Home » Matematika » Akuntansi » Rasio Pembayaran Dividen – Rumus dan Cara Menghitung Rasio Pembayaran Dividen
Rasio Pembayaran Dividen – Rumus dan Cara Menghitung Rasio Pembayaran Dividen
7 min read
Cara Menghitung Rasio Pembayaran Dividen
Dalam keuangan, rasio pembayaran dividen merupakan cara untuk mengukur sebagian kecil pendapatan suatu perusahaan yang dibayarkan pada investor dalam bentuk dividen daripada diinvestasikan ulang ke dalam perusahaan untuk periode waktu tertentu (biasanya satu tahun).
Pada umumnya, perusahaan-perusahaan dengan rasio pembayaran dividennya yang lebih tinggi cenderung merupakan perusahaan-perusahaan yang lebih tua dan mapan, yang sudah bertumbuh secara signifikan. Sebaliknya, dengan rasio yang lebih rendah, cenderung merupakan perusahaan-perusahaan yang lebih baru dengan potensi pertumbuhan yang tinggi.
Rumus rasio pembayaran dividen
Untuk mengetahui rasio pembayaran dividen suatu bisnis untuk periode waktu tertentu, gunakan rumus:
Dividen yang dibayarkan ÷ dengan Pemasukan bersih atau Dividen per saham tahunan ÷ dengan Laba per saham (Earnings per share – EPS). Kedua rumus itu setara satu sama lain.
1. Cara Menghitung Rasio Pembayaran Dividen dengan Menggunakan Pendapatan Bersih dan Dividen
Tetapkan pendapatan bersih perusahaan.
Untuk mengetahui rasio pembayaran dividen suatu perusahaan, cari tahu terlebih dahulu pendapatan bersihnya untuk periode waktu yang sedang Anda analisis (satu tahun merupakan periode waktu yang umum untuk penghitungan rasio pembayaran dividen). Informasi ini dapat ditemukan pada laporan laba-rugi perusahaan. Untuk lebih jelasnya, Anda melihat pendapatan perusahaan setelah dipotong semua pengeluaran, termasuk pajak, biaya-biaya pengoperasian bisnis, depresiasi, amortisasi, dan bunga.
Sebagai contoh, mari kita anggap Jim’s Light Bulb, sebuah perusahaan baru, memperoleh pendapatan sebesar $200.000 dalam tahun pertamanya beroperasi, namun perusahaan mengeluarkan sebesar $50.000 untuk biaya-biaya sebagaimana disebutkan di atas. Dalam kasus ini, pendapatan bersih Jim’s Light Bulb adalah 200.000 – 50.000 = $150.000.
Tetapkan jumlah dividen yang dibayarkan.
Cari tahu jumlah uang yang dibayarkan oleh perusahaan dalam bentuk dividen pada periode waktu yang sedang Anda analisis. Dividen merupakan pembayaran yang diberikan pada investor perusahaan, alih-alih ditabung atau diinvestasikan ulang pada perusahaan. Dividen biasanya tidak tertera pada laporan laba-rugi, namun dimasukkan ke dalam neraca dan laporan arus tunai.
Mari kita andaikan bahwa Jim’s Light Bulb, sebagai perusahaan yang relatif masih muda, memutuskan untuk menginvestasikan kembali sebagian besar dari pendapatan bersihnya dengan memperluas kapasitas produksinya dan hanya membayar dividen sebesar $3.750 per kuartal. Dalam kasus ini, kita akan menggunakan 4 x 3.750 = $15.000 sebagai jumlah dividen yang dibayarkan dalam tahun pertama usaha.
Bagi dividen dengan Pendapatan bersih.
Begitu Anda tahu berapa pendapatan bersih yang dihasilkan perusahaan dan dibayarkan dalam bentuk dividen untuk periode waktu yang telah ditetapkan, menemukan rasio pembayaran dividen perusahaan tersebut menjadi sesuatu yang mudah. Bagi pembayaran dividen dengan pendapatan bersihnya. Nilai yang Anda dapat merupakan rasio pembayaran dividen.
Untuk Jim’s Light Bulb, kita dapat mengetahui rasio pembayaran dividen dengan membagi 15.000 dengan 150.000, yang hasilnya adalah 0,10 (atau 10%). Ini artinya bahwa Jim’s Light Bulb membayarkan 10% dari pendapatannya pada para investornya dan menginvestasikan ulang sisanya (90%) ke dalam perusahaan.
2. Cara Menghitung Rasio Pembayaran Dividen dengan Metode Menggunakan Dividen Tahunan dan Pendapatan Per Saham
Tetapkan dividen per saham.
Metode di atas bukan satu-satunya cara untuk mengetahui rasio pembayaran dividen perusahaan. Rasio tersebut juga dapat diketahui dengan dua bagian lain dari informasi keuangan.
Untuk metode alternatif ini, mulailah dengan mencari tahu nilai dividen per saham perusahaan (atau DPS). Ini mewakili jumlah uang yang diterima masing-masing investor per bagian saham yang dimiliki.
Informasi ini biasanya disertakan dalam laporan nilai terendah dan tertinggi saham (yang ditawarkan) per kuartal, sehingga Anda mungkin harus menjumlahkan lebih dari satu nilai jika Anda ingin menganalisis periode satu tahun penuh.
Mari kita lihat contoh lain. Rita’s Rug, sebuah perusahaan yang sudah lama berdiri, tidak memiliki ruang besar untuk bertumbuh di tengah pasar masa kini, karena itu daripada menggunakan pendapatannya untuk memperluas usaha, perusahaan ini membayar para investornya dengan baik. Mari kita andaikan bahwa pada K1, Rita’s Rug membayar $1 per saham dalam bentuk dividen. Di K2, perusahaan ini membayar $0.75. Di K3, perusahaan ini membayar $1,50, dan di K4, membayar $1,75. Jika kita ingin mengetahui rasio pembayaran dividen untuk satu tahun penuh, maka kita menambahkan 1 + 0,75 + 1,50 + 1,75 = $4,00 per saham sebagai nilai DPS kita.
Tetapkan laba per saham.
Berikutnya cari laba per saham (EPS) perusahaan untuk periode waktu yang Anda tetapkan. EPS menunjukkan jumlah laba bersih dibagi jumlah saham yang dipegang oleh investor, atau dengan kata lain, jumlah uang yang akan diterima masing-masing investor jika perusahaan secara hipotetis membayarkan 100% pendapatannya dalam bentuk dividen. Informasi ini biasanya disertakan dalam laporan laba-rugi perusahaan.
Mari kita andaikan bahwa Rita’s Rug memiliki 100.000 saham yang dimiliki oleh investor, dan bahwa saham tersebut mendapatkan $800.000 dalam tahun usaha terakhir. Dalam kasus ini EPS-nya adalah 800.000/100.000 = $8 per saham.
Bagi dividen tahunan per saham dengan pendapatan per saham.
Sama seperti metode di atas, satu-satunya yang masih harus dilakukan hanya membandingkan dua nilai yang Anda dapat. Temukan rasio pembayaran dividen perusahaan Anda dengan membagi dividen per saham dengan laba per saham.
Untuk Rita’s Rug, rasio pembayaran dividen dapat diketahui dengan membagi 4 dengan 8, yang hasilnya adalah 0,50 (atau 50%). Dengan kata lain, perusahaan tersebut membayarkan setengah dari pendapatannya dalam bentuk dividen kepada para investornya dalam tahun terakhir.
3. Cara Menghitung Rasio Pembayaran Dividen dengan Metode Menggunakan Rasio Pembayaran Dividen
Perhitungkan satu dividen khusus, sekali bayar.
Sebenarnya, rasio pembayaran dividen hanya memperhitungkan dividen reguler yang dibayarkan pada investor. Namun, terkadang perusahaan menawarkan menawarkan satu kali pembayaran dividen pada seluruh (atau hanya “sebagian”) investor mereka.
Untuk nilai rasio pembayaran yang paling akurat, dividen “khusus” ini tidak boleh dimasukkan ke dalam penghitungan rasio pembayaran dividen. Karena itu, rumus yang telah disesuaikan untuk menghitung rasio pembayaran dividen yang menyertakan dividen khusus adalah (Total dividen – Dividen khusus)/Pendapatan bersih.
Sebagai contoh, jika suatu perusahaan membayarkan dividennya secara teratur per kuartal dengan jumlah total $1.000.000 untuk satu tahun, tetapi juga membayarkan satu dividen khusus sejumlah $400.000 pada para investornya setelah mendapat keuntungan besar yang tak terduga, maka kita bisa mengabaikan dividen khusus ini dalam penghitungan rasio pembayaran kita. Dengan anggapan pendapatan bersih sebesar $3.000.000, rasio pembayaran dividen perusahaan ini adalah (1.400.000 – 400.000)/3.000.000 = 0,334 (atau 33,4%).
Gunakan rasio pembayaran dividen untuk membandingkan investasi.
Satu hal yang dilakukan oleh orang-orang yang memiliki uang dan ingin berinvestasi adalah membanding-bandingkan berbagai peluang investasi yang berbeda dengan meninjau sejarah rasio pembayaran dividen yang ditawarkan oleh masing-masing peluang.
Pada umumnya, para investor mempertimbangkan ukuran rasio (dengan kata lain, apakah perusahaan membayarkan kembali pendapatannya pada para investor dalam jumlah banyak atau sedikit), juga stabilitas perusahaan (dengan kata lain, seberapa luas perbedaan rasio dari satu tahun ke tahun berikutnya).
Rasio pembayaran dividen yang berbeda menarik bagi para investor dengan tujuan yang berbeda. Secara umum, rasio pembayaran, baik yang sangat rendah atau sangat tinggi (juga yang jumlahnya sangat bervariasi atau menurun nilainya setelah beberapa waktu) mengindikasikan investasi yang berisiko.
Pilihlah rasio yang tinggi untuk pendapatan tetap dan rasio yang rendah untuk potensi pertumbuhan.
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, ada alasan-alasan mengapa baik rasio pembayaran yang tinggi maupun yang rendah mungkin menarik bagi investor. Bagi seseorang yang mencari investasi yang aman, yang berpeluang memberi pemasukan tetap, rasio pembayaran tinggi dapat mengindikasikan bahwa suatu perusahaan telah bertumbuh hingga ke titik di mana perusahaan itu sudah tak perlu lagi berinvestasi terlalu besar pada dirinya sendiri, menjadikannya investasi yang aman.
Di sisi lain, bagi seseorang yang sedang mencari peluang yang menguntungkan dengan harapan akan mendapatkan pendapatan yang besar dalam jangka panjang, rasio pembayaran rendah dapat mengindikasikan bahwa suatu perusahaan sedang melakukan banyak investasi untuk masa depannya. Jika perusahaan tersebut ternyata berhasil meraih kesuksesan, investasi semacam ini dapat terbukti sangat menguntungkan. Namun, ini juga dapat berisiko, berhubung potensi jangka panjang perusahaan itu masih belum diketahui.
Berhati-hatilah dengan rasio pembayaran dividen yang sangat tinggi.
Suatu perusahaan yang membayarkan 100% atau lebih dari pendapatannya sebagai dividen mungkin “tampak” sebagai investasi yang bagus, namun pada kenyataannya, ini bisa jadi merupakan indikasi bahwa kesehatan keuangan perusahaan tersebut tidak stabil. Rasio pembayaran 100% atau lebih berarti bahwa suatu perusahaan membayarkan lebih banyak uang pada para investornya dibanding pendapatannya. Dengan kata lain, perusahaan itu mengalami kerugian dengan membayar para investornya. Karena praktik semacam ini sering kali tidak dapat bertahan lama, ini bisa menjadi indikasi bahwa pengurangan yang signifikan dalam rasio pembayaran akan terjadi dalam waktu dekat.
Ada perkecualian-perkecualian pada tren ini. Perusahaan-perusahaan yang telah mapan dengan potensi pertumbuhan tinggi di masa mendatang, kadang mampu menawarkan rasio pembayaran lebih dari 100%. Misalnya, di tahun 2011, AT&T membayarkan sebesar $1,75 dividen per saham dan hanya memperoleh pendapatan sebesar $0,77 per saham. Itu berarti rasio pembayaran sebesar lebih dari 200%. Namun, berhubung perkiraan laba per saham (EPS) perusahaan, baik di tahun 2012 maupun 2013, lebih dari $2 per saham, ketidakmampuan jangka pendek untuk mempertahankan pembayaran dividen tidak memengaruhi prospek keuangan jangka panjang perusahaan.
Peringatan
Jangan mencampuradukkan rasio pembayaran dengan hasil dividen, yang dihitung dengan cara sebagai berikut:
Hasil Dividen= DPS (Dividen per saham) / Harga pasar saham tersebut
Hasil dividen juga dapat dihitung dengan cara Rasio Pembayaran dikalikan dengan EPS (Laba per saham), dibagi dengan harga pasar suatu saham.
Definisi Dividend Payout Ratio Adalah
Dividend Payout Ratio(DPR)atau Rasio Pembayaran Dividen adalah rasio yang menunjukkan persentase setiap keuntungan yang diperoleh yang didistribusikan kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai.
Jadi DPR menunjukkan besaran dividen yang dibagikan terhadap total laba bersih perusahaan sekaligus menjadi sebuah parameter untuk mengukur besaran dividen yang akan dibagikan ke pemegang saham
Definisi lain dari Dividend Payout Ratio menyebutkan bahwa DPR adalah jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham dibandingkan dengan jumlah total laba bersih perusahaan.
Jumlah yang tidak dibayarkan dalam dividen kepada pemegang saham dipegang oleh perusahaan untuk mengembangkan perusahaan. Jumlah yang disimpan oleh perusahaan disebut saldo laba ditahan.
Rasio ini digunakan oleh beberapa orang ketika mempertimbangkan apakah seseorang sebagai investor akan berinvestasi pada perusahaan pencetak laba yang membayar dividen, atau berinvestasi pada perusahaan pencetak laba yang memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi.
Dengan kata lain, rumus ini mempertimbangkan pendapatan tetap dengan perusahaan yang melakukan reinvestasi untuk kemungkinan penghasilan yang lebih tinggi di masa depan, dengan asumsi perusahaan memiliki laba bersih.
Menghitung Dividend Payout Ratio
Bagaimana cara menghitung Dividen Payout Ratio? DPR dihitung dengan membagi jumlah dividen tunai perusahaan dengan laba bersih perusahaan.
DPR = Dividend : Net Profit (Laba Bersih)
Dividend Payout Ratio juga dapat dihitung dengan rumus per lembar saham kembali berdasarkan “per saham”.
Jika dividen per saham dan laba per saham diketahui, rasio pembayaran dividen dapat dihitung dengan menggunakan konsep dividen yang sama yang dibayarkan dibagi dengan pendapatan, atau laba bersih.
DPR = Dividend Per Share (DPS) : Earning Per Share (EPS)
Dividend Payout Ratio juga dapat dihitung dengan menghitung Retention Ratio(RR) terlebih dahulu.
Retention Ratio adalah rasio yang menunjukkan persentase saldo laba yang ditahan dibandingkan dengan laba bersih perusahaan.
RR = Saldo Laba Ditahan : Net Profit (Laba Bersih)
DPR = 1 – Retention Ratio
Dari rumus di atas diketahui bahwa Retention Ratio atau RR (Rasio Retensi) dijumlah dengan Dividend Payout Ratio (DPR) sama dengan 1 atau 100% dari laba bersih.
Jumlah yang tidak dibayarkan oleh perusahaan sebagai dividen akan diinvestasikan kembali untuk pengembangan usaha.
Dividend Payout Ratio (DPR) dan Retention Ratio (RR)
Bila sebuah perusahaan yang membayar DPR sebesar 100% dari laba bersih, maka laba bersih akan sama dengan jumlah dividen.
Dengan menggunakan rumus ini, maka rasio DPR akan menjadi 1 atau 100%, dan Rasio RR akan menjadi 0 atau 0% karena mereka tidak mempertahankan dan menginvestasikan kembali pendapatan mereka untuk pertumbuhan.
Sebaliknya, bila perusahaan yang tidak membayar dividen akan memiliki rasio pembayaran dividen 0 dan rasio retensi 1, yang berarti bahwa perusahaan menginvestasikan kembali seluruh laba bersih mereka untuk pertumbuhan usaha.
Anggaran Tak Bersisa Setiap tindakan yang diambil oleh perusahaan berasal dari proses tertentu: perencanaan. Perencanaan yang dinyatakan dalam bentuk investasi dan tujuan keuangan adalah...