EBITDA EBIT – Rumus, Margin, Contoh Soal dan Jawaban

4 min read

EBITDA EBIT - Rumus, Margin, Contoh Soal dan Jawaban

Penjelasan EBITDA

EBITDA adalah singkatan dari Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation and Amortization dan merupakan metrik yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja operasi perusahaan. Dalam bahasa Indonesia, EBITDA adalah Pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi. Hal ni dapat dilihat sebagai wakil arus kas dari seluruh operasi perusahaan.

Rumus EBITDA

EBITDA dihitung dari isi laporan laba rugi dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

EBITDA = Laba bersih + bunga + pajak + depresiasi + amortisasi

EBITDA bisa positif atau negatif. Apa artinya?

Sebuah bisnis dianggap sehat ketika EBITDA-nya positif untuk jangka waktu yang lama. Bahkan bisnis yang menguntungkan, bagaimanapun, dapat mengalami periode EBITDA negatif yang singkat.

Fungsi dan EBITDA 

  • Bankir dan profesional keuangan lainnya menggunakan EBITDA untuk memutuskan berapa banyak uang yang ingin mereka pinjamkan kepada perusahaan. Mereka mungkin menggunakan ukuran lain juga, tetapi EBITDA adalah salah satu ukuran terkuat dan paling konsisten.
  • Membantu menentukan nilai sebuah perusahaan.
  • Menilai kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya.
  • Menentukan kemampuan bisnis untuk menghasilkan surplus untuk aktivitas seperti membayar dividen.

Kelemahan

  • Alat ukur likuiditas yang menyesatkann karena pada praktiknya, perhitungan likuiditas adalah dinamis. Namun, EBITDA memberikan pembatasan terhadap perhitungannya. Ia tidak memberikan informasi kualitatif terkait sumber penggunaan dana perusahaan. Ia juga tidak memberikan informasi detil terkait likuiditas.
  • Pencatatan yang tidak sesuai: dalam perhitungannya, EBITDA mengabaikan perubahan modal kerja (working capital) yang terjadi dalam suatu perusahaan. Selain itu, ia juga berpotensi memberikan bobot lebih terhadap arus kas perusahaan, dalam suatu periode pertumbuhan kas.
  • Hal ini membuat keuangan perusahaan tampak sehat-sehat saja, padahal perusahaan masih memiliki beberapa beban yang harus dituntaskan. Karena laba atau profit yang tercatat dalam pendapatan ini belum dikurangi bunga, pajak dan lainnya.

4 Komponen Dalam Perhitungan EBITDA

1. Pendapatan (Earnings)

Penghasilan perusahaan yang dimaksud di sini bukan hanya hasil penjualan, namun apapun yang didapatkan sebagai hasil dari usaha bisa disebut dengan penghasilan, mulai dari hasil penjualan, aset perusahaan, deposito, surat berharga, modal, dan sebagainya.

2. Bunga (Interest)

Beban bunga yang dimiliki akan sangat bergantung pada jumlah dana yang dipinjam oleh perusahaan saat akan mendanai kegiatan operasionalnya. Masing-masing perusahaan pasti memiliki struktur modal yang berbeda dan artinya akan menghasilkan beban bunga yang berbeda juga.

EBITDA akan menambahkan kembali beban bunga dengan tujuan membandingkan kinerja relatif sebuah perusahaan.

3. Pajak (Taxes)

Tidak hanya bunga, pajak yang akan dibayarkan oleh perusahaan tentu saja berbeda dan sangat bergantung pada pendapatan yang dihasilkan dan kebijakan pemerintah tempat mereka melakukan kegiatan bisnis.

Mengurangi beban pajak ke dalam laba tidak akan menunjukkan kinerja bisnis secara keseluruhan. Oleh karena itu perhitungan EBITDA akan menambahkan kembali komponen pajak di dalamnya.

4. Penyusutan dan Amortisasi (Depreciation and Amortization)

Beban penyusutan didapatkan tergantung pada aset dan perlengkapan yang digunakan oleh perusahaan saat menjalankan operasionalnya. Perusahaan yang memiliki investasi dalam aset jangka panjang seperti bangunan atau kendaraan pasti akan kehilangan nilainya di masa depan. Aset yang kehilangan nilainya inilah dicatat ke dalam biaya penyusutan dalam perusahaan. Tidak hanya aset yang berwujud saja yang bisa kehilangan nilainya, tetapi juga aset yang tidak berwujud seperti paten.

Beban penyusutan dan amortisasi sangat bergantung pada asumsi manfaat ekonomi dari aset tersebut, metode penyusutan yang digunakan, sampai nilai sisa di masa depan.

Beban penyusutan dan amortisasi juga ditemukan di dalam laporan arus kas perusahaan di bagian kegiatan operasional. Kedua jenis beban ini akan ditambahkan kembali untuk mendapatkan angka pengeluaran kas yang sesungguhnya.

Baca juga ? Rumus Modal, Laba Rugi, Neraca (Financial statement) dalam Akuntansi & Laporan Keuangan


EBITDA Margin

Marjin EBITDA mengacu pada EBITDA dibagi dengan total pendapatan (atau “total output”, “output” berbeda “pendapatan” dengan perubahan inventaris).

Marjin EBITDA berarti ukuran laba operasi perusahaan sebagai persentase dari pendapatannya.

Rumus EBITDA Margin

EBITDA Margin = EBITDA / Pendapatan.

Fungsi margin EBITDA

Menghitung margin EBITDA perusahaan sangat membantu saat mengukur efektivitas upaya pemotongan biaya perusahaan. Semakin tinggi marjin EBITDA perusahaan, semakin rendah biaya operasionalnya terkait dengan pendapatan total.

EBITDA EBIT - Rumus, Margin, Contoh Soal dan Jawaban
EBITDA EBIT – Rumus, Margin, Contoh Soal dan Jawaban. Ilustrasi dans sumber foto: Mike Lawrence / Flickr

EBIT

Earnings Before Interest & Taxes (EBIT) atau Pendapatan Sebelum Bunga & Pajak merupakan indikator profitabilitas perusahaan, dihitung sebagai pendapatan dikurangi biaya, tidak termasuk pajak dan bunga.

EBIT atau Pedapatan Sebelum Bunga dan Pajak ini juga sering disebut dengan Pendapatan Operasional. Perhitungan ini menunjukan berapa banyaknya laba yang dihasilkan perusahaan dari operasinya sendiri tanpa memperhatikan bunga dan pajak. Oleh karena itu, perhitungan EBIT ini juga sering disebut dengan perhitungan laba operasi (operating profit).

Rumus EBIT Metode Langsung

EBIT = Total Penjualan – Harga Pokok Penjualan – Biaya Operasional

Rumus EBIT Metode Tidak Langsung

EBIT = Laba Bersih + Pajak + Bunga

EBIT juga disebut sebagai Operating Earnings, Operating Profit, dan Profit Before Interest and Taxes (PBIT).

EBIT digunakan untuk mengukur laba yang dihasilkan perusahaan dari operasinya, sehingga identik dengan “laba operasi”.

Dengan mengabaikan biaya pajak dan bunga, EBIT berfokus pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan dari operasi.

Hal ini membuat EBIT menjadi metrik yang sangat berguna untuk aplikasi tertentu.

Misalnya, jika investor berpikir untuk membeli perusahaan, potensi penghasilan perusahaan mungkin akan dianggap lebih penting dibandingkan struktur modal.


Contoh Soal dan Jawaban EBITDA

1. PT ABC Online dengan laba operasional sebesar Rp500.000.000, kemudian biaya amortisasinya adalah Rp50.000.000 dan memiliki beban depresiasi sebesar Rp30.000.000, maka berapa EBITDA-nya?

Jawaban:

EBITDA = Rp500.000.000 + Rp50.000.000 + Rp30.000.000 = Rp. 580.000.000

Angka ini mungkin saja dimanipulasi perusahaan. Dengan begitu, profit dan keuntungan yang dimiliki perusahaan akan terlihat lebih besar dan berpengaruh pada saham perusahaan atau nilai investasi perusahaan.

2. Sebuah perusahaan pemasok suku cadang mobil melaporkan laporan pendapatan tahun 2019 seperti dibawah ini:
Penjualan : Rp. 2.000.000.000,-
HPP : Rp. 1.300.000.000,-
Laba Kotor : Rp. 700.000.000,-
Biaya Operasional : Rp. 400.000.000,-
Biaya Bunga : Rp. 100.000.000,-
Pajak Penghasilan : Rp. 20.000.000,-
Laba Bersih : Rp. 180.000.000,-
Hitung EBIT-nya!

Jawaban:

EBIT = Laba Bersih + Pajak + Bunga
EBIT = 180.000.000 + 20.000.000 + 100.000.000
EBIT = 300.000.000

Jadi Pendapatan Sebelum Pajak dan Bunga atau EBIT perusahaan tersebut adalah sebesar Rp. 300.000.000,-. Artinya, Perusahaan memiliki laba sebanyak Rp. 300.000.000,- yang tersisa setelah semua Harga Pokok Penjualan (HPP) dan biaya operasional yang telah dibayarkan pada tahun 2018. Uang yang tersisa yaitu Rp. 300.000.000,- dapat digunakan untuk membayar bunga bank, pajak, dividen investor atau membayar utang.

3. Perusahaan dagang Tiga Sekawan diketahui punya pendapatan bersih sebesar Rp100.000.000. Harga Pokok Penjualan yang didapat adalah sebesar  Rp60.000.000. Dengan biaya pemasaran Rp5.000.000 dan biaya administrasi dan umum sebesar Rp10.000.000, perusahaan juga mempunyai utang dengan bunga sebesar Rp2.000.000. Hitung: laba kotor, biaya operasional, laba sebelum bunga & pajak!

Jawaban:

Berdasarkan data-data tersebut, maka bisa dihitung laba sebelum pajaknya adalah sebagai berikut.

Rumus Menghitung Laba Kotor
Laba Kotor = Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan

= 100.000.000 – 60.000.000
= 40.000.000

Rumus Menghitung Biaya Operasional
Biaya Operasional = Biaya Pemasaran + Biaya Administrasi dan umum

= 5.000.000 + 10.000.000
= 15.000.000

Rumus Menghitung Laba Sebelum Bunga dan Pajak
Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) = Laba Kotor – Biaya Operasional

= 40.000.000 – 15.000.000
= 25.000.000

Rumus Mendapatkan Laba Sebelum Pajak
Laba Sebelum Pajak = EBIT – Bunga Utang

= 25.000.000 – 2.000.000
= 23.000.000

Jadi, berdasarkan perhitungan tersebut diketahui bahwa perusahaan dagang X mendapatkan laba sebelum pajak sebesar Rp23.000.000,-.


Bacaan Lainnya

Sumber bacaan: Business Development Bank of Canada, Investopedia, Corporate Finance Institute

Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”
Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya | Business & Marketing

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *