Jelangkung atau Jailankung | Digunakan untuk berkomunikasi dengan roh yang berusia lebih dari 1.500 tahun

3 min read

Setan - boneka jelangkung

Jelangkung atau Jailankung

Jailankung atau jelangkung merupakan sebuah permainan tradisional Nusantara yang bersifat ritual supernatural. Permainan ini bersifat supernatural, umumnya dilakukan sebagai ritual untuk memanggil entitas supernatural. Media yang digunakan untuk menampung makhluk halus atau entitas supernatural yang dipanggil dalam permainan Jailangkung adalah sebuah gayung air yang umumnya terbuat dari tempurung kelapa yang didandani pakaian dan bergagang batang kayu.

Asal mula jelangkung

Asal penggunaan istilah “Jailangkung” diduga berhubungan dengan sebuah kepercayaan tradisional Tionghoa yang telah punah. Ritual ini adalah tentang adanya kekuatan dewa “Poyang” dan “Moyang” (mirip istilah “nenek moyang”) yaitu Cay Lan Gong (Dewa Keranjang) dan Cay Lan Tse yang dipercaya sebagai dewa pelindung anak-anak. Permainan Cay Lan Gong juga bersifat ritual dan dimainkan oleh anak-anak remaja saat festival rembulan.

Baca juga: Susuk “Dipercaya dapat meningkatkan kecantikan, kemudaan, kesehatan dan kekayaan” | Jenis Susuk Ampuh Untuk Pengasihan dan Pelarisan | Pantangan, Ciri-Ciri, Jenis, Letak Pemakai Susuk

Game yang digunakan untuk berkomunikasi dengan roh yang berusia lebih dari 1.500 tahun

Tidak banyak yang mengetahui asal muasal dan perkembangan Jelangkung di nusantara. Selama ini budaya Jelangkung dianggap setua seni tari atau seni pertunjukan lainnya. Padahal, dari temuan sejarah diketahui bahwa permainan Jelangkung berasal dari daratan Cina dan kini telah punah.
Tradisi Jelangkung sudah berusia 1.500 tahun. Bukan sekedar permainan, tapi lebih difungsikan sebagai media untuk bertanya tentang rejeki atau ramalan.

Permainan Jelangkung

Permainan ini bekerja seperti ini: Anda menggambar sebuah lingkaran di atas selembar kertas, dengan diameter sekitar 20 sentimeter, tulis huruf-huruf alfabet di sepanjang tepinya. Anda kemudian memegang pena atau pensil dengan ujung di tengah lingkaran. Setidaknya dua orang memegang alat tulis pada satu waktu (Anda tidak dapat memainkan permainan ini sendirian) sementara yang lain membacakan mantera.

Mantra Jelangkung

Mantra spesifik berbeda dari satu daerah ke daerah lain, tetapi biasanya berbunyi seperti ini:

“Jelangkung, Jelangsat, di sini ada pesta, pesta kecil-kecilan. Jelangkung, Jelangsat, datang tak diundang, pulang tak diantar.”

Permainan Jelangkung di Nusantara

Lebih dikenal dengan ritual pemanggilan dewa lewat boneka berkepala tempurung kelapa yang didandani pakaian. Tetap sebagai permainan anak, boneka ini akan dipegang oleh dua anak yang masih kecil dan dipandu oleh seorang pawang yang memanggil dewa dengan sebuah mantra.

Jawaban dari semua pertanyaan akan dituliskan pada sehelai kertas, batu tulis atau kapur. Ritual ini dalam perkembangannya di Indonesia mulai digunakan untuk hal-hal selain permainan belaka, seperti untuk mencari informasi tentang diagnosa penyakit dan pengobatannya oleh praktisi kesehatan non-konvensional.

Baca juga: Setan, Hantu, Roh Jahat di Indonesia | Pengertian dan Mitologi

Jelangkung versi Jawa

Di Jawa, permainan Jailangkung dikenal dengan sebutan “Nini Thowong” atau “Nini Thowok“. Permainan ini tidak hanya dikenal sebagai permainan tradisional anak-anak, tapi juga dilakukan sebagai usaha untuk menjaga keselamatan desa dan menolak bala. Untuk tujuan tersebut, ritual ini dilakukan bukan oleh anak kecil, melainkan orang yang sudah dewasa.

Versi Jawanya juga dapat dimainkan dengan menggunakan jangka (peralatan tulis). Versi permainan yang berkembang di daerah-daerah khususnya di pulau jawa, umumnya dahulu dimainkan di desa-desa dengan menggunakan medium orang-orangan sawah untuk memanggil makhluk halus.

Jelangkung versi Minangkabau

Dalam versi Minangkabau disebut “Lukah Gilo“. Permainan ini berkembang dalam bentuk seni pertunjukan dimainkan oleh seorang pawang atau “Dukun Lukah” dan satu sampai empat orang pemain yang bertugas memegang “lukah” tersebut. “Lukah” adalah alat penangkap ikan terbuat dari anyaman bambu seperti vas bunga.

Pertunjukan “Lukah Gilo” ini biasanya dipertunjukkan pada acara perkawinan atau acara-acara khusus untuk yang diadakan masyarakat Minangkabau setempat. Waktu pertunjukan umumnya dilakukan pada malam hari yang diyakini lebih mudah untuk memanggil makhluk halus.

Setan - boneka jelangkung
Setan – boneka jelangkung. Sumber foto: Ennio morricone / Wikipedia

Cara memainkan jelangkung

  • Pada umumnya permainan Jailangkung ini dilakukan oleh 3 orang, yaitu dua orang yang memegang boneka jelangkung dan pawang yang membaca mantra. Permainan ini kebanyakan dilakukan di tempat yang diyakini angker dan biasanya di waktu senja.
  • Seperti permainan Cay Lan Gong pendahulunya, permainan ini biasanya dimainkan beramai-ramai pada saat terang bulan dan bila makhluk halus tersebut datang. Jika iya, makhluk tersebut akan memperkenalkan dirinya dan bercerita dengan menggunakan bantuan alat tulis.
  • Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sangat beraneka ragam, seperti: nama makhluk tersebut, tahun berapa meninggal dan penyebab meninggal. Bahkan sering juga tentang peruntungan masa yang akan datang dan nomer keberuntungan dalam perjudian.
  • Dalam perkembangannya, permainan ini menjadi cukup sederhana, dapat dilakukan cukup hanya dengan menggunakan jangka dengan gambar lingkaran lengkap dengan huruf abjad yang tergambar dalam kertas, dan dengan diiringi suatu mantra sederhana.

Permainan ini juga memiliki berbagai macam versi bahasa, mantra versi bahasa Indonesianya adalah

Jelangkung jelangsat, Di sini ada pesta, Pesta kecil-kecilan, Jelangkung jelangsat, Datang tidak diundang, Pergi tidak diantar.

Kata-kata tersebut diucapkan berkali-kali dan setelah makhluk halus diyakini sudah masuk ke dalam boneka, maka pemain dapat bertanya apapun yang mereka mau. Pertanyaan tersebut akan dijawab dengan alat tulis yang diikat di bawah boneka tersebut.

Mitos hantu Jelangkung

Karena sifatnya berupa ritual yang memanggil dan berkomunikasi dengan makhluk halus, permainan ini awalnya hanya sekadar permainan, kemudian berkembang memunculkan mitos-mitos hantu atau kesurupan sebagai imbas untuk orang yang memainkan permainan ini.

Mitos tersebut umumnya adalah bila permainan ini diakhiri tanpa melepas atau berpamitan dengan makhluk halus yang masuk ke dalam boneka, makhluk halus tersebut dapat menjadi marah dan dapat membuat masalah untuk para pemanggilnya.

Peringatan

Ada banyak kasus dalam beberapa tahun terakhir di mana pemain diduga kerasukan roh yang mereka panggil.

Permainan harus selalu diakhiri dengan membubarkan atau membebaskan roh dari boneka tersebut.

Jika dibiarkan terjebak di dalam, masalah akan muncul bagi mereka yang menyebutnya!


Setan, Hantu, Roh Jahat di Indonesia | Pengertian dan Mitologi


Bacaan Lainnya

Unduh / Download Aplikasi HP Pinter Pandai

Respons “Ooo begitu ya…” akan lebih sering terdengar jika Anda mengunduh aplikasi kita!

Siapa bilang mau pintar harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat Anda menjadi lebih smart!

Sumber bacaan: Steemit, Oxford

Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”
Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya | Business & Marketing

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *