Penjelasan Depresiasi atau Penyusutan dalam Akuntansi
Adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya. Penerapan depresiasi akan memengaruhi laporan keuangan, termasuk penghasilan kena pajak suatu perusahaan.
Penyusutan adalah biaya tidak langsung yang dibebankan pada aset tetap berwujud secara sistematis untuk memberikan biaya sebenarnya dari suatu aset selama masa manfaatnya sebanding dengan manfaat yang diperoleh dari aset tersebut. Penyusutan merupakan bagian penting dari pencatatan akuntansi yang membantu perusahaan menjaga laporan laba rugi dan neraca dengan baik dengan laba yang dicatat dengan benar.
Metode yang paling mudah dan paling sering digunakan untuk menghitung penyusutan adalah metode penyusutan garis lurus (straight-line depreciation). Tapi selain itu, ada pula metode penghitungan lain yang bisa juga digunakan, seperti metode penyusutan dipercepat, penyusutan jumlah angka tahun, dan saldo menurun ganda.
Metode Garis-lurus:
Biaya Depresiasi Tahunan = { (Biaya Aktiva Tetap / Nilai Sisa) / (Umur Manfaat Aset dalam tahun) }
Rumus Depresiasi atau Penyusutan
1. Rumus perhitungan penyusutan metode garis lurus adalah:
Perhitungan dengan menggunakan nilai residu:
= (Harga Perolehan – Nilai Sisa/Residu) : umur ekonomis (hitungan per bulan, karena beban penyusutan dihitung per bulan)
Perhitungan dengan tidak menggunakan nilai residu:
= Harga Perolehan : umur ekonomis (hitungan per bulan, karena beban penyusutan dihitung per bulan)
Rumus metode jumlah angka tahun
Jumlah angka tahun = n2 + n
2
Rumus Depresiasi Saldo Menurun
= { (100%/umur ekonomis) x 2 } x Nilai Perolehan/Nilai Buku
2. Rumus Metode Saldo Menurun Ganda (Double Declining Balance Method)
3. Rumus Metode Jumlah Unit Produksi (Productive Output Method)
4. Metode Jam Jasa (Service Hours Method)
5. Sum of Years Depreciation (Penyusutan Tahunan)
Metode sum-of-the-years-digits (SYD) /metode angka tahun
Metode Sum-of-Year-Digit penurunan aset dibebankan lebih besar pada tahun-tahun awaldan semakin kecil sampai tahun-tahun berikutnya tingkat depresiasi.
Konsepnya sama dengan metode saldo menurun, yaitu aktiva tetap masih baru jumlah depresiasi besar, kemudian makin lama makin kecil.
Angka tahun dapat dihitung dengan menggunakan :
Rumus = N (N+1)/2
Nilai sisa dapat digunakan dalam perhitungan.
Apa yang dimaksud dengan metode garis lurus dalam Depresiasi?
Metode garis lurus adalah suatu metode penyusutan aktiva tetap di mana beban penyusutan aktiva tetap per tahunnya sama hingga akhir umum ekonomis aktiva tetap tersebut. Persentase penyusutan besarnya dua kali persentase atau tarif penyusutan metode garis lurus.
Rumus:
Depresiasi = ( Nilai Aktiva – Residu ) / Taksiran Umur Manfaat
Perbedaan Depresiasi dengan Deplesi
Depresiasi merupakan suatu alokasi biaya penyusutan terhadap aset tetap selama masa manfaatnya (umur ekonomis) aset tersebut.
Deplesi merupakan suatu penyusutan pada bidang sumber daya pertambangan.
Perusahaan menghapus asset tak terwujud melalui amortisasi misalnya goodwil. Sering dilakukan amortisasi terhadap setiap nilai yang dibayar di atas nilai pembelian preferen atau obligasi terhadap setiap nilai yang dibayar di atas nilai pembelian preferen atau obligasi.
Namun dana amortisasi merupakan pengumpulan dana secara berkala untuk membayar beban amortisasi tersebut.
Apa yang dimaksud dengan nilai residu dalam Depresiasi?
Nilai Residu adalah scrap value; residual value yaitu nilai sisa suatu barang yang sudah habis umur ekonomisnya; dalam akuntansi nilai tersebut diperhitungkan sebagai pengurang biaya overhead.
Apa yang dimaksud dengan akumulasi penyusutan dalam Depresiasi?
Beban penyusutan adalah pengakuan atas penggunaan manfaat potensial dari suatu aktiva. Akumulasi penyusutan merupakan kumpulan dari beban penyusutan periodik. Akun beban penyusutan akan tampak dalam laporan laba rugi, sedangkan akun akumulasi penyusutan akan terlihat dalam neraca.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Biaya Penyusutan
1. Harga Perolehan (Acquisition Cost)
Harga Perolehan adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap biaya penyusutan. Harga perolehan menjadi dasar penghitungan seberapa besar depresiasi yang harus dialokasikan per periode akuntansi. Harga ini diperoleh dari sejumlah uang yang dikeluarkan dalam memperoleh aktiva tetap hingga siap digunakan.
2. Nilai Residu (Salvage Value)
Merupakan taksiran nilai atau potensi arus kas masuk apabila aktiva tersebut dijual pada saat penarikan atau penghentian (retirement) aktiva.
Nilai residu tidak selalu ada, ada kalanya suatu aktiva tidak memiliki nilai residu karena aktiva tersebut tidak dijual pada masa penarikannya alias di jadikan besi tua, hingga habis terkorosi. Tentu saja ini tidak dianjurkan, alangkah baiknya jika aktiva dapat di daur ulang.
3. Umur Ekonomis Aktiva (Economical Life Time)
Sebagian besar aktiva memiliki dua jenis umur, yaitu umur fisik dan juga umur fungsional. Umur fisik dikaitkan dengan kondisi fisik suatu aktiva. Suatu aktiva dikatakan masih memiliki umur fisik apabila secara fisik aktiva tersebut masih dalam kondisi baik (walaupun mungkin sudah menurun fungsinya).
Sedangkan umur fungsional biasanya dikaitkan dengan kontribusi aktiva tersebut dalam penggunaanya. Suatu aktiva dikatakan masih memiliki umur fungsional apabila aktiva tersebut masih memberikan kontribusi bagi perusahaan.
Walaupun secara fisik suatu aktiva masih dalam kondisi sangat baik, akan tetapi belum tentu masih memiliki umur fungsional. Bisa saja aktiva tersebut tidak difungsikan lagi akibat perubahan model atas produk yang dihasilkan, kondisi ini biasanya terjadi pada aktiva mesin atau peralatan yang dipergunakan untuk membuat suatu produk. Atau aktiva tersebut sudah tidak sesuai dengan jaman.
Kondisi ini biasanya terjadi pada jenis aktiva yang bersifat dekoratif seperti furniture, hiasan dinding, dan lain sebagainya. Dalam penentuan beban penyusutan, yang dijadikan bahan perhitungan adalah umur fungsional yang biasa dikenal dengan umur ekonomis.
Rumus Penyusutan Aset Tetap
Metode-metode penyusutan aset tetap adalah sebagai berikut:
Metode penyusutan garis lurus (straight line depreciation)
Perhitungan dalam metode ini paling sederhana dan umum, dimana beban penyusutan aktiva tetap per tahunnya sama hingga akhir umur ekonomis dari aktiva tetap tersebut. Selain itu metode garis lurus bisa digunakan untuk menyusutkan aktiva fungsional yang tidak berpengaruh besar kecilnya dari volume produk atau jasa yang dihasilkan, misalkan: peralatan kantor, bangunan.
Rumus perhitungan dengan nilai sisa:
Penyusutan = (harga perolehan – nilai sisa) dibagi umur ekonomis
Rumus perhitungan tanpa nilai sisa:
Penyusutan = harga perolehan / umur ekonomis
Metode penyusutan saldo menurun (double declining balance)
Penetapan dalam metode saldo menurun berdasarkan persentase tertentu dapat dihitung dari harga buku pada tahun saat itu. besaran persentase penyusutan 2 x persentase/tarif dari metode garis lurus.
Rumusnya:
Depresiasi = 2 x (100% / umur ekonomis) x harga perolehan nilai sisa
Metode penyusutan jumlah angka tahun
Metode dapat digunakan dengan memperhitungkan besarnya penyusutan aktiva tetap tiap tahun dan jumlah semakin menurun.
Rumusnya:
Depresiasi = sisa umur penggunaan / jumlah angka tahun x harga perolehan nilai sisa
Metode penyusutan satuan jam kerja (service hours)
Beban penyusutan aktiva tetap ditentukan berdasarkan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.
Rumusnya :
Biaya penyusutan per tahun = jam kerja yang dapat dicapai x tarif penyusutan / jam
Tarif penyusutan / jam = harga perolehan nilai residu / total jumlah jam kerja penggunaan aset tetap
Ilustrasinya, sebuah peralatan mesin dengan harga perolehan sebesar Rp. 58.000.000, nilai sisa sebesar Rp. 4.000.000 ditaksir akan dapat digunakan selama 75.000 jam. Berapakah nilai penyusutan per jam adalah:
Jawab:
= Harga perolehan – nilai residu/taksiran jam jasa/kerja
= Rp. 58.000.000 – Rp. 4.000.000/75.000
= 720 nilai penyusutan per jam.
Misal, apabila untuk tahun pertama sebuah peralatan mesin tersebut dapat digunakan selama 8.000 jam, berapakah biaya penyusutan yang dibebankan perusahaan adalah
Jawab:
8.000 x Rp 720 = Rp. 5.760.000 biaya penyusutan perusahaan.
Metode jam jasa/kerja sangat baik digunakan untuk menghitung penyusutan kendaraan, dengan anggapan bahwa kendaraan tersebut lebih banyak rusak sebab digunakan, dibandingkan dengan tua karena waktu.
Metode satuan hasil produksi (productive output)
Metode ini beban penyusutan aktiva tetap ditentukan berdasarkan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.
Rumusnya:
Beban penyusutan per tahun = jam satuan produk x tarif penyusutan per produk
Tarif penyusutan per satuan produk = harga perolehan nilai residu / total produk yang dihasilkan
Ilustrasinya, sebuah mesin dengan harga perolehan Rp. 58.000.000, nilai sisa sebesar Rp. 4.000.000 ditaksir selama usia penggunaan akan menghasilkan 46.000 unit produk.
Jawab:
= harga perolehan – nilai residu : taksiran hasil produksi
= Rp. 58.000.000 – Rp. 4.000.000 : 46.000
= 1.174, tarif penyusutan per satuan produk.
Dimisalkan, apabila dalam satu tahun penggunaan mesin tersebut memperoleh produk sebanyak 15.000 unit, berapakah beban penyusutan untuk tahun ini adalah:
= 15.000 x Rp. 1.174 = Rp. 17.610.000 beban penyusutan.
Penggunaan metode ini baik digunakan untuk mengukur hasil produksi, seperti peralatan mesin, beban penyusutan dapat dihitung dengan metode tersebut dan jumlah setiap periode tergantung pada jumlah produksi, dengan demikian biaya penyusutan yang dihitung dengan metode ini bersifat variabel.
Metode Depresiasi atau Penyusutan Aktiva (aset)
Pola penggunaan aktiva berpengaruh terhadap tingkat keausan aktiva, yang mana untuk mengakomodasi situasi ini biasanya dipergunakan metode penyusutan yang paling sesuai. Berikut adalah beberapa metode penyusutan aktiva tetap.
1. Metode Penyusutan Garis Lurus (Straight Line Method)
Metode garis lurus adalah suatu metode penyusutan aktiva tetap di mana beban penyusutan aktiva tetap per tahunnya sama hingga akhir umum ekonomis aktiva tetap tersebut.
Metode ini termasuk yang paling luas dipakai. Untuk penerapan “Matching Cost Principle”, metode garis lurus dipergunakan untuk menyusutkan aktiva-aktiva yang fungsionalnya tidak terpengaruh oleh besar kecilnya volume produk atau jasa yang dihasilkan seperti bangunan dan peralatan kantor.
2. Metode Penyusutan Saldo Menurun (Double Declining Balance Method)
Metode saldo menurun adalah metode penyusutan aktiva tetap yang ditentukan berdasarkan persentase tertentu dihitung dari harga buku pada tahun yang bersangkutan. Persentase penyusutan besarnya dua kali persentase atau tarif penyusutan metode garis lurus.
3. Metode Penyusutan Jumlah Angka Tahun (Sum of The Year Digit Method)
Berdasarkan metode jumlah angka tahun, besarnya penyusutan aktiva tetap tiap tahun jumlahnya semakin menurun.
4. Metode Penyusutan Satuan Jam Kerja (Service Hours Method)
Menurut metode ini, beban penyusutan aktiva tetap ditetapkan berdasarkan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.
5. Metode Penyusutan Satuan Hasil Produksi (Productive Output Method)
Menurut metode ini, beban penyusutan aktiva tetap ditetapkan berdasarkan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan. Beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan hasil produksi, sehingga depresiasi tiap periode akan berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi hasil produksi.
Penyusutan merupakan salah satu risiko atas penggunaan aktiva tetap, di mana aktiva akan mengalami penyusutan, mulai dari penyusutan fungsi hingga nilai. Namun, dengan adanya manajemen aset (aktiva), perusahaan akan lebih mudah melakukan pemonitoran terhadap penyusutan. Bukan hanya itu, dengan manajemen aset, Anda juga dapat menjaga nilai aset hingga menciptakan manajemen resiko.
Contoh Soal Depresiasi dan Jawabannya
1. Berikut contoh perhitungan metode penyusutan garis lurus. Kasus : Dibeli sebuah bangunan pada tanggal 6 Agustus 2000 dengan harga beli (nilai perolehan) sebesar 1.2M dengan masa manfaat selama 20 tahun.
Soal: Hitunglah besar penyusutan per bulan dan akumulasi penyusutan sampai dengan bulan Desember 2004
Jawaban:
Perhitungan dengan menggunakan metode perhitungan manual
Pertama, kita hitung dahulu penyusutan per bulannya brp dengan rumus
= Harga Perolehan : Umur Ekonomis (hitungan per bulan, karena beban penyusutan dihitung per bulan)
= 1.200.000.000 : (20×12) (angka 20 = 20 tahun, 1 tahun ada 12 bulan. Jadi 20 x 12 = 240 bulan)
= 1.2000.000.000 : 240 bulan
= 5.000.000 <<== Ini adalah nilai penyusutan per bulannya
Kedua. kita hitung Akumulasi Penyusutannya dari Agustus 2000 sampai Desember 2004
= Nilai penyusutan per bulan x (jumlah bulan dari Agustus 2000 sampai Desember 2004)
= 5.000.000 x 53 bulan
= 265.000.000
2. Sebuah kios dibeli seharga Rp 8.000.000 dan diperkirakan dapat digunakan selama sepuluh tahun. Harga residu pada akhir tahun kesepuluh diperkirakan Rp 250.000. Depresiasi tahunan menurut metode garis lurus adalah…
Jawaban:
(Rp 8.000.000- Rp 250.000) = Rp 775.000
10
3. Pada tahun pertama truk milik PT. Jaya Abadi menempuh jarak sejauh 15.000 kilometer.
Rumus penentuan beban depresiasi per satuan hasil dan beban depresiasi untuk setiap tahun selama masa manfaat adalah sebagai berikut:
Biaya Perolehan : Total = Beban Depresiasi
Depresiasi Satuan Hasil Per Satuan hasil
Rp 120.000.000 : 100.000 km = Rp 1.200
Beban Depresiasi X Hasil Produksi = Beban Depresiasi
Per Satuan hasil Tahun yang Tahun yang
Bersangkutan Bersangkutan
Rp 1.200 X 15.000 = Rp 18.000.000.
4. PT. Jaya Abadi pada tanggal 1 Januari 2011 membeli sebuah truk dengan biaya perolehan sebesar Rp 130.000.000 dengan nilai sisa Rp 10.000.000 jadi, biaya perolehan truk yang akan di depresiasi adalah Rp 120.000.000 yang diperoleh dari Rp 130.000.000 (harga perolehan) – Rp 10.000.000 (nilai sisa), dengan masa manfaat truk adalah 5 tahun dan tarif depresiasi truk per tahun adalah 20 % (100%: 5).
Jika menggunakan metode saldo menurun ganda, maka tariff metode garis lurus di atas yaitu 20% akan dikali 2 sehingga tarifnya menjadi 40% per tahun. Rumus perhitungan depresiasi truk untuk tahun pertama adalah…
Jawaban:
Nilai buku Tarif Beban
Pada X Saldo Menurun = Depresiasi
Awal tahun Setahun
Rp 130.000.000 X 40% = Rp 52.000.000.
5. Contoh soal penyusutan metode jumlah angka tahun (JAT). Pada tanggal 2 Januari 2014, PT Grindra Sejati membeli sebuah mesin untuk meningkatkan produksinya. Harga perolehan Mesin Sebesar Rp 135.000.000,00 dengan taksiran nilai sisa (salvage value) sebesar Rp 15.000.000,00.
Dan ditaksir, mesin tersebut hanya mampu berproduksi sampai dengan 4 tahun.
JAT (Jumlah Angka Tahun) : 1+2+3+4 = 10
Dasar Penyusutan | = | Rp 135.000.000,00 – Rp 15.000.000,00 |
= | Rp 120.000.000,00 |
Pencatatan:
Jurnalnya sama saja dengan metode garis lurus ataupun saldo menurun.
31 Desember 2014
Debit | | | Depreciation | Rp 48.000.000 | ||
Kredit | | | Accumulated Depreciation | Rp 48.000.000 |
31 Desember 2015
Debit | | | Depreciation | Rp 36.000.000 | ||
Kredit | | | Accumulated Depreciation | Rp 36.000.000 |
Bagaimana jika aset tetap yang diperoleh, tidak pada awal tahun?
Pada contoh di atas tanggal 2 Januari, bagaimana jika seandainya aset tetap diperoleh misalnya, terjadi pada bulan 12 Agustus ?
Perhitungan tarifnya tetap, hanya di bagi selama 5 bulan dari 12 bulan yang ada
Penyusutan tahun 2014 | = | 4/10 x 5/12 x 120.000.000 |
= | Rp 20.000.000 |
Penyusutan tahun 2014 | : | 4/10 x 7/12 x 120.000.000 | = | Rp 28.000.000 | |
: | 3/10 x 5/12 x 120.000.000 | = | Rp 15.000.000 | (+) | |
= | Rp 43.000.000 |
# Dari mana angka 7/12 ?
# Dan mengapa tarif tahun 2015 masih menggunakan tarif tahun pertama (4/10)?
Karena pada tahun pertama, tarif 4/10 hanya digunakan selama 5 bulan saja.
Maka sisanya 7 bulan digunakan pada penyusutan tahun ke dua, dan setelah tahun kedua dihitung dengan tarif tahun pertama selama 7 bulan, (7/12)
Maka sisa 5 bulan berikutnya menggunakan tarif tahun berikurnya (3/10)
Begitu juga dengan tahun tahun berikutnya, pengerjaannya sama saja.
Metode Penyusutan Jumlah Angka Tahun ini jarang sekali digunakan, karena pertimbangan perpajakan, di sini, aturan perpajakan membatasi metode ini.
Laporan pajak tidak bisa menggunakan metode ini dalam pelaporannya!
6. Pada tanggal 1 desember 2012, PT Kusuma Bangsa membeli sebuah kendaraan beroda empat angkut bekas dengan harga perolehan Rp 85.000.000. Mobil tersebut diperkirakan memiliki umur hemat 5 tahun, dengan nilai residu Rp 10.000.000. Berdasarkan data dalam ilustrasi ini hitunglah besarnya penyusutan dengan metode garis lurus!
Jawaban:
7. Sebuah kendaraan beroda empat mulai dioperasikan untuk perjuangan pada tanggal 1 Januari 2012. Mobil tersebut diperoleh dengan harga Rp 165.000.000 dan ditaksir sanggup dioperasikan untuk perjuangan selama 5 tahun. Hitunglah penyusutan tiap tahun dengan metode menurun berganda!
Jawaban:
= 100% : umur ekonomis
= 100% : 5 = 20%
8. Sebuah mesin produksi dengan harga Rp 315.000.000 mulai dipakai untuk operasi perusahaan pada bulan Januari 2011. Umur penggunaan ditaksir selama 5 tahun dengan nilai residu Rp 15.000.000. Hitunglah penyusutan tiap tahun dari penggunaan mesin tersebut dengan metode jumlah angka tahun!
Jawaban:
9. Harga perolehan mesin produksi Rp 12.500.000 dengan Nilai Residu Rp 780.000,umur hemat empat tahun. selama 4 tahun mesin tersebut dipakai sebanyak 10.000 jam,sedangkan aktivitas untuk tahun pertama 3500 jam, tahun kedua 2800 jam, tahun ketiga 2000 jam, dan tahun keempat 1700 jam. Hitunglah penyusutan tiap tahun dari mesin tersebut dengan metode satuan jam kerja!
10. Harga perolehan mesin produksi Rp 12.500.000 dengan Nilai Residu Rp 780.000, selama 4 tahun ditaksir akan menghasilkan 40.000 unit dengan perincian sebagai berikut:
tahun pertama 1500 unit, tahun kedua 10.000 unit, tahun ketiga 8000 unit, dan tahun keempat 7000 unit. Hitunglah penyusutan perunit dan penyusutan tiap tahun dari mesin tersebut dengan metode satuan unit produk!
11. Pada 1 Mei 2011 PT ABC membeli bangunan kantor senilai 15.000.000.000, masa manfaat (umur ekonomis) ditaksir selama 15 tahun, tanpa nilai sisa. Buatlah depresiasi atau penyusutannya!
Harga perolehan: 15.000.000.000
Umur ekonomis: 15 tahun
Nilai sisa: 0
Penyusutan per tahun: (15.000.000.000 – 0) / 15 = 1.000.000.000
Penyusutan per bulan: 1.000.000.000 / 12 = 83.333.333,33
Maka, pada 31 Desember 2011, PT ABC akan mencatat penyusutan sebesar:
1 Mei s/d 31 Desember 2011 adalah 8 bulan, sehingga beban penyusutan sebesar:
8 x 83.333.333,33 = 666.666.666,66.
12. PT PinterPandai membeli sebuah mesin dengan harga perolehan sebesar Rp 35.000.000,- Diperkirakan mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan nilai residu sebesar Rp 3.000.000,- Maka penyusutan pertahunnya adalah…
13. Harga perolehan Rp 13.000.000,- dengan taksiran nilai residu Rp 1.000.000,- Dasar penyusutan adalah Rp 12.000.000,- dengan umur pemakaian ekonomis 5 tahun. Jelaskan, persentasi depresi, penyusutan periode 1 dan 2!
14. Sebuah mesin dibeli dengan harga Rp 35.000.000,- Diperkirakan akan memberikan jasa 7.000 jam jasa. Dan akan digunakan selama 800 jam penggunaan. Buatlah penyusutannya!
15. Sebuah mesin mempunyai harga perolehan Rp 35.000.000,- diperkirakan mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan nilai residu Rp 5.000.000,- serta dapat diperkirakan dapat menghasilkan unit produksi selama 5 tahun sebagai berikut:
16. PT. TOKOPINTER membeli mesin foto copy seharga Rp. 10.000.000 umur 4 tahun pada tanggal 21 Januari 2012. Buatlah jurnal pada akhir tahun 2010.
Jumlah angka tahun = 4+3+2+1= 10
Depresiasi 2010 = 4/10 x Rp. 10.000.000 = Rp. 4.000.000
Jurnal pada akhir tahun 2010:
D: Beban depresiasi mesin fotocopy = Rp. 4.000.000
K: Akumulasi depresiasi mesin fotocopy = Rp. 4.000.000
17. Sebuah komputer laptop seharga Rp 6.000.000 diperkirakan umur manfaat 8 tahun, berapakah depresiasi pada periode ke 2?
Jawaban:
Presentasi depresiasi = (100%/8)*2 = 25%
Depresiasi Periode 1 = 25%*6.000.000 = Rp. 1.500.000
Depresiasi Periode 2 = 25%*4.500.000 = Rp. 1.125.000
18. Sebuah mesin kopi seharga Rp 3.000.000 diharapkan mempunyai nilai sisa Rp. 500.000 setelah digunakan selama 20.000 jam, tentukan tingkat depresiasi perjam pengunaannya!
Depresiasi = (3.000.000-500.000)/20.000jam = Rp. 125/jam
19. Sebuah komputer dibeli seharga Rp 2 jt dan umur manfaat 10 tahun diperkirakan alat tidak mempunyai nilai sisa, berapakah nilai pada penggunaan tahun ke 5?
Jawaban:
Depresiasi = (2.000.000-0)/10 = Rp 200.000
Depresiasi Komulatif Tahun ke 5 = 5×200.000 = Rp 1.000.000
Nilai Pada Tahun ke 5 = 2.000.000-1.000.00 = Rp 1.000.000
20. Tgl 12 februari 1999 PT ABC membeli sebuah mobil Toyota seharga Rp 170.000.000,-. Untuk biaya balik nama, pengujian, dan keperluan lainnya dibayar Rp. 5.000.000,-. Mobil tersebut ditaksir memiliki umur ekonomis 5 tahun dengan nilai sisa Rp 50.000.000,-
Diminta:
Hitunglah penyusutan pada tahun 1999
Buatlah tabel penyusutan selama 5 tahun
Penyelesaian:
Penyusutan th 1999 dihitung dari tgl 12 februari 1999 s/d 31 Des 2000 = 5 bulan:
Besar Penyusutan th 1999 = 5 x (175.000.000-50.000.000)
12 5
= 11.250.000
Tabel Penyusutan tahun 1999-2004
Tahun | Harga Penyusutan | Besar Penyusutan | Akumulasi Penyusutan | Nilai Buku |
1999 | 180.000.000 | 11.000.000 | 11.000.000 | 163.750.000 |
2000 | 180.000.000 | 39.250.000 | 39.250.000 | 136.750.000 |
2001 | 180.000.000 | 55.250.000 | 55.250.000 | 109.750.000 |
2002 | 180.000.000 | 92.500.000 | 92.500.000 | 82.750.000 |
2003 | 180.000.000 | 120.250.000 | 120.250.000 | 55.750.000 |
2004 | 175.000.000 | 135.000.000 | 135.000.000 | 40.000.000 |
21. Tgl 12 Februari 1999 PT Abadi membeli sebuah mesin bubut Rp 350.000.000,-. Untuk biaya pemasangan dan keperluan lainnya dibayar Rp 10.000.000. Mesin tersebut ditaksir memiliki umur ekonomis 8 tahun dgn nilai sisa Rp. 60.000.000,-.
Diminta:
Hitunglah penyusutan pada tahun 1999
Buatlah tabel penyusutan selama 8 tahun
Cara menghitung
Penyelesaian:
Tarif = 1 – (60.000.000/360.000.000) 1/8 = 0,20066 = 20,07 %
Penyusutan tahun 1999 dihitung dari tanggal 12 Feb 1999 s.d 31 Des 1999 = 11 bulan
Besar penyusutan tahun 1999 = 11/12 x 20,06 % x 360.000.000
= 66.198.000
Untuk tahun 2002 s.d 2008
Besar Penyusutan = Tarif x Nilai Buku
Besar Penyusutan tahun 2009 = 1/12 x 20,06 % x 61.291.995
= 1.024.596
Tabel Penyusutan tahun 1999 – 2009
Tahun | Harga Perolehan | Besar Penyusutan | Akumulasi Penyusutan | Nilai Buku |
1999 | 360.000.000 | 66.198.000 | 66.198.000 | 293.802.000 |
2002 | 360.000.000 | 58.936.681 | 125.134.681. | 234.865.319 |
2003 | 360.000.000 | 47.113.983 | 172.248.664 | 187.751.336 |
2004 | 360.000.000 | 37.662.918 | 209.911.582 | 150.088.418 |
2005 | 360.000.000 | 30.107.737 | 240.019.319 | 119.980.681 |
2006 | 360.000.000 | 24.068.125 | 264.087.443 | 95.912.557 |
2007 | 360.000.000 | 19.240.059 | 283.327.502 | 76.672.498 |
2008 | 360.000.000 | 16.380.603 | 298.708.005 | 61.291.996 |
2009 | 360.000.000 | 1.024.598 | 299.732.603 | 60.267.397 |
22. Tanggal 1 Mei 1999 Firma ABC membeli sebuah mesin fotocopy seharga Rp. 50.000.000. mesin fotocopy tsb ditaksir memiliki umur ekonomis 4 tahun dgn nilai sisa Rp. 5.000.000.-
Diminta:
Hitung Penyusutan tahun 1999-2005
Buatlah tabel penyusutan
Cara menghitung
Penyelesaian:
JAT = 4 x (4+1) = 10 atau JAT = 4+3+2+1 = 10
2
Angka Tahun Terbalik dijabarkan | 4 | 3 | 2 | 1 |
Angka Tahun ke | I | II | III | IV |
Penyusutan tahun 1999 dihitung dr tgl 1 Mei 1999 s.d 31 des 1999 = 8 bulan
Penyusutan tahun 1999
Besar Penyusutan = 8/12 x 4/10 x (50.000.000 – 5.000.000)
= 12.000.000
Penusutan Tahun 2001
Besar Penyusutan=
4/12 x 4/10 x (50.000.000-5.000.000) = 6.000.000
8/12 x 3/10 x (50.000.000-5.000.000) = 9.000.000
15.000.000
Penyusutan tahun 2002
Besar Penyusutan = 4/12 x 3/10 x (50.000.000-5.000.000) = 4.500.000
8/12 x 2/10 x (50.000.000-5.000.000) = 6.000.000
10.500.000
Penyusutan tahun 2003
Besar Penyusutan = 4/12 x 2/10 x (50.000.000-5.000.000) = 3.000.000
8/12 x 1/10 x (50.000.000-5.000.000) = 3.000.000
6.000.000
Penyusutan tahun 2004
Besar penyusutan = 4/12 x 1/10 x (50.000.000-5.000.000) = 1.500.000
Tabel Penyusutan
Tahun | Harga Perolehan | Besar Penyusutan | Akumulasi Penyusutan | Nilai Buku |
2000 | 50.000.000 | 12.000.000 | 12.000.000 | 38.000.000 |
2001 | 50.000.000 | 15.000.000 | 27.000.000 | 23.000.000 |
2002 | 50.000.000 | 10.500.000 | 37.500.000 | 12.500.000 |
2003 | 50.000.000 | 6.000.000 | 43.500.000 | 6.500.000 |
2004 | 50.000.000 | 1.500.000 | 45.000.000 | 5.000.000 |
23. Harga perolehan Rp 90.000.000,00 dengan taksiran nilai residu risidu Rp 15.000.000,00, dengan umur pemakaian ekonomis 5 tahun.
Penyelesaian:
Jumlah Angka Tahunan : 1+2+3+4+5 = 15
Dasar Penyusutan : Rp 90.000.000,00 – Rp 15.000.000,00 = Rp 75.000.000,00
Tahun Tarif Dasar penyusutan Penyusutan
1. 5/15 Rp. 75.000.000,00 Rp. 25.000.000,00
2 4/15 Rp. 75.000.000,00 Rp. 20.000.000,00
3 3/15 Rp. 75.000.000,00 Rp. 15.000.000,00
4 2/15 Rp. 75.000.000,00 Rp. 10.000.000,00
5 1/15 Rp. 75.000.000,00 Rp. 5.000.000,00
Perhatian: apakah penyusutan sudah benar ataukah belum? Anda bisa mengeceknya dengan cara, menjumlah penyusutan dari tahun ke-1 sampai tahun ke-5, apakah jumlahnya sudah sama dengan jumlah dasar penyusutannya yaitu Rp. 75.000.000,00.
24. Sebuah mesin laser dibeli seharga Rp. 250.000.000,- ditaksir memiliki umur ekonomis selama 5 tahun atau 500.000 jam kerja dan diperkirakan memiliki nilai sisa sebesar Rp. 50.000.000,-. Hitunglah besar penyusutan bila diketahui jam kerja setiap tahun sebagai berikut:
Tahun ke 1 = 100.000 jam
Tahun ke 2 = 120.000 jam
Tahun ke 3 = 130.000 jam
Tahun ke 4 = 80.000 jam
Tahun ke 5 = 70.000 jam
Penyelesaian:
Besar Penyusutan tahun 1 =
100.000 x 250.000.000 – 50.000.000 = Rp. 40.000.000
500.000
Besar Penyusutan tahun 2 =
120.000 x 250.000.000 – 50.000.000 = Rp. 48.000.000
500.000
Besar Penyusutan tahun 3 =
130.000 x 250.000.000 – 50.000.000 = Rp. 52.000.000
500.000
Besar Penyusutan tahun 4 =
80.000 x 250.000.000 – 50.000.000 = Rp. 32.000.000
500.000
Besar Penyusutan tahun 5 =
70.000 x 250.000.000 – 50.000.000 = Rp. 28.000.000
500.000
25. PT Garuda Emas membeli mesin penggilingan padi seharga Rp.10.000.000 dengan kapasitas produksi 50 ton beras, umur 4 tahun. Adapun perincian pemakaian selama 4 tahun tersebut:
Tahun 1 : 15 ton
Tahun 2 : 10 ton
Tahun 3 : 20 ton
Tahun 4 : 5 ton
Jawab :
Depresiasi tahun ke1 = Rp.10.000.000/50 ton x 15 ton = Rp. 3.000.000,-
Jurnal pada akhir tahun ke 1 :
D : Beban Dep.-Penggilingan Padi Rp. 3.000.000
K : Akumulasi Dep.-Penggilingan Pad=====Rp. 3.000.000
Depresiasi tahun ke 2 := Rp. 200.000 x 10 ton = Rp. 2.000.000
Jurnal pada akhir tahun ke 2 :
Beban Dep.-Penggilingan Padi Rp.2.000.000
Akumulasi Dep.-Penggilingan Padi====== Rp. 2.000.000
Depresiasi tahun ke 3 = Rp. 200.000 x 20 ton = Rp. 4.000.000
Jurnal pada akhir tahun ke 3 :
D : Beban Dep.-Penggilingan Padi Rp.4.000.000
K : Akumulasi Dep.-Penggilingan Padi====Rp. 4.000.000
Depresiasi tahun ke 4 = Rp. 200.000 x 5 ton = R. 1.000.000
Jurnal pada akhir tahun ke 4 :
D : Beban Dep.-Penggilingan Padi Rp. 1.000.000,-
K : Akumulasi Dep.-Penggilingan Pad==== Rp. 1.000.000.
Bacaan Lainnya
- Rumus Laporan Keuangan: Modal, Laba Rugi, Neraca (Financial statement) dalam Akuntansi
- Akuntansi: Jenis dan Spesialisasi Bidang-Bidang
- Akuntansi: Definisi, Pengertian, Siklus Akuntansi Laporan Keuangan Perusahaan Jasa dan Dagang
- Laporan Keuangan Konsolidasi – Pengertian dan Contoh Soal Dalam Akuntansi
- Contoh Bisnis Plan – Cara Membuat Rencana Bisnis
- Etika Bisnis – Penjelasan dan Contoh (Tata Krama Dalam Berbisnis)
- Cara Membuat Perusahaan Go Public – Syarat dan Prosesnya
- Pasar Modal (Capital Market) – Pengertian, Jenis, Fungsi, Risiko, Manfaat dan Contoh
- Cara Menganalisa Saham Seperti Ahli Pasar Saham Profesional
- Pasar Keuangan – Definisi, Pengertian, Jenis dan Contoh
- Bitcoin Uang Elektronik, Informasi, Sejarah, Transaksi, Cara Daftar Bitcoin Indonesia
- Uang Rupiah Negara Indonesia – Sejarah Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD
- Tempat Wisata Yang Harus Dikunjungi Di Tokyo – Top 10 Obyek Wisata Yang Harus Anda Kunjungi
- Cara Membeli Tiket Pesawat Murah Secara Online Untuk Liburan Atau Bisnis
- Tibet Adalah Provinsi Cina – Sejarah Dan Budaya
- Puncak Gunung Tertinggi Di Dunia dimana?
- TOP 10 Gempa Bumi Terdahsyat Di Dunia
- Apakah Matahari Berputar Mengelilingi Pada Dirinya Sendiri?
- Test IPA: Planet Apa Yang Terdekat Dengan Matahari?
- 10 Cara Belajar Pintar, Efektif, Cepat Dan Mudah Di Ingat – Untuk Ulangan & Ujian Pasti Sukses!
- TOP 10 Virus Paling Mematikan Manusia
Unduh / Download Aplikasi HP Pinter Pandai
Respons “Ooo begitu ya…” akan lebih sering terdengar jika Anda mengunduh aplikasi kita!
Siapa bilang mau pintar harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat Anda menjadi lebih smart!
Sumber bacaan: Investopedia, Accounting Coach, CFI Education Inc
Pinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu”
Quiz | Matematika | IPA | Geografi & Sejarah | Info Unik | Lainnya | Business & Marketing