Deflasi
Adalah suatu periode perekonomian di mana harga-harga secara umum jatuh dan nilai uang bertambah. Deflasi adalah kebalikan dari inflasi. Bila inflasi terjadi akibat banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka deflasi terjadi karena kurangnya jumlah uang yang beredar. Salah satu cara menanggulangi deflasi adalah dengan menurunkan tingkat suku bunga.
Jenis Deflasi
1. Strategis
Deflasi ini terjadi akibat diterapkannya kebijakan pengontrolan terhadap gejala konsumsi berlebihan untuk mengatasi kenaikan harga pasar
2. Sirkulasi
Deflasi ini terjadi pada masa transisi dari kemakmuran ekonomi menjadi kemerosotan ekonomi, akibat ketidakseimbangan antara daya produksi dan konsumsi. Gejala ini mendorong penurunan harga penjualan pasar dalam resesi ekonomi, akibat semakin kurangnya jumlah kebutuhan terhadap barang-barang ekonomis yang berlebihan
Penyebab faktor deflasi
Deflasi memang fenomena yang jarang terjadi dan tidak termasuk dalam siklus ekonomi normal. Jika keadaan ini terjadi tentu ada yang salah dalam perekonomian. Ada beberapa faktor penyebab deflasi yang semuanya berakar dari permintaan dan penawaran.
1. Menurunnya persediaan uang di masyarakat.
Menurunnya jumlah persediaan uang di masyarakat ini cenderung disebabkan karena sebagian besar masyarakat memiliki uang dan menyimpannya di bank.
2.Meningkatnya persediaan barang.
apabila permintaan barang meningkat.Produsen cenderung terus meningkatkan produksinya pada saat kondisi seperti itu.
3. Menurunnya Permintaan Akan Barang.
Apabila permintaan akan suatu barang menurun sedangkan produksi tetap dilakukan maka cenderung hal tersebut akan menurunkan tingkat harga barang yang bersangkutan.
Pengaruh dan Akibat Deflasi
1. Penurunan persediaan uang.
2. Memperlambat aktivitas ekonomi.
3. Dampak susulan dari melesunya kegiatan ekonomi.
Dampak positif Deflasi
Nilai mata uang akan menguat. Kesadaran menabung masyarakat bertambah agar bisa memenuhi kebutuhannya.
Dampak negatif deflasi terhadap perekonomian
1. Merosoknya pendapatan bisnis
Agar bisa tetap kompetitif harga harus diturunkan dan jika keadaan ini berlangsung terus-menerus maka keuntungan sektor bisnis yang mencakup industri, manufaktur, perdagangan bahkan perumahan dan jasa akan merosot tajam, bahkan mengalami kerugian.
Dalam keadaan normal keuntungan sektor bisnis memang bisa turun, tetapi akan mengalami recovery, tetapi dalam perekonomian yang sedang mengalami deflasi hal tersebut tidak terjadi meskipun mereka melakukan efisiensi dalam produksi atau bisa mengurangi biaya belanja material yang harganya terus turun. Mereka akan mengalami kerugian besar bila keadaan deflasi terus berlangsung hingga harus menghentikan aktivitasnya.
2. Pengurangan gaji dan pemutusan hubungan kerja
Sebagai akibat dari point 1, maka banyak perusahaan yang akan mengurangi pengeluaran dengan berbagai cara termasuk menghentikan sebagian usahanya, mengurangi gaji para karyawan, merumahkan sementara karyawan yang dianggap kurang berfungsi bahkan melakukan pemutusan hubungan kerja. Ini jauh lebih buruk dari dampak yang ditimbulkan oleh inflasi.
3. Anjloknya investasi dan harga saham
Akibat dari point 1, para investor tentu akan menahan dananya sambil menunggu peluang pasca deflasi. Karena banyak perusahaan merugi tentu saja harga sahamnya merosot, dan efek domino ini akan berlangsung dengan cepat hingga indeks harga saham anjlok. Para investor tentu tidak akan menahan portofolio-nya di saham.
4. Perubahan pola pengeluaran konsumen
Hubungan antara deflasi dan pengeluaran konsumen relatif agak kompleks dan sulit diperkirakan. Namun secara umum dalam keadaan deflasi pada mulanya mereka akan memanfaatkan turunnya harga-harga sehingga pengeluaran konsumen naik tajam.
Setelah gaji mereka berkurang atau bahkan tidak bekerja lagi akibat dari point 2, mereka akan mengurangi pengeluarannya dengan tajam pula, sehingga angka pengeluaran konsumen akan berubah turun tajam. Sungguh tidak bisa dibayangkan bagaimana akibat jangka panjangnya bila deflasi tidak cepat ditanggulangi.
5. Turunnya iklim kredit
Akibat dari point 1 dan point 2, para kreditur akan membatasi nilai kreditnya atau menghentikan kredit baru. Banyak perusahaan leasing (property, mobil dan lainnya) yang mengalami kesulitan pada saat deflasi akibat banyak peminjam yang default (gagal bayar). Bank telah menurunkan suku bunga pinjaman, tetapi hanya sedikit yang bersedia meminjam.
Cara Mengatasi Deflasi
Cara yang paling lazim untuk mengatasinya digunakan adalah memberikan stimulus ekonomi berupa bantuan likuiditas ke sektor bisnis. Dengan demikian diharapkan kegiatan ekonomi kembali berputar. Pemerintah juga dapat memotong pajak dan meningkatkan belanjanya sendiri untuk menggairahkan perekonomian.
Dari sisi Bank Sentral, pemerintah juga dapat meningkatkan peredaran uang di masyarakat dengan membeli surat hutang sektor swasta dan menukarkannya dengan uang tunai.
Selain itu, juga dapat dilakukan dengan memotong suku bunga. Namun seperti dijelaskan di atas, memotong suku bunga bukanlah jalan keluar yang sesungguhnya tetapi hanya sekedar pengobatan sementara untuk menggairahkan ekonomi dan mengharapkan harga bergerak naik dengan sendirinya.
Spiral deflasi
Sebuah situasi di mana ia mengarah pada penurunan produksi dan permintaan, yang menyebabkan penurunan harga lebih lanjut. Terjadi ketika suatu masalah memperburuk penyebabnya sendiri. Dalam sains, efek ini juga dikenal sebagai positive feedback loop. Contoh ekonomi lain dari prinsip ini adalah menjalankan bank.
“The great Depression” Depresi Besar dianggap oleh beberapa orang sebagai spiral deflasi. Hal ini adalah versi makroekonomi modern dari kontroversi glutir umum abad ke-19. Ide lain yang terkait adalah teori Irving Fisher bahwa kelebihan hutang dapat menyebabkan deflasi terus berlanjut. Apakah spiral deflasi kontroversial, dengan kemampuannya diperdebatkan oleh ekonom air tawar (termasuk the Chicago School of economics) dan ekonom Sekolah Austria.
Contoh deflasi
Belakangan ini pemberitaan bahwa berekonomian indonesia mengalami deflasi sebagai dampak kebijakan penurunan BBM dari 8500 menjadi 7500 pada tanggal 1 Januari 2015 dan penurunan kedua pada tanggal 16 januari 2015 menjadi 6.600. Penurunan ini di sebabkan harga minyak dunia yang terus merosot menjadi $50/barel.
Perekonomian Jepang tertangkap dalam deflasi spiral selama 30 tahun terakhir. Ini dimulai pada tahun 1989 ketika Bank of Japan menaikkan suku bunga dan menyebabkan gelembung meledak. Selama dekade itu, ekonomi tumbuh kurang dari 2 persen per tahun. Kelebihan pekerja menurunkan produktivitas. (Wacana budaya Jepang PHK karyawan). Kebanyakan orang Jepang juga seorang penabung. Ketika mereka melihat tanda-tanda resesi, mereka berhenti mengeluarkan uang.
Jepang telah melaporkan data ekonomi yang menurun pada tahun 2012 dan menjadi tantangan bagi pemerintahan baru negara tersebut. Produk industri anjlok pada November seiring dengan permintaan ekspor yang terus melemah.
Harga konsumen menurun, menunjukan bahwa deflasi berlanjut akibat masih sulitnya untuk mendorong permintaan domestik. Jepang tengah berupaya untuk memacu permintaan domestik untuk mengimbangi penurunan ekspor, yang telah menurun sejak enam bulan lalu. Langkah itu dilakukan untuk menopang pertumbuhan.
Perluasan revolusi industri dunia. Selama akhir abad ke-19, produsen memanfaatkan teknologi baru yang memungkinkan mereka meningkatkan produktivitas mereka. Akibatnya, pasokan barang dalam perekonomian meningkat secara substansial dan karenanya, harga barang-barang tersebut menurun. Meski kenaikan tingkat produktivitas setelah “Revolusi Industri” merupakan perkembangan positif bagi perekonomian, namun hal tersebut juga menyebabkan periode deflasi.
Menyusul krisis keuangan Asia pada akhir 1997, Hong Kong mengalami deflasi jangka panjang yang tidak berakhir hingga kuartal ke-4 tahun 2004. Banyak mata uang di Asia Timur devaluasi setelah krisis. Dolar Hong Kong bagaimanapun, dipatok terhadap dolar AS, yang mengarah ke penyesuaian, bukan deflasi harga konsumen. Situasinya didominasi oleh China dan “kepercayaan konsumen lemah” di Hong Kong. Deflasi ini disertai oleh kemerosotan ekonomi yang lebih parah daripada dunia yang mendevaluasi mata uang mereka setelah krisis keuangan Asia.
Selama Perang Dunia I, mata uang Pound Sterling Inggris telah dihapus dari standar emas. Motivasi perubahan kebijakan ini untuk membiayai Perang Dunia I; salah satu hasilnya adalah inflasi dan kenaikan harga, dengan penurunan nilai tukar internasional untuk Pound. Ketika Pound kembali ke standar emas setelah perang itu dilakukan atas dasar harga emas sebelum perang, yang, karena itu lebih tinggi dari pada Pound. Inggris mengalami deflasi sekitar 10% pada tahun 1921, 14% pada tahun 1922, dan 3 sampai 5% pada awal 1930an.
Poin penting yang harus diingat “diflation” pada investasi
- Umumnya didefinisikan sebagai penurunan harga barang dan jasa dalam ekonomi tertentu.
- Disebabkan oleh penurunan permintaan agregat dan kurangnya pasokan uang.
- Umumnya menyebabkan saham mengalami penurunan.
Bacaan Lainnya
- Hiperinflasi – Definisi, Penyebab, Efek, Cara Mengatasi dan Contoh
- Pengertian Inflasi Contoh, Indikator, Pengelompokan, Cara Mengatasi & Menghitung
- Motif ekonomi terbagi dalam 2 aspek: Intrinsik & Ekstrensik
- Ekonomi Merupakan Salah Satu Ilmu Sosial
- Bank Indonesia dulu disebut De Javasche Bank
- Uang Rupiah Negara Indonesia & Sejarah Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD
- Cara Memilih Asuransi Rumah Untuk Pembeli Yang Pintar
- Cara Menghitung Persen Rumus, Contoh Soal, Jawaban, Pengertian, Sejarah
- Berapa Kecerdasan IQ Anda? Tes IQ Anda Disini
- 10 Cara Belajar Pintar, Efektif, Cepat Dan Mudah Di Ingat – Untuk Ulangan & Ujian Pasti Sukses!
- Tulisan Menunjukkan Kepribadian Anda & Bagaimana Cara Anda Menulis?
- Top 10 Sungai Terpanjang Di Dunia
- Kepalan Tangan Menandakan Karakter Anda & Kepalan nomer berapa yang Anda miliki?
- Perbedaan Ketelitian, Ketepatan Dan Kecermatan Pada Kalkulasi & Cara Untuk Mencegah Kesalahan Menghitung
Unduh / Download Aplikasi HP Pinter Pandai
Respons “ohh begitu ya…” akan sering terdengar jika Anda memasang applikasi kita!
Siapa bilang mau pintar harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat Anda menjadi lebih smart!
Sumber bacaan: Wikipedia, Investopedia, The Balance, Economic Help
Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”
Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya | Business & Marketing