasar, ombak yang sedang menabrak dan memecah gunung es akan membuat mereka lebih terlihat?
Tapi kabarnya teropong tidak akan efektif dalam kegelapan yang total, kecuali cahaya bintang dan lampu kapal itu sendiri. Para penjaga tetap menyadari bahaya es, seperti Lightoller telah memerintahkan mereka dan anggota awak lainnya untuk “terus-menerus melihat-lihat jika adanya es, terutama es dan iceberg kecil.”
Pukul 23.30, para awak armada dan Lee melihat sedikit kabut di langit dan di depan mereka, tapi tidak berhasil. Beberapa ahli sekarang percaya bahwa kabut ini sebenarnya adalah fatamorgana yang disebabkan oleh air dingin yang bertemu dengan air hangat (mirip dengan fatamorgana air di padang pasir) saat Titanic memasuki lorong iceberg.
Sejarah Tenggelamnya Kapal Titanic
terjadi pada malam 14 April sampai pagi 15 April 1912 di Samudra Atlantik Utara, empat hari setelah berangkat dari Southampton dalam pelayaran perdananya menuju New York City.
Minggu, 14 April 1912 Pukul 23.40 menabrak gunung es
Pada pukul 23.40 (waktu kapal), pengawas Frederick Fleet melihat gunung es tepat di depan Titanic dan memberitahu anjungan. First Officer William Murdoch memerintahkan kapal dibelokkan mengitari es dan mesin dimundurkan, tetapi sudah terlambat; sisi kanan Titanic menabrak gunung es, sehingga menciptakan serangkaian lubang di bawah garis air.
23:50 Air telah mengalir masuk dan naik 4,26 m di bagian depan kapal
Lima kompartemen kedap air kapal bocor. Semakin jelas bahwa kapal ini terancam, karena kapal ini tidak bisa selamat jika lebih dari empat kompartemen bocor. Titanic mulai tenggelam haluan dulu, dengan air masuk dari satu kompartemen ke kompartemen lain ketika sudut kapal di air semakin curam.
Senin, 15 April 00:00 Kapten diberitahu bahwa kapal hanya bisa bertahan selama beberapa jam.
Dia memberi perintah untuk meminta bantuan melalui radio
Pukul 00:05 Perintah untuk membuka sekoci penyelamatan.
Perintah diberikan untuk membuka sekoci keselamatan dan untuk menyiapkan penumpang dan awak kapal yang harus siap di dek. Hanya ada setengah sekoci untuk total semua penumpang; perkiraan dua ribu lebih penumpang.
Pukul 00:25 Sekoci-sekoci penyelamatan mulai penuh dengan wanita dan anak-anak terlebih dahulu. Carpathia, tenggara Titanic sekitar 93 km, menerima panggilan darurat dan mulai berlayar untuk menyelamatkan penumpang.
Para penumpang Titanic belum siap menghadapi situasi darurat semacam itu. Sekoci kapal hanya cukup mengangkut setengah dari total penumpang yang ada; jika kapal penuh penumpang, hanya sekitar sepertiganya yang bisa diangkut sekoci. Awak kapal pun belum dilatih dengan baik dalam melakukan evakuasi.
Para petugas tidak tahu berapa banyak orang yang bisa mereka angkut ke sekoci dan meluncurkan sebagian besar sekoci dalam keadaan setengah penuh. Penumpang kelas tiga kebanyakan ditinggalkan berjuang sendiri, sehingga banyak yang terperangkap di bawah dek ketika kapal terisi air. Protokol “wanita dan anak-anak dahulu” dipatuhi secara umum dalam pemuatan sekoci dan sebagian besar penumpang dan awak pria ditinggalkan di kapal.
Pukul 00:45 Sekoci pertama dengan aman diturunkan.
Meski bisa membawa 65 orang, itu hanya tersisa 28 kapal sekoci di kapal induk Titanik. Peluncur rocket sos emergency darurat pertama dinyalakan. Delapan roket sos dinyalakan sepanjang malam.
Pukul 2:05 Sekoci terakhir meninggalkan kapal.
Sekarang ada lebih dari 1.500 orang yang tersisa di kapal. Kemiringan dek Titanic terlihat miring lebih curam dan lebih curam.
Pukul 2:05 Pesan radio terakhir dikirim.
Kapten mengumumkan “Every man for himself” “Setiap orang harus menyelamatkan diri mereka sendiri”.
Pukul 2.20 kapal tenggelam dan terpisah dari haluannya.
Penumpang dan awak yang selamat tercebur ke air dingin yang mematikan dengan suhu −2 °C. Hampir semua orang di air tewas akibat hipotermia atau serangan jantung dalam hitungan menit atau tenggelam. Hanya 13 orang yang berhasil diselamatkan ke sekoci, padahal sekoci tersebut sanggup menampung hampir 500 orang lagi.
Pukul 4:10 Sekoci pertama dijemput oleh Carpathia.
Sinyal darurat dikirim melalui peralatan nirkabel, roket dan lampu, tetapi tidak satupun kapal yang merespon berada dalam jarak dekat untuk mencapai Titanic sebelum tenggelam. Sebuah kapal yang kebetulan dekat, Californian, yang merupakan kapal terakhir yang berkomunikasi dengan Titanic sebelum tabrakan, melihat sinyalnya namun terlambat memberi bantuan. Sekitar pukul 04.00, RMS Carpathia tiba di tempat kejadian sebagai respon terhadap panggilan darurat kapal Titanic sebelumnya.
710 orang selamat dari bencana ini dan mereka diangkut oleh Carpathia ke New York, kota tujuan Titanic, sementara 1.517 orang lainnya tidak selamat.
Setelah penjemputan sekoci-sekoci penyelamatan, pada pukul 8:50 Carpathia meninggalkan daerahnya dan menuju ke New York. Dia telah menyelamatkan 705 orang yang selamat dari bencana kapal Titanic.
Kamis, 18 April 1912 pukul 9:00 Carpathia tiba di New York.
Setelah kapal Carpathia bersandar di New York, penyelamatan dan pengecekan kondisi tubuh dimulai. Para korban Titanic mencoba untuk mencari tahu keaadan sanak saudaranya. Pada 19 April sampai 25 Mei penyelidikan Amerika terhadap bencana diadakan.
22 April – 15 Mei
Beberapa kapal dikirim ke lokasi bencana untuk memulangkan jenazah. Sebanyak 328 mayat ditemukan mengambang di daerah tersebut.
2 Mei sampai 3 Juli
Penyelidikan British Board of Trade mengenai bencana diadakan.
Bencana ini memunculkan kemarahan publik yang meluas atas sedikitnya jumlah sekoci, regulasi perkapalan yang kedaluwarsa dan perlakuan yang tidak setara terhadap kelas-kelas penumpang yang berbeda di kapal tersebut. Penyelidikan dilaksanakan setelah bencana yang berujung pada perubahan regulasi maritim. Hal ini mendorong pembentukan Konvensi Internasional untuk Keselamatan Penumpang di Laut (SOLAS) pada tahun 1914 yang masih mengatur keselamatan maritim hari ini.
Bangkai Kapal Titanik
Bangkai kapal tersebut terus membusuk, beralih ke oksida pada tingkat 0,5-1 ton per hari (dengan asumsi satu sepuluh per seribu inci per hari di semua permukaan).
Akhirnya struktur Titanic akan runtuh dan akan berkurang menjadi sepetak karat di dasar laut, dengan sisa sisa lambung kapal bercampur dengan alat kelengkapannya yang lebih tahan lama, seperti baling-baling, jangkar tembaga, kompas dan telemotor.
Dampak budaya dan reruntuhan atas tabrakan / kecelakaan kapal Titanic telah menjadi fenomena budaya, diperingati oleh para seniman, pembuat film, penulis, komposer, pemusik dan penari sejak saat segera setelah tenggelam hingga hari ini.
Lainnya
- Letusan Gunung Tambora Yang Sedikit Diketahui Padahal Sangat Berdampak Pada Iklim Planet Bumi
- Cara Membeli Tiket Pesawat Murah Secara Online Untuk Liburan Atau Bisnis
- Tibet Adalah Provinsi Cina – Sejarah Dan Budaya
- Puncak Gunung Tertinggi Di Dunia dimana?
- TOP 10 Gempa Bumi Terdahsyat Di Dunia
- Apakah Matahari Berputar Mengelilingi Pada Dirinya Sendiri?
- Test IPA: Planet Apa Yang Terdekat Dengan Matahari?
- 10 Cara Belajar Pintar, Efektif, Cepat Dan Mudah Di Ingat – Untuk Ulangan & Ujian Pasti Sukses!
- TOP 10 Virus Paling Mematikan Manusia
- Meteorit Fukang – Di Gurun Gobi
- Festival Mooncake – Festival Musim Gugur (Festival Kue Bulan)
Unduh / Download Aplikasi HP Pinter Pandai
Respons “Ooo begitu ya…” akan lebih sering terdengar jika Anda mengunduh aplikasi kita!
Siapa bilang mau pintar harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat Anda menjadi lebih smart!
Sumber: Encyclopedia-titanica.org, Quora, Titanicfacts.net, History on the Net
Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”
Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya | Business & Marketing